buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Minggu, 18 Juni 2017

AMAL SHALIH



       Edisi 09 th VIII : 3 Maret 2017 M / 4 Jumadits Tsani 1438 H
AMAL SHALIH
Penulis: Herul Sabana, S.E (Mayak, Tonatan)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt pencipta alam semesta beserta isinya yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-‘Ashr ayat 2-3 yang artinya: “Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih….”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw sebagai sebaik-baik suri tauladan yang telah menunjukkan jalan yang lurus bagi umatnya.
Hubungan dengan Allah swt atau yang biasa disebut hablum minAllah, harus selalu kita bangun dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya iman manusia biasa seperti kita ini tidaklah bisa stabil, kadang imannya kuat tapi sering kali justru melemah. Kita sering kali lupa, bahwa sebenarnya Allah swt senantiasa mengawasi segala gerak tingkah laku kita. Dalam keadaan lupa tersebut, kita bisa saja semakin lepas kendali dan makin bersenang-senang dengan maksiat. Padahal apapun yang kita lakukan, tidak akan lepas dari pengamatan Allah swt. Jika tingkat “kelupaan” kita ini melewati ambang batas, maka bisa berbahaya bagi timbangan amal kita di yaumul hisab kelak. Oleh karenanya, kita harus sering-sering memohon ampunan pada Allah atas segala perbuatan kita yang tidak diridhaiNya. Selain itu kita juga harus memberikan counter attack terhadap “kelupaan” kita tersebut dengan melakukan amal shalih sebanyak mungkin. Dengan demikian, kita masih akan memiliki secercah harapan agar hasil penimbangan amal kita di yaumul hisab dapat kita terima dengan tangan kanan.


            Dalam al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat yang menyinggung tentang amal shalih. Biasanya kata-kata amal shalih beriringan dengan kata “orang-orang yang beriman”. Beberapa contoh diantaranya dalam surat al-Baqarah ayat 25 yang artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka telah disediakan syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya….”  Dan masih banyak lagi lainnya.
Mungkin banyak definisi tentang amal shalih. Hanya saja hal pokok yang bisa dijadikan acuan adalah bahwa perbuatan baik belum tentu masuk kategori amal shalih. Dalam hal ini ada beberapa syarat atau ketentuan sebuah perbuatan yang baik bisa dikategorikan sebagai amal shalih. Selain itu ada juga beberapa hal yang menjadi penghambat sebuah amal dinilai sebagai amal shalih. Sebuah amal akan masuk kategori sebagai amal shalih dengan beberapa kriteria, diantaranya adalah:
Ø  Ikhlas. Definisi ikhlas beragam dan sangat banyak. Namun pada hakikatnya ikhlas adalah niat tidak mengharapkan imbalan apa pun, baik berupa materi atau non materi seperti pujian dsb. Maka ikhlas adalah langkah awal sebuah perbuatan  untuk menjadikannya sebagai amal shalih.
Ø  Benar menurut syari’at agama Islam. Jika sebuah perbuatan dilakukan dengan niat yang ikhlas namun tidak sesuai tuntunan syari’at maka tidak masuk kategori amal shalih. Proses untuk amal shalih haruslah sesuai atau benar menurut syari’at sehingga akan menghasilkan pahala, karena jika tidak sesuai syari’at tidak ada pahala.
Ø  Tujuannya mencari keridhaan Allah semata. Jika sudah melalui langkah awal yaitu niat yang ikhlas kemudian melalui proses perbuatan yang benar menurut syari’at, maka syarat mutlak untuk amal shalih adalah akhir yang menjadi tujuan perbuatan tersebut yaitu mencari ridha Allah. Jika melenceng dari tujuan ini, meski amal perbuatan sangat luar biasa sekalipun, tetap saja bukan amal shalih.
Dengan kriteria-kriteria tersebut di atas maka selayaknya kita instropeksi diri. Ternyata untuk beramal shalihpun tak semudah yang kita perkirakan. Dan yang mengetahui bahwa niat kita sudah ikhlas, perbuatan kita sudah sesuai syari’at, tujuan kita hanya ridha Allah, itu semua hanya Allah dan kita sendiri yang mengetahui. Kalau toh kita sudah mampu memenuhi kriteria amal shalih, tetapi masih ada hambatan atau hal-hal yang tanpa kita sadari justru membuat kita terjebak tidak jadi beramal shalih. Hambatan tersebut diantaranya:      
Ø  Sering kita menyangka bahwa amal shalih sudah banyak dan kita begitu bangga yakin akan mendapatkan tempat di surga. Hal seperti ini akan membuat kita menjadi malas. Padahal semua amal kita itu belum tentu menjadi amal shalih dan diterima oleh Allah. Bisa jadi semua ternyata sia-sia belaka tak menghasilkan pahala.


Ø  Menunda-nunda untuk berbuat amal shalih. Betapa kita sering terjebak dalam kesibukan atau terlena dalam kemalasan sehingga merasa masih akan ada banyak waktu untuk beramal shalih. Siapa yang mampu memberikan jaminan bahwa besuk pagi kita masih bisa melihat matahari lagi? Betapa kita tidak menyadari bahwa malaikat ‘Izrail si pencabut nyawa kedatangannya tanpa mengucap salam atau tanda apa pun. Karena itu tidak ada alasan yang relevan bagi kita untuk menunda amal shalih. Alangkah bagusnya jika kita membandingkan diri kita dengan orang-orang shalihin, betapa kita tidak ada apa-apanya dalam hal mengerjakan amal shalih.
Dari uraian tentang amal shalih tadi, satu hal yang harus kita perhatikan adalah kata-kata “orang beriman”. Jika seseorang mengerjakan amal kebaikan namun tidak beriman, maka jangan pernah mengira dia telah beramal shalih. Akan tetapi tidak semua orang berimanpun mampu mengerjakan amal shalih. Maka berbahagialah orang yang beriman kemudian mengerjakan amal shalih karena Allah telah menjanjikan sesuatu yang luar biasa sebagaimana tersirat dalam Surat an-Nahl ayat 97 yang artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” Kemudian mari kita cermati lagi surat al-Baqarah ayat 25 yang artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka telah disediakan syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya….” Bagaimana? Tidak tertarik kah anda dengan janji Allah ini? Padahal innAllaaha laa tuflihul mi’ad, sesungguhnya Allah tidak pernah mengingkari janji. Karena itu mari segera berlomba dalam amal shalih.
Semoga Allah meringankan langkah kita dalam berupaya mempertahankan keimanan serta mengerjakan amal shalih. Semoga Allah merahmati kita dengan kasih sayangNya dan meridhai segala amal usaha kita. Aamiin.
***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar