Edisi 09 th VIII : 3 Maret 2017 M / 4 Jumadits Tsani 1438
H
AMAL SHALIH
Penulis:
Herul Sabana, S.E (Mayak, Tonatan)
Segala puji hanyalah bagi Allah
swt pencipta alam semesta beserta isinya yang telah berfirman dalam al-Qur’an
surat al-‘Ashr ayat 2-3 yang artinya: “Sesungguhnya manusia itu berada
dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih….”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw sebagai
sebaik-baik suri tauladan yang telah menunjukkan jalan yang lurus bagi umatnya.
Hubungan dengan Allah swt atau
yang biasa disebut hablum minAllah, harus selalu kita bangun dengan cara
meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya iman
manusia biasa seperti kita ini tidaklah bisa stabil, kadang imannya kuat tapi
sering kali justru melemah. Kita sering kali lupa, bahwa sebenarnya Allah swt
senantiasa mengawasi segala gerak tingkah laku kita. Dalam keadaan lupa
tersebut, kita bisa saja semakin lepas kendali dan makin bersenang-senang
dengan maksiat. Padahal apapun yang kita lakukan, tidak akan lepas dari
pengamatan Allah swt. Jika tingkat “kelupaan” kita ini melewati ambang batas,
maka bisa berbahaya bagi timbangan amal kita di yaumul hisab kelak. Oleh
karenanya, kita harus sering-sering memohon ampunan pada Allah atas segala
perbuatan kita yang tidak diridhaiNya. Selain itu kita juga harus memberikan counter
attack terhadap “kelupaan” kita tersebut dengan melakukan amal shalih
sebanyak mungkin. Dengan demikian, kita masih akan memiliki secercah harapan
agar hasil penimbangan amal kita di yaumul hisab dapat kita terima
dengan tangan kanan.
Dalam
al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat yang menyinggung tentang amal shalih.
Biasanya kata-kata amal shalih beriringan dengan kata “orang-orang yang
beriman”. Beberapa contoh diantaranya dalam surat al-Baqarah ayat 25 yang
artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman
dan beramal shalih, bahwa bagi mereka telah disediakan syurga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya….” Dan
masih banyak lagi lainnya.
Mungkin banyak
definisi tentang amal shalih. Hanya saja hal pokok yang bisa dijadikan acuan
adalah bahwa perbuatan baik belum tentu masuk kategori amal shalih. Dalam hal
ini ada beberapa syarat atau ketentuan sebuah perbuatan yang baik bisa
dikategorikan sebagai amal shalih. Selain itu ada juga beberapa hal yang
menjadi penghambat sebuah amal dinilai sebagai amal shalih. Sebuah
amal akan masuk kategori sebagai amal shalih dengan beberapa kriteria,
diantaranya adalah:
Ø
Ikhlas. Definisi ikhlas
beragam dan sangat banyak. Namun pada hakikatnya ikhlas adalah niat tidak
mengharapkan imbalan apa pun, baik berupa materi atau non materi seperti pujian
dsb. Maka ikhlas adalah langkah awal sebuah perbuatan untuk menjadikannya sebagai amal shalih.
Ø
Benar menurut syari’at agama Islam. Jika sebuah perbuatan dilakukan dengan niat yang ikhlas namun tidak
sesuai tuntunan syari’at maka tidak masuk kategori amal shalih. Proses untuk
amal shalih haruslah sesuai atau benar menurut syari’at sehingga akan
menghasilkan pahala, karena jika tidak sesuai syari’at tidak ada pahala.
Ø
Tujuannya mencari keridhaan Allah semata. Jika sudah melalui langkah awal yaitu niat yang ikhlas kemudian melalui
proses perbuatan yang benar menurut syari’at, maka syarat mutlak untuk amal
shalih adalah akhir yang menjadi tujuan perbuatan tersebut yaitu mencari ridha
Allah. Jika melenceng dari tujuan ini, meski amal perbuatan sangat luar biasa
sekalipun, tetap saja bukan amal shalih.
Dengan kriteria-kriteria tersebut di atas
maka selayaknya kita instropeksi diri. Ternyata untuk beramal shalihpun
tak semudah yang kita perkirakan. Dan yang mengetahui bahwa niat kita sudah
ikhlas, perbuatan kita sudah sesuai syari’at, tujuan kita hanya ridha Allah,
itu semua hanya Allah dan kita sendiri yang mengetahui. Kalau toh kita sudah
mampu memenuhi kriteria amal shalih,
tetapi masih ada hambatan atau hal-hal yang tanpa kita sadari justru membuat
kita terjebak tidak jadi beramal shalih. Hambatan tersebut diantaranya:
Ø
Sering kita menyangka bahwa
amal shalih sudah banyak dan kita begitu bangga yakin akan mendapatkan tempat
di surga. Hal seperti ini akan membuat kita menjadi malas. Padahal semua amal
kita itu belum tentu menjadi amal shalih dan diterima oleh Allah. Bisa jadi
semua ternyata sia-sia belaka tak menghasilkan pahala.
Ø
Menunda-nunda untuk berbuat
amal shalih. Betapa kita sering terjebak dalam kesibukan atau terlena dalam
kemalasan sehingga merasa masih akan ada banyak waktu untuk beramal shalih. Siapa
yang mampu memberikan jaminan bahwa besuk pagi kita masih bisa melihat matahari
lagi? Betapa kita tidak menyadari bahwa malaikat ‘Izrail si pencabut nyawa
kedatangannya tanpa mengucap salam atau tanda apa pun. Karena itu tidak ada
alasan yang relevan bagi kita untuk menunda amal shalih. Alangkah bagusnya jika
kita membandingkan diri kita dengan orang-orang shalihin, betapa kita tidak ada
apa-apanya dalam hal mengerjakan amal shalih.
Dari uraian
tentang amal shalih tadi, satu hal yang harus kita perhatikan adalah kata-kata “orang
beriman”. Jika seseorang mengerjakan amal kebaikan namun tidak beriman, maka
jangan pernah mengira dia telah beramal shalih. Akan tetapi tidak semua orang
berimanpun mampu mengerjakan amal shalih. Maka berbahagialah orang yang beriman
kemudian mengerjakan amal shalih karena Allah telah menjanjikan sesuatu yang
luar biasa sebagaimana tersirat dalam Surat an-Nahl ayat 97 yang artinya: “Barang
siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
lebih baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” Kemudian mari
kita cermati lagi surat al-Baqarah ayat 25 yang artinya: “Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih,
bahwa bagi mereka telah disediakan syurga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya….” Bagaimana? Tidak tertarik kah anda dengan janji Allah ini?
Padahal innAllaaha laa tuflihul mi’ad, sesungguhnya Allah tidak
pernah mengingkari janji. Karena itu mari segera berlomba dalam amal shalih.
Semoga Allah
meringankan langkah kita dalam berupaya mempertahankan keimanan serta
mengerjakan amal shalih. Semoga Allah merahmati kita dengan kasih sayangNya dan
meridhai segala amal usaha kita. Aamiin.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar