buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Senin, 17 Maret 2014

RUKU' DALAM SHALAT



      Edisi  10 th V : 7 Maret 2014 M / 5 Jumadil Ula 1435 H
RUKU’ DALAM SHALAT
Penulis: ust. Marsudi (TPQ ad-Darajaat, Mayak)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt yang telah menciptakan manusia kemudian memberi kesempatan untuk hidup di muka bumi guna beribadah, terutama shalat sebagaimana terdapat banyak perintah dalam al-Qur’an, salah satunya surat al-Baqarah ayat 43: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw yang telah menuntun kita dalam meniti syari’at agama yang diridhai Allah yaitu agama Islam.
Ketika kita mengerjakan shalat, pastilah kita melakukan ruku’ yaitu salah satu rukun shalat yang harus dikerjakan. Saat pelaksanaannya adalah setelah berdiri dalam shalat membaca al-fatihah dan ayat-ayat al-Qur’an. Ruku’ dimulai dengan takbir intiqal yaitu takbir pergantian dari satu rukun shalat ke rukun shalat lain. Takbir intiqal saat ruku’ disunnahkan untuk mengangkat tangan seperti halnya saat takbiratul ihram. Adapun hadits yang menjadi landasan hal ini adalah
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِذَا قَامَ إِلىَ الصَّلاَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى ينكونا بِحَذْوِمَنْكِبَيْهِ ثُمَّ يُكَبِّرُ فَاِذَا اَرَادَ اَنْ يَرْكَعَ رَفَعَهُمَا مِثْلُ ذَلِكَ وَاِذَا رَفَعَ رَأ ْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ رَفَعَهْمَا كَذَلِكَ (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Dari Ibnu ‘Umar berkata: Apabila nabi saw berdiri akan memulai shalat, maka diangkatlah kedua tangan hingga setinggi dengan kedua bahunya, kemudian mengucapkan takbir. Dan apabila akan ruku’ beliau juga mengangkat tangan seperti demikian, dan apabila bangun dari ruku’ beliau mengangkat tangan pula seperti demikian.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bila kita telaah lebih jauh, sesungguhnya tiap gerakan shalat itu sangat bermakna bagi kesehatan. Banyak sekali pakar-pakar kesehatan yang menyimpulkan demikian. Mengangkat tangan serupa takbir intiqal ruku’ ternyata memperlancar peredaran darah dan melonggarkan rongga dada. Di dalam dada manusia terletak sebuah jantung yang berfungsi mengatur semua darah, sedangkan darah secara berkesinambungan mengalir ke seluruh tubuh tanpa henti. Adapun gerakan ruku’ adalah membungkukkan badan ke arah depan sehingga punggung menjadi lurus, arah kepala tidak boleh mendongak atau menunduk tapi antara keduanya, dan telapak tangan memegang lutut dengan tuma’ninah (diam sejenak). Akan halnya seperti itu, ada baiknya kita simak hadits berikut ini:

فَإِذَا رَكَعْتُ فاَجْعَلْ رَاحَتَيْكَ عَلىَ رُكْبَتَيْكَ وَامْدُدْ ظَهْرَكَ وَمَكِّنْ لِرُكُوْعِكَ  (رواه ابو داود و احمد )
Artinya: “Maka apabila engkau ruku’ letakkanlah kedua telapak tanganmu pada kedua lututmu, dan luruskanlah punggungmu, dan tenanglah dalam ruku’mu itu.” (HR Abu Dawud dan Ahmad). Ada banyak lagi hadits-hadits tentang ruku’ yang menekankan pentingnya meluruskan punggung dan tuma’ninah dalam ruku’. Jika kita mau mengamalkan contoh ruku’nya Rasulullah saw sebagaimana tertera dalam banyak hadits tersebut, maka sesungguhnya ada banyak hikmah yang kita dapatkan.
Prof. Dr. H.A. Saboe dan Prof. Dr. H.M. Hembing Wijayakusuma menerang kan dalam buku karya tulisnya bahwa dengan posisi ruku’ yang benar dan sempurna maka kondisi tulang belakang akan tetap terawat baik, begitu juga dengan tulang kelangkang dan tulang tungging. Bagi ibu hamil, ketiga tulang ini sangat perlu dijaga, karena jika ada ketidak beresan, maka resiko akan ditanggung oleh bayi yang dikandungnya. Para bidan banyak menyarankan ibu hamil agar mengikuti senam hamil atau sering-sering mengepel lantai dengan tangan. Posisi seperti itu pada hakikatnya sama dengan posisi ruku’ yang sempurna, dan Rasulullah sudah mengajarkannya pada kita. Para ahli dari barat juga banyak yang mengungkapkan keistimewaan gerakan seperti ruku’, diantaranya yang dikutip dalam buku tersebut di atas adalah Dr. Frierich W., Dr. G. Laborie dan Dr. T.Y. Arramon. Mereka berpenda-pat bahwa gerakan ini menghindarkan kita dari 17 macam penyakit yang menyerang tulang belakang. Lebih jauh lagi, Prof. Dr. H.M. Hembing Wijayakusuma menjelas kan bahwa kesempurnaan ruku’ akan menangkal penyakit penyempitan ruas dan pengapuran tulang yaitu penyakit yang menyebabkan orang menjadi bongkok atau bungkuk. Menurut teknik akupuntur (tusuk jarum China), di punggung terdapat beberapa titik-titik penyembuhan. Dengan ruku’ sempurna maka terjadi rangsangan yang akan menjadikan titik-titik tersebut bereaksi dengan baik untuk penangkalan penyakit-penyakit tersebut. Inilah luar biasanya gerakan ruku’ yang sudah diajarkan teknis pelaksanaannya oleh Rasulullah saw.
Adapun kandungan filosofis dalam ruku’ adalah pernyataan kepasrahan kita pada sang Pencipta. Anda mungkin pernah melihat film tentang para pendekar samurai Jepang. Jika mereka kalah dalam pertarungan tapi belum mati dan tidak berdaya, maka mereka membungkukkan badannya seraya menyerahkan kepalanya untuk siap dipenggal sang lawan. Itulah kepasrahan total. Maka begitu jugalah kita kepada Allah. Saat ruku’ kita menyerahkan segala jiwa raga padaNya. Cara membungkuk ruku’ juga bisa diartikan penghormatan yang sangat mendalam terhadap Yang Maha Agung sekaligus ungkapan terima kasih yang tiada terkira. Bagaimanapun kita sudah diberi kesempatan hidup di dunia dengan segala kenikmatannya oleh Allah swt. Jika kita tidak mau menyatakan ketundukan dan rasa terima kasih, tentunya kita akan termasuk menjadi orang yang sombong yang pasti akan celaka kelak di akhirat. Dalam al-Qur’an sudah disinggung tentang orang yang tidak mau ruku’ atau tunduk pada Tuhan sebagaimana tertera dalam surat al-Mursalaat ayat 47-48: “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (agama). Dan apabila dikatakan pada mereka: ruku’lah, niscaya mereka tidak mau ruku’.”
Adapun bacaan atau do’a saat ruku’ yang umum kita amalkan adalah yang mengacu pada hadits riwayat Abu Dawud, ad-Daruquthni, Ahmad, ath-Thobroniy, dan al-Bayhaqi yang menyatakan bacaan ruku’ berbunyi

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِ هِ  (رواه ابو داود وَ الدرقطنى وَ احمد وَ الطبرنى وَ البيهقى)

Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan pujian bagiNya.”
Demikianlah sekelumit hal yang berkaitan dengan ruku’. Suatu gerakan yang rutin kita kerjakan namun belum kita sadari manfaatnya yang ternyata luar biasa. Dan alangkah baiknya jika kita memperhatikan dengan benar kaidah-kaidah gerakan maupun bacaan ruku’ demi tercapainya kesempurnaan shalat sehingga kita mendapatkan kemanfaatan lahir batin. Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk pada kita. Aamiin...
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar