buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Senin, 25 April 2016

RAJAB



       Edisi 15 th VII : 8 April 2016 M / 30 Jumadil Tsani 1437 H
RAJAB
Penulis: ust. Herul Sabana, S.E (Mayak, Tonatan)
Segala puji dalam alam ini hanyalah bagi Allah swt yang telah menciptakan alam semesta sedemikian rupa, mengaturnya sehingga semuanya bergerak sesuai perintah-Nya sehingga terbukalah kemudahan bagi manusia untuk menentukan bilangan hari, minggu, bulan dan tahun, sesuai dengan petunjuk dalam al-Qur’an surat Yasin ayat 39-40 yang artinya: “Dan bulanpun telah Kami tetapkan manzilah-manzilahnya sampai ia kembali berbentuk (melengkung) seperti pelepah tua yang kering. Tidaklah mungkin matahari mengejar bulan dan malam mendahului siang. Masing-masing (Kami tetapkan) beredar pada garis edarnya.” Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada manusia terhebat yang pernah terlahir ke dunia yang kemudian menjadi pemimpin bagi seluruh umat manusia yaitu Nabi Muhammad saw.
Kita sudah hidup ribuan tahun setelah kehidupan Rasulullah saw. Meskipun begitu, kita diwajibkan untuk tetap setia pada tuntunan Rasulullah saw. Kita tetap harus menghidupkan kembali segala sunnah beliau. Salah satu metode untuk mengingat, mencermati dan meneladani segala kehidupan beliau adalah dengan menyelenggarakan kegiatan Rojabiyah yang selama ini telah diwariskan turun-temurun. Selama kegiatan Rojabiyah ini masih pada jalur syari’at yang benar, maka tentunya tidak perlu kita risau jika ada yang menuduh bid’ah atau sejenisnya.
Kita hidup dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, sampai tahun ke tahun. Dari keseluruhan waktu hidup ini, sebenarnya ada bulan-bulan khusus yang memiliki keistimewaan di sisi Allah yang bisa kita cermati tersirat di  dalam al-Qur’an

surat at-Taubah ayat 36 yang artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam ketetapan Allah di waktu penciptaan langit dan bumi, diantaranya ada 4 bulan haram.”
Salah satu diantara bulan haram tersebut adalah bulan Rajab yang sedang kita jalani ini. Pada bulan Rajab terjadi peristiwa fenomenal yang tiada bandingnya, yaitu peristiwa isro’ mi’roj Nabi Muhammad saw untuk menerima perintah shalat. Begitu istimewanya ibadah shalat sehingga Rasulullah harus menghadap sendiri kepada Allah, padahal ibadah-ibadah yang lain biasanya melalui perantara malaikat Jibril. Karena hal tersebut, Rasulullah pernah bersabda dalam hadits yang artinya: “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan agama.” (HR Bayhaqi).
         Shalat adalah salah satu bukti ketaatan manusia pada Tuhannya. Bila kita cermati setiap gerakan shalat, ternyata mengandung makna yang luar biasa. Shalat dimulai dengan gerak takbiratul ihram sebagai simbol penghormatan. Berdiri dengan wajah tertunduk memandang ke arah tempat sujud. Dilanjutkan dengan ruku’ yang seolah-olah menyerahkan kepala untuk pasrah seperti siap dipancung. Dan berbagai gerakan shalat lain yang mengandung makna luar biasa. Bahkan Prof. Dr. Hembing menuliskan dalam bukunya tentang hikmah gerak shalat bagi kesehatan. Sungguh luar biasa…
         Karena keistimewaan shalat ini, Rasulullah memerintahkan agar kita mendidik anak semenjak dini untuk senantiasa shalat, sebagaimana sabda beliau dalam hadits yang artinya:
“Perintahkan anak agar mengerjakan shalat apabila telah berumur 7 tahun, dan apabila sudah berumur 10 tahun (sedang dia tidak mau mengerjakan shalat) maka pukullah dia.”
Hadits ini bagi orang yang tidak memahami agama dengan benar, akan menyangka Islam membolehkan atau melegalkan kekerasan pada anak. Padahal makna sebenarnya justru sebaliknya, yaitu bahwa Islam sangat memperhatikan pendidikan anak usia dini dengan disiplin yang benar dan berkesinambungan atau kontinyu. Hukuman yang diberikan bersifat mendidik. Jika anak sudah mendapatkan pendidikan yang baik dan benar sejak usia dini maka si anak akan tumbuh dengan perkembangan yang bagus.
         Orang tua merupakan lembaga pendidikan primer sekaligus yang per-tama bagi seorang anak. Orang tua harus mampu untuk senantiasa mengontrol perkembangan si anak agar sesuai dengan yang dikehendaki. Ketika orang tua sudah menanamkan disiplin shalat lima waktu pada anak, maka anak tersebut akan terbiasa melaksanakan perintah agama tanpa merasa terbebani atau terpaksa. Bahkan secara psikologis, sese-


orang akan merasa aneh dan ada sesuatu yang kurang jika suatu saat tanpa sengaja meninggalkan kebiasaannya (dalam hal ini shalatnya). Disiplin shalat ini akan membentuk perilaku yang baik bagi anak dalam kehidupan bermasyarakat. Dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-‘Ankabut ayat 45 yang artinya:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah segala kejahatan dan kemunkaran.”
Jika seseorang semenjak usia kanak-kanak sudah terbiasa disiplin shalat kemudian mulai mengaplikasikan makna hakikat shalat dalam kehidupan sehari-hari, maka tentunya perilakunya akan mencerminkan keindahan akhlak Islami. Inilah hakikat pendidikan Islam yaitu suatu proses yang terus menerus berkesinambungan dengan latihan mental dan fisik sehingga akan membentuk moral yang bagus.
Keistimewaan bulan Rajab yang lain adalah tentang puasa sunnah. Jika seseorang mau melaksanakan puasa  sunnah satu hari saja di bulan Rajab, maka ada imbal balik yang luar biasa sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits yang artinya:
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah telaga yang disebut telaga Rajab. Airnya lebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberi minum padanya dengan air telaga itu.”
Menurut tafsir hadits tersebut, jika seseorang sudah minum air telaga Rajab, maka ia tidak akan merasa kehausan selamanya. Sungguh luar biasa….
        Berangkat dari kemuliaan bulan Rajab ini, maka tentunya kita harus semakin meningkatkan amal shaleh dan juga mempergunakan kesempatan yang baik di bulan Rajab ini. Mari kita syiarkan peringatan Rajabiyah dengan berbagai acara keagamaan dengan tujuan mengambil berbagai macam hikmah yang terkandung di bulan yang istimewa ini.
Semoga Allah juga memberi rahmat karunia kepada kita sehingga kita tetap diberi kesempatan menikmati bulan Rajab ini untuk kemudian memasuki bulan Sya’ban dan juga menyampaikan umur kita agar menjumpai bulan Ramadhan. Aamiin….
***










Tidak ada komentar:

Posting Komentar