Edisi 43 th VII : 28 Oktober 2016 M / 27 Muharram 1438 H
LUAR BIASANYA ILMU
Penulis:
ust. Marsudi, S.Pd.I (TPQ al-Mukmin, Bangunsari)
Segala puji hanyalah bagi Allah
swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat az-Zumar ayat 9 yang artinya: "…
Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran.”
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad saw, sang guru
sejati bagi seluruh umat manusia sampai akhir jaman.
Kami di sini tiap Jum’at bisa menerbitkan buletin Telaga Jiwa ini, dan anda
mampu membaca buletin ini. Terkait dengan buletin Telaga Jiwa ini, baik kami maupun
anda, tentu tak akan ada artinya bila tanpa ilmu baca-tulis yang kita miliki.
Dan dengan ilmu baca-tulis jugalah kita mampu menjelajah dunia yang kita
inginkan. Dalam konteks ini, kita bisa melihat betapa besar peran ilmu dalam
keseharian kita. Tanpa ilmu yang kita miliki, bagaimana kita bisa terus
berkompetisi dalam kehidupan yang keras ini?
Sesungguhnya ilmu merupakan bekal penting bagi kita untuk bertahan hidup.
Ilmu bukanlah monoton tentang baca tulis, melainkan tentang segala hal
ketrampilan berpikir, bertindak maupun bersikap. Ilmu pada awalnya dapat kita
cari melalui bimbingan guru, untuk kemudian jika kita sudah mahir berpikir,
bertindak maupun bersikap, maka kita bisa mencari sendiri melalui perenungan,
pemikiran, percobaan dan lain sebagainya. Namun betapa pun pandainya kita,
hakikatnya kita tetaplah membutuhkan bimbingan guru.
Dari sekian banyak ilmu
yang ada di dunia ini, ilmu yang paling urgen atau begitu penting adalah ilmu
agama. Jika seseorang pandai ilmu apapun namun bodoh dalam ilmu agama, maka orang
tersebut akan merasakan kehampaan hati dan jiwa. Ilmu agama yang dimaksud dalam
konteks ini adalah ilmu yang diamalkan atau diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, bukan cuma ilmu yang ada dalam pikiran dan teoritis semata. Ilmu
agama yang diamalkan tentu akan menyediakan imbal balik yang luar biasa. Ilmu
agama tersebut akan membuat si pengamalnya mendapatkan titel “orang baik”.
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقّـِهْهُ فِى
الدّ ِيْنِ
Artinya: “Barangsiapa dikehendaki oleh
Allah menjadi orang baik, maka Allah membuatnya pandai (faqih) dalam ilmu agama.” (HR Bukhari dan Muslim).
Seorang faqih
(pandai ilmu agama) tentu akan menjadi orang yang dibutuhkan masyarakat. Entah
dalam skala masyarakat besar ataupun kecil, bimbingan dan pengarahannya akan
sangat membantu terwujudnya masyarakat yang ideal. Dan dalam hal ini, Allah
memberikan imbalan yang luar biasa bagi siapapun yang dengan ilmunya membantu
orang lain menunjukkan ke arah yang benar. Rasulullah saw memberikan gambaran
penjelasan dalam hadits
مَنْ دَعَا أِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْاَجْرِ
مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa membimbing orang lain ke arah petunjuk
jalan yang benar maka baginya pahala sejumlah orang yang mengikutinya dalam
petunjuk tersebut dengan tiada mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (HR Muslim). Dari hadits ini kita bisa melihat betapa luar biasanya sebuah ilmu.
Kita bisa mendapatkan banyak pahala yang terus mengalir dari orang lain tanpa
kita sadari. Bayangkan jika kita membimbing seseorang agar mampu mengucapkan
lafadz basmalah dengan benar. Kemudian orang yang kita bimbing tersebut setiap
hari berkali-kali melafadzkan basmalah dengan benar sesuai apa yang kita
ajarkan. Padahal melafadzkan basmalah pahalanya sama dengan 19 kebaikan karena
melafadzkan satu huruf dari al-Qur’an pahalanya sama dengan satu kebaikan.
Inilah sejatinya yang disebut dengan the real
Level-Multi-Marketing, kerja keras yang sedikit
lalu menghasilkan banyak sekali hasil yang terus mengalir pada kita. Oleh
karena inilah kita diperbolehkan “iri” pada orang yang berilmu sebagaimana
hadits Rasulullah saw
لاَ حَسَدَ اِلاّ َ فِى اثْنَتَيْنِ : رَجُل ٌ اَتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلّـَطَهُ
عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقّ ِ وَرَجُلٌ
أَتَاهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلّـِمُهَا
Artinya: “Tiada diperbolehkkan iri hati (menginginkan sesuatu yang ada pada orang
lain) kecuali dalam dua perkara, yaitu (pertama) iri pada orang yang diberi
harta oleh Allah lalu memanfaatkannya untuk kepentingan yang haq (benar), dan
(kedua) iri pada orang yang diberi hikmah ilmu pengetahuan oleh Allah lalu
mempraktekkannya dalam kehidupannya serta mengajarkan ilmu pengetahuan
tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam
konteks hadits tersebut, iri yang dimaksud adalah keinginan kita untuk menjadi
seperti orang-orang yang berilmu. Keinginan tersebut kita wujudkan dengan
segala upaya untuk mencari ilmu
dari guru maupun sumber-sumber yang terpercaya. Dan ternyata, hal seperti ini pun mendapatkan
apresiasi yang luar biasa dari Allah, sebagaimana tersirat dari hadits
Rasulullah saw
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا
سَهّـَلَ اللهُ طَرِيْقًا أِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Dan barangsiapa
menempuh suatu jalan demi mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR Muslim). Siapapun orang yang mencari ilmu, ternyata
diapresiasi oleh Allah sama dengan orang yang mencari surga. Padahal orang yang mencari surga itu sama saja dengan mencari pahala. Pencarian
ilmu ini, selain dengan cara menemui sang guru melalui sekolah, madrasah,
pesantren, majlis ta’lim dan sejenisnya, dapat juga melalui sumber-sumber
terpercaya semisal kitab-kitab atau buku-buku yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kemudian setahap demi setahap, kita bisa memasuki dunia ilmu untuk kemudian
kita pahami dan lebih lanjut kita praktek dalam kehidupan sehari-hari. Serta
jangan lupa untuk berbagi ilmu agar kita mendapat manfaat dari ilmu tersebut. Anjuran
untuk berbagi ilmu ini dapat kita cermati dari hadits Rasulullah saw
بَلّـِغُوْا عَنّـِى وَلَوْ اَيَةً ...
Artinya: “Sampaikanlah (ajarkanlah) dariku meskipun hanya satu ayat ...” (HR Bukhari).
Semoga Allah melimpahkan
rahmat dan karunia pada kita semua, sehingga kita mendapatkan kemudahan untuk
mendapatkan ilmu dan mendapatkan kemudahan mempraktekannya untuk kemudian
merasakan luar biasanya sebuah ilmu. Aamiin.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar