buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Sabtu, 03 Agustus 2013

DAHSYATNYA SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN



Bulletin
TELAGA JIWA
Susunan Redaksi:
Pembina:
MABIN TPQ Ma’arif NU Ponorogo.
Penanggung Jawab:
Ketua TPQ Ma’arif NU Kortan Ponorogo.  
Manager:
Mahfud
Redaktur:
Hadi PS, Dana AD, Eri WH, Rohmanuddin, Wasis W, Asyif NH.
Editor:   
Marsudi
Keuangan:
Herul Sabana
Alamat Redaksi:
Ponpes Hudatul Muna Jenes Brotonegaran Ponorogo.
Contact Persons: 085233977218 dan 085235666984
Website:
Bulletin Telaga Jiwa TPQ NU Kortan Ponorogo (*9)
group facebook:
TELAGA JIWA TPQ NU Koortan Ponorogo



Edisi  18 th IV :  2 Agustus 2013 M / 24 Ramadhan 1434 H
DAHSYATNYA SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN
Penulis: Ust. Eri Wahyu Hidayatullah (TPQ al-Ghazali, Cokromenggalan)
Puji syukur alhamdulillah, kita masih diberi umur panjang dan diberi kesem-patan menikmati sepertiga terakhir di bulan Ramadhan, di mana bagian tersebut merupakan bagian yang sangat dinantikan oleh setiap hamba yaitu ditetapkannya se-seorang sebagai manusia yang terbebas dari siksa neraka. Semoga kita semua dapat masuk kategori tersebut. Aamiin. Kemudian shalawat serta salam semoga tetap ter-limpahkan pada Rasulullah saw, nabi pembawa agama Islam sebagai agama yang di-ridloi di sisi Allah swt.
Ramadhan hampir berakhir. Mungkin masih banyak hal yang belum kita ker-jakan dan kemudian kita sesali karena berakhirnya Ramadhan tahun ini. Dan mung-kin salah satunya adalah kurangnya volume sedekah. Banyak pertanyaan yang terlin-tas di benak kita saat mendengar kata sedekah. Mengapa kita harus sedekah apalagi di bulan Ramadhan ini? Bukankah kebutuhan lebaran telah tampak nyata di hadapan mata? Jawaban dari pertanyaan ini memerlukan perenungan diri, di mana kita telah mengaku sebagai umat Rasullullah saw. Beliau merupakan teladan terbaik bagi kita. Dan seperti kita ketahui bahwa beliau adalah orang yang paling dermawan, dan ke-dermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan seperti ini. Hal ini ter-gambar jelas dari sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas ra: “Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk me-ngajarkan al-Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah saw melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6). Kemudian juga ditegaskan oleh Anas bin Malik ra: “Rasulullah saw adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307). Dua hadits tersebut kiranya sudah cukup untuk mendeskripsikan sifat serta sikap Rasulullah saw di saat seperti yang kita alami saat ini, yaitu saat Ramadhan menjelang lebaran.


Bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial dimana segala amal kebaikan diberi pahala berlipat dari hari-hari di bulan yang lain. Oleh karena itu Rasulullah saw memberikan teladan semacam sedekah agar umatnya mengikuti teladan tersebut sehingga mendapat fadilah yang luar biasa dari kegiatan ini. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah dikatakan melebihi angin yang berhembus. Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fat-hul Bari menjelaskan maksud hal tersebut bahwa diibaratkan demikian karena Rasulullah saw sangat ringan dan cepat dalam bersedekah, tanpa banyak berpikir maupun perhitungan, sebagaimana angin yang berhembus dengan cepat. Angin diberi sifat “mursalah” (berhembus) yang dalam hal ini mengisyaratkan kedermawanan tersebut memiliki nilai manfaat yang besar, kare-na bukan asal memberi sekali saja melainkan terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat yaitu angin yang berhembus terus-menerus.
Dalam konteks ini, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih banyak agar lebih bermanfaat di bulan Ramadhan melebihi bulan-bulan lainnya. Diantara keuta-maan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
Ø Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jami-nan surga. Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi: “Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151). Kemu-dian shalat malam juga merupakan ibadah yang agung, yang jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah saw bersabda: “Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, Muslim no. 759). Sedangkan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Maka jika ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan, tentu balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Se-sungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat di-lihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah meng-anugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, ber-puasa, dan shalat di kala kebanyakan manusia tidur.” (HR At-Tirmidzi no. 1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar al-Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47).
Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain. Kita telah mengetahui betapa besar pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih menjadi lipat ganda. Dan ini bisa terjadi dengan sedekah yaitu dengan memberikan hida-ngan berbuka puasa untuk orang lain yang sedang berpuasa. Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain. Rasulullah saw bersabda: “Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR at-Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”). Kemudian ada juga hadits lain: “Rasulullah saw biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR at-Tirmidzi, Imam Ahmad, Abu Daud).
Ø  Puasa plus sedekah berarti anti neraka. Kita tentu dapat membayangkan bagaimana susahnya jika berada di neraka. Sebuah tempat penuh dengan ke-ngerian yang tak memiliki jalan keluar. Oleh karena itu, kita harus menjauh-kan diri dari ancaman neraka. Salah satu cara agar kita tak tersentuh atau anti neraka adalah dengan puasa dan sedekah sebagaimana dijelaskan oleh hadits berikut: Sahabat Mu'adz bin Jabal ra berkata, bahwa Nabi saw te-lah bersabda: "Ya Mu'adz, bersediakah kamu sekiranya aku tunjukkan ke-padamu pintu-pintu kebaikan?" Jawabku: "Ya Rasulullah, saya bersedia menerimanya." Lalu Rasulullah ber­sabda: "Puasa adalah penangkal nera-ka, sedangkan sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air dapat me-matikan api." (HR. Tirmidzi dalam kitab shahihnya).
Itulah beberapa keutamaan sedekah saat berpuasa di bulan Ramadhan. Namun pada hakikatnya sedekah selayaknya dilakukan kapan saja. Kita harus benar-benar meyakini bahwa sedekah merupakan sebuah bentuk keshalihan sosial yang akan berdampak bagus bagi orang lain maupun diri sendiri. Orang yang sering bersedekah tidak akan menjadi miskin walau apa pun yang terjadi. Konsep ini sudah dijamin oleh Rasulullah saw melalui haditsnya: Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Tidak ada satu hari pun yang dijelang umat manusia, kecuali setiap pagi ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari malaikat itu berkata: "Ya Allah, berilah ganti yang berlipat ganda kepada orang yang telah menyedekahkan hartanya." Sedang yang satu lagi berkata: "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang tidak mau bersedekah (pada hari ini)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa Allah swt sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka ke-sempatan menuai pahala begitu lebarnya melalui sedekah, terlebih di bulan yang penuh berkah ini. Jadi … tunggu apalagi?
*********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar