Edisi 28 th V : 11 Juli 2014 M / 13
Ramadhan 1435 H
SURAT AL-IKHLAS
Penulis: ust. Marsudi (TPQ ad-Darajaat, Mayak)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt yang telah berfirman
dalam al-Qur’an surat al-Ikhlas: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia." Kemudian shalawat dan salam semoga tetap tercurah
pada Nabi Muhammad saw, sang pembawa risalah agama Islam sebagai satu-satunya
agama saat ini yang diridhai oleh Allah sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an
surat Ali ‘Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi
Allah adalah Islam …”.
Bulan ini, bulan Ramadhan penuh berkah. Di dalam bulan
ini, umat Islam berlomba-lomba dalam amal shalih, baik sedekah, taddarus
al-Qur’an maupun shalat tarawih. Dalam taddarus al-Qur’an di masjid atau
mushala, secara bergantian kita membaca al-Qur’an ayat demi ayat mulai dari
ayat pertama sampai terakhir. Pada saat yang sama, ada pula yang memberikan
sedekah makanan minuman bagi para pembaca. Adapun dalam shalat tarawih, kita
laksanakan dengan berjamaah baik 20 rakaat plus 3 witir maupun 8 rakaat plus 3
witir. Ada satu hal yang menarik bagi kita, bahwasanya dalam tarawih yang
dikerjakan 20 rakaat, biasanya surat yang dibaca pada rakaat pertama adalah
surat at-Takatsur sampai al-Lahab. Adapun pada rakaat kedua biasanya adalah
surat al-Ikhlas. Barangkali ada terbersit sebuah pertanyaan, mengapa surat
al-Ikhlas begitu sering dibaca, bahkan berulangkali dalam setiap rakaat kedua?
Apa sebenarnya keistimewaan surat al-Ikhlas sehingga terasa begitu dominan
dalam hampir setiap rakaat kedua?
Ada sebuah hadits dari Aisyah
yang menyatakan tentang keutamaan surat al-Ikhlas: "Sesungguhnya Nabi saw mengutus seseorang
kepada sekelompok pasukan, dan ketika orang itu mengimami yang lainnya di dalam
shalatnya, ia membaca, dan mengakhiri (bacaannya) dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, maka tatkala mereka kembali pulang,
mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah saw, lalu beliau pun bersabda:
“Tanyalah ia, mengapa ia berbuat demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia
pun menjawab: “Karena surat ini (mengandung) sifat ar-Rahman, dan aku mencintai
untuk membaca surat ini,” lalu Nabi saw bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya
Allah pun mencintainya”
(HR Bukhari dan Muslim). Dari hadits ini jelas tersirat bahwa barangsiapa
mencintai surat al-Ikhlas dan sering membacanya dalam shalat, maka Allah pun
akan mencintainya. Dan apabila seorang manusia sudah dicintai oleh Allah, maka
tiada penghalang untuk memperoleh kebaikan dan kebahagiaan.
Ada lagi hadits lain yang berasal
dari Anas bin Malik ra: "Seseorang (sahabat) dari golongan Anshar
mengimami (shalat) mereka (para shahabat lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia
membuka bacaan (di dalam shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat
(lainnya) yang ia (selalu) membacanya. Ia membuka bacaan surat di dalam shalatnya
dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, sampai ia selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dengan
membaca surat lainnya bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap
raka’at (shalat)nya. (Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya,
mereka berkata: “Sesungguhnya engkau membuka bacaanmu
dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu telah cukup bagimu
sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka (jika engkau ingin membacanya)
bacalah surat itu (saja), atau engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh)
membaca surat lainnya”. Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika
kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun jika
kalian tidak suka, aku tinggalkan kalian,” dan mereka telah menganggapnya orang
yang paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang
mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya. Sehingga tatkala Nabi saw
mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia
(Nabi) bersabda: “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu
yang telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu
membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?” Dia menjawab,"Sesungguhnya
aku mencintai surat ini,” lalu Rasulullah bersabda: “Cintamu kepadanya
memasukkanmu ke dalam surga” (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ahmad). Luar
biasa sekali. Jika pada hadits yang di atas, kecintaan pada surat al-Ikhlas
yang dibaca dalam setiap shalat akan berbalas dengan kecintaan Allah, maka kali
ini lebih jelas lagi, yaitu surga.
Selain itu,
ada lagi hadits lain dari Abu Sa’id al-Khudri ra
أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ
"Sesungguhnya
seseorang mendengar orang lain membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ dengan
mengulang-ulangnya, maka tatkala pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah dan
menceritakan hal itu kepadanya, dan seolah-olah orang itu menganggap remeh
surat itu, maka bersabdalah Rasulullah saw: “Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al-Qur`an” (HR Bukhari, Abu Dawud dan an-Nasa’i). Betapa hebatnya surat
al-Ikhlas sehingga membacanya bisa sebanding dengan membaca sepertiga
al-Qur’an. Hal ini tentu karena kandungan yang dahsyat dalam surat al-Ikhlas.
Dan memang kita bisa melihat bahwa inti ilmu tauhid ada dalam surat ini.
Sedangkan tauhid merupakan pondasi keimanan seseorang.
Terlepas dari betapa
dahsyatnya surat al-Ikhlas, tentu kita tidak boleh mengesampingkan surat-surat
al-Qur’an yang lainnya. Harus kita pahami bahwasanya setiap surat maupun ayat
dalam al-Qur’an memiliki hikmah sendiri-sendiri sehingga antara satu dengan
lainnya memiliki karakteristik istimewa. Sesungguhnya memang tidak ada satupun
yang sia-sia dalam al-Qur’an. Bahkan seperti kita telah ketahui bersama, orang
yang hanya mampu mendengarkan bacaan al-Qur’an pun, dan dia menghormati serta
mencintai al-Qur’an yang dibaca tersebut, maka insyaAllah baginya pahala.
Semoga
Allah membukakan hati kita untuk senantiasa mencintai setiap detail dari
al-Qur’an, dan semoga rasa cinta kita tersebut akan menjadi sarana bagi kita
untuk lebih mencintai Allah yang telah menurunkan al-Qur’an sehingga kita mendapatkan
balasan cinta dari-Nya. Aamiin…
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar