buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Rabu, 20 November 2013

BAHAYA MENINGGALKAN SHALAT



Bulletin TELAGA JIWA
Susunan Redaksi: Pembina: MABIN TPQ Ma’arif NU Ponorogo. Penanggung Jawab: Ketua TPQ Ma’arif NU Kortan Ponorogo. Manager: Mahfud. Redaktur: Hadi PS, Dana AD, Eri WH, Rohmanuddin, Wasis W, Asyif NH. Editor: Marsudi. Keuangan: Herul Sabana. Alamat Redaksi: Ponpes Hudatul Muna Jenes Brotonegaran Ponorogo. Contact Persons: 085233977218 dan 085235666984 Website: Bulletin Telaga Jiwa TPQ NU Kortan Ponorogo (*9). group facebook: TELAGA JIWA TPQ NU Koortan Ponorogo 


Edisi  34 th IV : 22 Nopember 2013 M / 18 Muharam 1435 H
BAHAYA MENINGGALKAN SHALAT
Penulis: Ust. Mahfud (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an su-rat al-Ma’un ayat 4-5: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. Shalawat dan salam semoga tetap mengalir tercurah pada nabi Muhammad saw yang telah bersabda dalam haditsnya: “Islam itu dibangun di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji dan puasa pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan).
Shalat merupakan hal yang sangat pokok dalam agama Islam, bahkan shalat merupakan tiang agama. Mendirikan shalat termasuk mendirikan agama, sedangkan meninggalkan shalat termasuk merobohkan agama. Hal ini jelas tersurat dalam hadits Rasulullah saw: “Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya” (HR Baihaqi). Oleh Karena itu, shalat merupakan hal yang sangat penting bagi seorang muslim, sebab shalat menjadi tolok ukur kebaikan serta diterimanya amal. Dengan kata lain kalau ingin amalnya menjadi baik maka pertama kali yang harus diperbaiki adalah shalat. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:Yang pertama kali akan diperhitungkan (dihisab) dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, jikalau shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya, dan apabila shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.” (Shahihul jami’). Mengingat betapa sangat pentingnya shalat, maka tentu ada bahaya-bahaya jika meninggalkannya. Bahaya yang dimaksud adalah ancaman sebagai konsekuensi apabila seorang muslim meninggalkan shalat.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah mengatakan: “Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (ash-Shalah, hal. 7). Kemudian juga dinukil oleh adz-Dzahabi dalam al-Kaba’ir, bahwa Ibnu Hazm rahimahullah telah berkata: “Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.” (al-Kaba’ir, hal. 25). Adapun pendapat Adz-Dzahabi sendiri adalah: “Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat secara keseluruhan -meski satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).” (al-Kaba’ir, hal. 26-27).
Pendapat para ulama tersebut di atas tentunya tidak lepas dari firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Ma’un ayat 4-5: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. Lalai dalam shalat maksudnya adalah shalat tidak tepat waktu, dalam artian ketika waktu sudah habis, baru melakukan shalat. Demikian orang yang shalat tidak tepat waktu saja diancam dengan kecelakaan, apalagi yang meninggalkan shalat. Diterangkan dalam kitab Ausath, diriwayatkan oleh Imam Thabrani: Barang siapa yang melakukan shalat tidak pada waktunya dan tidak menyempurkan wudhunya, tidak menyempurkanan khusyu’nya, ruku’ serta sujudnya, maka shalat kelak akan menjadi makhluk hitam nan gelap, kemudian berkata: sebagaimana kamu menyia-nyiakan aku semoga Allah menyia-nyiakan kamu. Sehingga pada suatu saatnya Allah melipatnya sebagaimana baju yang dilipat kemudian dilemparkan pada muka orang yang menyia-nyiakn shalat. Rasulullah saw bersabda:Barang siapa yang sengaja meninggalkan shalat, maka Allah akan mencatat namanya pada pintu neraka, yakni menjadi sebagian dari orang-orang yang akan masuk neraka. (HR Abu Nu’aim). Rasulullah saw juga bersabda: Barang siapa yang tidak menjaga shalat, maka kelak ia tidak akan memiliki nur, pertanda dan keselamatan serta di hari kiamat akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Hamman dan Ubaiy Bin Khalaf (HR Ahmad). Keempat nama orang yang disebutkan Rasulullah ini meru-pakan manusia-manusia pembangkang terhadap perintah Allah. Hal ini berarti jika kita tidak menjaga shalat, maka sama artinya dengan membangkang terhadap perintah Allah. Oleh karenanya ciri orang mukmin adalah shalat sedangkan ciri dari orang kafir adalah tidak melakukan shalat. Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang sengaja meninggalkan shalat, berarti ia telah kufur secara terang-terangan” (HR Imam Thabrani). Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga bersabda: Diantara kufur dan iman adalah meninggalkan shalat” (HR Tirmi-dzi). Kemudian juga Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang telah mengerjakan shalat tetapi shalatnya tidak mampu mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, maka tidaklah ditambah sesuatu kepadanya melainkan semakin jauh dari Allah.”
            Hadits-hadits ini merupakan ancaman yang sangat berat bagi seorang muslim yang tidak mau benar-benar menjaga shalatnya. Padahal jika kita mau menjaga shalat kita dengan baik, maka tentunya pahala yang telah disiapkan oleh Allah sangatlah luar biasa. Hal ini tersirat dalam al-Qur’an surat al-Ma’aarij ayat 32—35 dijelaskan sebagai berikut: “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu di syurga lagi dimuliakan.” Memang segala sesuatu yang berpahala besar itu tidak boleh hanya diangan-angan saja, melainkan harus dilaksanakan tanpa kemalasan dan keragu-raguan.
Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah swt dari segala kemalasan dan keraguan sehingga kita tetap teguh dalam keislaman dengan indikator istiqamah dalam menjalankan shalat. Artikel yang singkat ini semoga bermanfaat, pembaca menjadi semakin memahami betapa shalat merupakan hal yang sangat penting dan meninggalkan shalat merupakan kerugian yang besar, sehingga pada akhirnya kita semua benar-benar menjaga shalat 5 waktu, tidak hanya shalat ketika shalat tarawih, ketika jum’atan atau ketika hari raya saja. Aamiin.
*********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar