Bulletin
TELAGA JIWA
Susunan Redaksi:
Pembina:
MABIN TPQ Ma’arif NU Ponorogo.
Penanggung Jawab:
Ketua TPQ Ma’arif NU Kortan Ponorogo.
Manager:
Mahfud
Redaktur:
Hadi PS, Dana AD, Eri WH, Rohmanuddin, Wasis W, Asyif
NH.
Editor:
Marsudi
Keuangan:
Herul Sabana
Alamat Redaksi:
Ponpes Hudatul Muna Jenes Brotonegaran Ponorogo.
Contact Persons: 085233977218 dan 085235666984
Website:
Bulletin Telaga Jiwa TPQ NU Kortan
Ponorogo (*9)
group
facebook:
TELAGA JIWA TPQ NU Koortan Ponorogo
Edisi 18 th IV :
2 Agustus 2013 M / 24 Ramadhan 1434 H
DAHSYATNYA
SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN
Penulis: Ust. Eri Wahyu Hidayatullah (TPQ al-Ghazali, Cokromenggalan)
Puji syukur alhamdulillah, kita masih diberi umur panjang
dan diberi kesem-patan menikmati sepertiga terakhir di bulan Ramadhan, di mana
bagian tersebut merupakan bagian yang sangat dinantikan oleh setiap hamba yaitu
ditetapkannya se-seorang sebagai manusia yang terbebas dari siksa neraka.
Semoga kita semua dapat masuk kategori tersebut. Aamiin. Kemudian shalawat
serta salam semoga tetap ter-limpahkan pada Rasulullah saw, nabi pembawa agama Islam
sebagai agama yang di-ridloi di sisi Allah swt.
Ramadhan hampir berakhir.
Mungkin masih banyak hal yang belum kita ker-jakan dan kemudian kita sesali
karena berakhirnya Ramadhan tahun ini. Dan mung-kin salah satunya adalah
kurangnya volume sedekah. Banyak pertanyaan yang terlin-tas di benak kita saat
mendengar kata sedekah. Mengapa kita harus sedekah apalagi di bulan Ramadhan
ini? Bukankah kebutuhan lebaran telah tampak nyata di hadapan mata? Jawaban
dari pertanyaan ini memerlukan perenungan diri, di mana kita telah mengaku sebagai
umat Rasullullah saw. Beliau merupakan teladan terbaik bagi kita. Dan seperti
kita ketahui bahwa beliau adalah orang yang paling dermawan, dan ke-dermawanan
beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan seperti ini. Hal ini ter-gambar
jelas dari sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas ra: “Rasulullah saw
adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan
Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk
me-ngajarkan al-Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah saw melebihi angin yang
berhembus.” (HR. Bukhari, no.6). Kemudian juga ditegaskan oleh Anas bin
Malik ra: “Rasulullah saw adalah orang yang paling berani dan paling
dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307). Dua hadits tersebut
kiranya sudah cukup untuk mendeskripsikan sifat serta sikap Rasulullah saw di
saat seperti yang kita alami saat ini, yaitu saat Ramadhan menjelang lebaran.
Bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial dimana
segala amal kebaikan diberi pahala berlipat dari hari-hari di bulan yang lain.
Oleh karena itu Rasulullah saw memberikan teladan semacam sedekah agar umatnya
mengikuti teladan tersebut sehingga mendapat fadilah yang luar biasa dari
kegiatan ini. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah dikatakan melebihi
angin yang berhembus. Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fat-hul Bari menjelaskan
maksud hal tersebut bahwa diibaratkan demikian karena Rasulullah saw sangat
ringan dan cepat dalam bersedekah, tanpa banyak berpikir maupun perhitungan,
sebagaimana angin yang berhembus dengan cepat. Angin diberi sifat “mursalah”
(berhembus) yang dalam hal ini mengisyaratkan kedermawanan tersebut memiliki
nilai manfaat yang besar, kare-na bukan asal memberi sekali saja melainkan
terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat yaitu angin yang
berhembus terus-menerus.
Dalam konteks ini, kita yang mengaku meneladani
beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk
bersedekah lebih banyak agar lebih bermanfaat di bulan Ramadhan melebihi
bulan-bulan lainnya. Diantara keuta-maan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
Ø Puasa
digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jami-nan surga. Puasa
di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas
kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi: “Setiap
amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah
Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang
akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151). Kemu-dian shalat malam
juga merupakan ibadah yang agung, yang jika didirikan di bulan Ramadhan dapat
menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah saw bersabda: “Orang
yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang
telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, Muslim no. 759). Sedangkan
sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Maka jika ketiga amalan yang agung
ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan, tentu balasannya
adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Se-sungguhnya di
surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat di-lihat dari dalam
dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah meng-anugerahkannya kepada
orang yang berkata baik, bersedekah makanan, ber-puasa, dan shalat di kala
kebanyakan manusia tidur.” (HR At-Tirmidzi no. 1984, Ibnu Hibban di Al
Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar al-Asqalani di Hidayatur Ruwah,
2/47).
Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain. Kita telah mengetahui betapa besar pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika
kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka
pahala yang kita raih menjadi lipat ganda. Dan ini bisa
terjadi dengan sedekah yaitu dengan memberikan hida-ngan berbuka puasa untuk
orang lain yang sedang berpuasa. Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup
dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan
murah untuk diberikan kepada orang lain. Rasulullah saw bersabda: “Orang
yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan
mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.”
(HR at-Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”). Kemudian ada juga hadits
lain: “Rasulullah saw biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma
basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada
maka dengan beberapa teguk air.” (HR at-Tirmidzi, Imam Ahmad, Abu Daud).
Ø
Puasa plus
sedekah berarti anti neraka. Kita tentu dapat membayangkan
bagaimana susahnya jika berada di neraka. Sebuah tempat penuh dengan ke-ngerian
yang tak memiliki jalan keluar. Oleh karena itu, kita harus menjauh-kan diri dari
ancaman neraka. Salah satu cara agar kita tak tersentuh atau anti neraka adalah
dengan puasa dan sedekah sebagaimana dijelaskan oleh hadits berikut: Sahabat
Mu'adz bin Jabal ra berkata, bahwa Nabi saw te-lah bersabda: "Ya Mu'adz,
bersediakah kamu sekiranya aku tunjukkan
ke-padamu pintu-pintu kebaikan?" Jawabku: "Ya Rasulullah,
saya bersedia menerimanya." Lalu Rasulullah bersabda: "Puasa adalah penangkal nera-ka, sedangkan sedekah dapat
menghapus dosa sebagaimana air dapat me-matikan api." (HR.
Tirmidzi dalam kitab shahihnya).
Itulah
beberapa keutamaan sedekah saat berpuasa di bulan Ramadhan. Namun pada
hakikatnya sedekah selayaknya dilakukan kapan saja. Kita harus benar-benar
meyakini bahwa sedekah merupakan sebuah bentuk keshalihan sosial yang akan berdampak
bagus bagi orang lain maupun diri sendiri. Orang yang sering bersedekah tidak
akan menjadi miskin walau apa pun yang terjadi. Konsep ini sudah dijamin oleh
Rasulullah saw melalui haditsnya: Sahabat Abi
Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah
bersabda: "Tidak ada satu hari pun yang dijelang umat manusia,
kecuali setiap pagi ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari malaikat itu
berkata: "Ya Allah, berilah ganti yang berlipat ganda kepada orang yang
telah menyedekahkan hartanya." Sedang yang
satu lagi berkata: "Ya Allah, hancurkanlah harta orang
yang tidak mau bersedekah (pada hari ini)."
(HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa Allah swt sangat pemurah kepada hamba-Nya
dengan membuka ke-sempatan menuai pahala begitu lebarnya melalui sedekah,
terlebih di bulan yang penuh berkah ini. Jadi … tunggu apalagi?
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar