Bulletin
TELAGA JIWA
Susunan Redaksi:
Pembina:
MABIN TPQ Ma’arif NU Ponorogo.
Penanggung Jawab:
Ketua TPQ Ma’arif NU Kortan Ponorogo.
Manager:
Mahfud
Redaktur:
Hadi PS, Dana AD, Eri WH, Rohmanuddin, Wasis W, Asyif
NH.
Editor:
Marsudi
Keuangan:
Herul Sabana
Alamat Redaksi:
Ponpes Hudatul Muna Jenes Brotonegaran Ponorogo.
Contact Persons: 085233977218 dan 085235666984
Website:
Bulletin Telaga Jiwa TPQ NU Kortan
Ponorogo (*9)
group
facebook:
TELAGA JIWA TPQ NU Koortan Ponorogo
Edisi 23 th IV :
6 September 2013 M / 30 Syawal 1434 H
AYAT KURSIY
Penulis: Dana Ahmad Dahlani (mahasiswa al-Azhar Cairo)
Maha Suci Allah, Sang penguasa segala bentuk kehidupan. Bagi-Nya lah segala puji di langit dan di bumi. Semoga shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad saw. Dan juga
semoga dengan izin-Nya
kita termasuk golongan yang memperoleh syafaat beliau di hari kiamat
kelak.
Di antara ayat-ayat Allah yang termaktub dalam al-Qur’an terdapat suatu ayat yang memiliki kedudukan dan kemuliaan yang
agung di sisi Allah. Ayat ini sangat populer di kalangan umat Islam, termasuk
mereka yang buta huruf al-Qur’an sekali-pun. Ayat ini termuat dalam Surat al-Baqarah yaitu ayat ke 255. Ayat ini lebih di-kenal dengan sebutan Ayat Kursiy.
Ayat Kursiy memang diakui mempunyai nilai yang agung. Hal ini sebagaimana
dinyatakan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab (alias Abu
Mundzir/ayahnya Mundzir): “Rasulullah pernah bertanya kepadaku: ‘Wahai
Abul Mundzir, tahukah kamu ayat manakah dari Kitabullah yang telah kau hafal
itu yang nilainya paling agung?’ Ia
berkata: ‘Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Rasul
bertanya lagi: ‘Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat manakah dari Kitabullah
yang telah kau hafal itu yang nilainya paling agung?’ Akupun akhirnya menjawab:
‘Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum... (Ayat Kursi –pen).’ Beliau lalu menepuk dadaku seraya berkata,”Demi Allah
semoga ilmu yang kau miliki membuatmu senang wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim). Ayat
kursiy ini dinilai sebagai ayat yang paling agung dikarenakan mengandung
nama-nama dan sifat-sifat pokok yang dimiliki Allah, di antaranya ke-Tuhanan (ilahiyyah),
keesaan (wahdaniyyah), hidup (al-hayyu), pemelihara (al-qay-yum), ilmu
(al-‘ilm) dan lain sebagainya.
Namun tahukah Anda mengapa ayat ini dinamakan ayat kursiy? Tidak lain adalah karena ayat ini memang menjelaskan tentang kursiy (kekuasaan)
Allah.
Yang perlu dipahami adalah kursiy Allah tidak bisa disamakan dengan kursi manusia pada umumya. Karena Allah
memiliki sifat Mukhalafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhluq-Nya). Tentang makna ‘kursiy’ itu sendiri, para ulama masih
berbeda pendapat. Ada segolongan ulama yang memaknai ‘kursiy’ sebagai ilmu
Allah berdasarkan riwayat ath-Thabari dari Ibnu Abbas: “Kursi Allah
berarti ilmu Allah.” Ada juga yang mengartikannya sebagai tempat ‘kedua
telapak kaki’ Allah berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas: “Kursiy adalah
tempat kedua telapak kaki (Allah), sementara tentang ‘Arsy, tak ada siapapun
yang mengetahui ukurannya.” Semen-tara ulama yang lain memaknai ‘kursiy’ sebagai ‘Arsy itu sendiri. Al-Hasan berkata: “Kursiy adalah ‘Arsy itu sendiri.” Yang terakhir, ada pendapat yang mengatakan bahwa ‘kursiy’ adalah kekuasaan Allah yang dengannya Dia mengendalikan langit dan bumi. Masing-masing pendapat tersebut memiliki sudut pandang dan pertimba-ngan tersendiri, sesuai dengan riwayat yang telah diterima. Yang jelas,
sekali lagi kursiy Allah tidak sama dengan kursi-kursi
pada umumnya.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa
kursiy Allah meliputi langit dan bumi. Hal
ini berarti ukuran kursiy itu lebih luas dari langit dan
bumi. Abu Dzar al-Ghiffari pernah bertanya kepada
Nabi mengenai ‘kursiy’. Nabi bersabda: “Demi Dzat
yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, keberadaan tujuh langit dan tujuh lapis
bumi di ‘kursiy’ itu tak lain seperti keberadaan sebuah baju besi yang
diletakkan di hamparan padang yang luas. Sesungguhnya keutamaan ‘Arsy atas
Kursiy itu seperti keutamaan padang luas atas sebuah baju besi.” Dari
hadits ini bisa disimpulkan bahwa ukuran ‘Kursiy’ itu jauh lebih luas daripada langit
dan bumi. Sementara ukuran ‘Arsy Allah jauh lebih luas lagi daripada Kursiy. Hanya Allah sendiri yang mengetahui ukuran pastinya.
Akal manusia tidak akan mampu men-jangkaunya karena akal kita memang
sangat terbatas.
Itulah sebagian kecil dari intisari
Ayat Kursiy. Sangat pantas jika ayat ini
mempunyai keagungan yang luar biasa, mengingat isinya yang juga luar biasa.
Oleh sebab itu, kaum muslimin sering membaca Ayat Kursiy dalam dzikir-dzikir mereka seperti wirid setelah shalat, wirid pagi dan
sore, tahlil dan sebagainya. Para ahli thariqah pun juga menyelipkan
Ayat ini dalam amalan-amalan mereka. Seakan-akan semua umat Islam mengenal Ayat
Kursiy, kecuali mereka yang benar-benar
tidak mengharapkan anugerah yang besar dari Allah.
Banyak sekali fadhilah membaca ayat Kursiy yang bisa kita peroleh, di antaranya:
Jika kita rutin membacanya seusai shalat fardhu, maka
akan dijamin masuk surga. Nabi bersabda: “Siapa yang membaca ayat Kursiy
setiap usai shalat fardhu, niscaya tak ada yang menghalanginya masuk surga
kecuali kematian” (HR. Nasa’i). Maksud matan hadits ini adalah ketika kematian sudah datang, maka ia
akan dijamin masuk surga.
Selain itu, akan senantiasa dalam lindungan Allah hingga shalat fardhu
berikutnya. Nabi bersabda: “Siapa yang membaca Ayat Kursiy setiap usai shalat fardhu, maka dia barada dalam
lindungan Allah hingga tiba shalat (fardhu) berikutnya.” (HR. Thabrani).
Orang yang
membacanya saat tertimpa kesulitan, maka akan diberi kemudahan. Hal ini
berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Qatadah: “Orang yang
membaca Ayat Kursiy dan ayat-ayat terakhir dari al-Baqarah tatkala ditimpa
kesulitan, maka akan ada pertolongan
baginya.” (HR. Ibnu Sunni).
Membaca Ayat
Kursiy ketika hendak tidur, maka akan
dilindungi dari gangguan setan. Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan Imam
Bukhari disebutkan bahwa Abu Hurairah pernah didatangi seorang pencuri yang
ingin mengambil harta zakat. Abu Hurairah berhasil menangkapnya dan ingin membawanya ke hadapan Nabi. Tetapi si pencuri itu langsung menyerah dan
memberikan sebuah rahasia kepada Abu Hurairah: “Jika engkau beranjak ke
tempat tidurmu, maka bacalah Ayat Kursiy. Niscaya engkau akan selalu dijaga
oleh Allah dan setan takkan berani mendekatimu hingga pagi hari.” Ia pun
dilepaskan dan Abu Hurairah melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi. Nabi pun bersabda mengenai ucapan si pencuri
tadi: “Ia kali ini telah ber-kata jujur kepadamu meski ia biasanya berwatak pendusta.
Ia tak lain adalah setan.”
Bagi anda yang
ingin kuat hafalan al-Qur’an, salah satu resep dari Mughirah bin Suba’i (murid
Abdullah bin Mas’ud) menyatakan: “Barang siapa yang membaca 10 ayat dari
surah al-Baqarah, maka dia tidak akan lupa terhadap hafalan al-Qur’annya, yaitu
4 ayat pertamanya (ayat 1-4), Ayat kursiy dan 2 ayat setelahnya (ayat
255-257), dan 3 ayat terakhirnya (ayat 284-286).”
Ayat Kursiy juga bisa digunakan untuk ‘memagari’ rumah agar tidak dimasuki setan.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Barang siapa yang membaca 10 ayat dari surah al-Baqarah
di dalam rumah, maka setan tidak akan memasuki rumah itu di malam harinya
hingga tiba pagi hari. Kesepuluh ayat itu adalah 4 ayat perta-manya (ayat 1-4),
Ayat kursiy dan 2 ayat setelahnya (ayat 255-257) dan 3 ayat
terakhirnya (ayat 284-286).” Abdullah bin Ubaid bin Umair
berkata: “Abdur-rahman bin Auf ketika memasuki rumah, dia membacakan ayat Kursiy
di semua sudut rumahnya.”
Demikianlah beberapa fadhilah ayat
Kursiy yang sebenarnya masih banyak lagi dan tidak muat disebutkan di sini.
Semoga kita tetap mencintai ayat-ayat al-Qur’an, bukan saja hanya ayat Kursiy
namun semua ayatnya, sehingga kita mendapatkan berbagai macam fadhilahnya. Aamiin.
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar