buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Jumat, 21 Juni 2013

BELAJAR AL-QUR’AN SEJAK USIA DINI



Bulletin
TELAGA JIWA
Susunan Redaksi:
Pembina:
MABIN TPQ Ma’arif NU Ponorogo.
Penanggung Jawab:
Ketua TPQ Ma’arif NU Kortan Ponorogo.  
Manager:
Mahfud
Redaktur:
Hadi PS, Dana AD, Eri WH, Rohmanuddin, Wasis W, Asyif NH.
Editor:   
Marsudi
Keuangan:
Herul Sabana

Alamat Redaksi:
Ponpes Hudatul Muna Jenes Brotonegaran Ponorogo.
Contact Persons: 085233977218 dan 085235666984
Website:
Bulletin Telaga Jiwa TPQ NU Kortan Ponorogo (*9)
group facebook:
TELAGA JIWA TPQ NU Koortan Ponorogo



Edisi  12 th IV :  21 Juni 2013 M / 12 Sya’ban 1434 H
BELAJAR AL-QUR’AN SEJAK USIA DINI
Penulis: Ust. Mahfud (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
            Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah berfirman dalam al-Qur’an tentang penciptaan manusia, khususnya melalui surat al-Mukminun ayat 12-14: “Dan se-sungguhnya Kami telah menciptakan manusia berasal dari saripati tanah. Kemu-dian Kami jadikan saripati tersebut air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (yaitu rahim wanita). Kemudian air mani tersebut Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah tersebut Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging tersebut Kami jadikan tulang-belulang. Lalu tulang-belulang itupun Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk (yang berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad saw yang telah mengajarkan firman Allah dalam al-Qur’an kepada segenap umat manusia.
            Salah satu point dalam rukun iman adalah iman terhadap kitab-kitab Allah. Dalam konsep ini, iman kepada Taurat, Zabur dan Injil adalah cukup hanya dengan meyakini bahwa kesemuanya merupakan kalam Ilahi bagi umat terdahulu sehingga kita tidak wajib mempelajari dan mengamalkannya. Adapun beriman pada al-Qur’an yang merupakan kitab suci terakhir dan berlaku sampai akhir jaman, maka implemen-tasinya adalah dengan mempelajari serta mengamalkannya. Hal ini akan sangat efek-tif dan efisien jika dilaksanakan sejak usia dini. Anak mempunyai potensi yang sangat baik dalam menerima ilmu pengetahuan. Daya hafal anak sangat tinggi. Apa yang dihafal anak semenjak kecil, akan senantiasa diingat kala dewasa.
           Dalam hal pendidikan al-Qur’an, maka sesungguhnya menjadi tanggungjawab orang tua-lah untuk menanamkan akidah serta pengetahuan kepada sang anak sejak usia dini sebagai bekal kehidupan dunia dan akhiratnya. Anak ibarat kertas putih yang belum ternoda (tabula rasa), sehingga tergantung bagaimana orang tua dan lingku-ngannya memberi warna apa yang tersemat padanya. Jika sejak usia dini sudah dihias dengan berbagai akhlak mulia dan nilai-nilai Qur’ani, maka tentunya warna-warna cerah nan indah akan menghiasi hidupnya. Sebaliknya jika anak hanya dibiarkan berkembang dengan sendirinya tanpa bekal nilai-nilai Qur’ani yang cukup, maka sangat mungkin terjadi warna-warna kelabu bahkan warna tak karuan akan memenu-hi hidupnya.

  Berangkat dari sebuah hadis yang berasal dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ke-dua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasra-ni maupun seorang Majusi. Jika kita mencermati hadits ini maka kita dapat mena-rik sebuah konsep betapa peran orang tua sangat dominan dalam kehidupan sang anak di masa depan. Ke-dominan-an peran tersebut berimbas pada pertanggung jawaban yang harus dipikulnya di hadapan Allah swt kelak. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan pendidikan sang anak, bukan hanya pendidikan di sekolah formal saja, melainkan juga pendidikan agamanya. Kita harus menyadari bahwa porsi pendidikan agama di sekolah formal sangatlah sedikit. Secara umum, jumlah jam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah hanyalah 2 jam pelajaran tiap minggunya, dan itu masih dibagi lagi menjadi sub bab pendidikan agama seperti fiqh, aqidah akhlak dan al-Qur’an. Betapa minimnya …
Akan tetapi walau apapun kondisi kita, pendidikan agama Islam terutama al-Qur’an sangatlah penting bagi anak, dan menjadi kewajiban orang tualah untuk me-ngajarnya. Berhubung jaman sekarang para orang tua kebanyakan disibukkan de-ngan pekerjaan, sehingga seharian bekerja tidak ada waktu untuk mengajar anak-anaknya. Maka solusi yang tepat dan mudah adalah dengan menyekolahkan sang anak ke Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ). Taman Pendidikan al-Qur’an sekarang sudah muncul di mana-mana, bahkan tiap kelurahan/desa sudah ada. Hal ini akan jauh lebih baik daripada anak-anak dibiarkan hanya bermain atau full les belajar tambahan menghabiskan waktu di sore hari. Dengan memasukkan putra-putri di lembaga Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) berarti telah membiasakan gemar dan cinta membaca al-Qur’an. Cinta mem-baca al-Qur’an sangat dianjurkan sebagaimana bunyi sebuah hadits: “Rasulullah saw bersabda: "Didiklah anak kalian dengan tiga hal; cinta kepada Nabi, cinta kepada Ahlul Bait dan membaca al-Qur’an." (Kanz al-Ummal, jilid 16, hal 456, hadis 45409). Dalam hal ini, sesungguhnya terdapat banyak sekali hikmah dalam mempelajari al-Qur’an. Barangsiapa mau mempelajari dan mengajarkannya maka ia akan masuk kategori sebagai sebaik-baik manusia. Mari kita cermati sebuah hadits dari Usman bin 'Affan ra. yang telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR Bukhari). Kemudian kita sinkronkan dengan hadits lain dari Aisyah yang telah berkata: Rasulullah saw bersabda: Orang yang pandai ten-tang al-Qur'an maka kelak mendapat tempat di surga bersama-sama para Rasul yang mulia, dan bagi orang yang membaca al-Qur’an dan dalam membacanya terbata-bata karena susah (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala." (Riwayat Bukhari & Muslim). Mungkin ada pertanyaan yang terselip di hati kita, mengapa orang yang masih belum lancar cara membaca al-Qur’annya justru men-dapatkan dua pahala? Jika kita pikirkan secara jernih, maka sesungguhnya ada hakikat lain yang secara implisit termaktub di dalam hadits ini. Hakikat tersebut adalah dua pahala merupakan karunia bagi orang yang sedang belajar membaca al-Qur’an. Satu pahala karena dia sedang belajar, dan satu pahala karena dia membaca al-Qur’an. Tentu kita mafhum bahwa belajar termasuk dalam kategori ibadah. Bahkan ayat al-Qur’an yang pertama kali turun pun merupakan perintah belajar yaitu iqra’. Adapun membaca al-Qur’an jelas merupakan bentuk ibadah yang berpahala sebagaimana keterangan sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud yang berkata: “Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca kitab Allah (al-Qur’an) satu huruf, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu bernilai sepuluh pahala. Dan tidaklah aku mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf melainkan alif merupakan satu huruf, lam juga satu huruf dan mim juga satu huruf.” (HR Turmudzi)

Dari berbagai keterangan hadits di atas, tentunya kita semakin menyadari betapa urgennya pendidikan al-Qur’an bagi anak-anak usia dini. Semakin awal kita memperkenalkan al-Qur’an pada anak-anak, insyaAllah akan semakin banyak hik-mah yang diperolehnya. Apabila ada niat untuk mempelajari dan istiqomah mem-baca dan mengajarkan al-Qur’an, kelak di akhirat kita akan mendapat syafa’at dari al-Qur’an tersebut sebagaimana hadits dari Abu Umamah ra dia berkata: Aku men-dengar Rasulullah saw bersabda, "Bacalah al-Qur'an, sesungguhnya ia akan da-tang di hari kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya." (HR Muslim). Selain itu, ada baiknya kita memperhatikan firman Allah dalam al-Qur’an surat Muhammad ayat 24: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran atau-kah hati mereka terkunci?” dimana ayat ini didahului dengan ayat ke 23 yang ber-bunyi: “Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”
Akhirnya, semoga Allah senantiasa meringankan langkah-langkah kita da-lam mempelajari al-Qur’an serta mengamalkannya, dan juga mendorong generasi anak-anak agar juga senantiasa bersemangat dalam belajar al-Qur’an. Dengan demikian insyaAllah akan terwujud generasi Qur’ani yang mampu membangun peradaban secara lebih baik lagi … aamiin. 
*********




1 komentar: