Edisi
20 th V : 16 Mei 2014 M / 16 Rajab 1435 H
ISLAM DAN OLAH
RAGA
Penulis: ust. Marsudi (TPQ ad-Darajaat, Mayak)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt, Sang Pencipta alam
semesta yang memiliki sifat al-qawiyyu al-‘azizu, Yang Maha Kuat lagi
Maha Perkasa, tempat berlindung segenap makhluk. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw sebagai sebaik-baik suri tauladan yang
telah menunjukkan jalan yang lurus bagi umatnya.
Sebagai umat muslim, kita
sering berdo’a pada Allah swt. Barangkali di antara kita ada yang selalu
memanjatkan do’a: “Allahumma inna nas-aluka, salamatan fid dini, wa
‘afiyatan fil jasadi …” Ya, salah satu do’a yang sering kita panjatkan
adalah do’a memohon diberi kesehatan bagi raga kita. Dalam hal ini, tentu
karena kesehatan itu mahal harganya. Bahkan, harta dunia yang berlimpah pun
serasa tiada artinya jika kondisi raga tidak sehat. Selain itu, ada pepatah latin
yang menyatakan bahwa men sana incore poresano, di dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat. Kemudian juga dalam ilmu pendidikan islam,
dijelaskan juga bahwa al-ghardhu al-fardhiy atau tujuan individual dari
pendidikan adalah tercapainya kemampuan maksimal dari aspek aqliyah
(akal), khuluqiyah (hati), dan jismiyah (fisik/raga). Pendidikan Islam berusaha
untuk menguatkan dan memelihara raga agar tetap sehat dan kuat dengan sarana aktif
(semisal: makanan halal bergizi, berolah raga) dan sarana pasif
(semisal: lingkungan yang bersih, situasi yang kondusif) maka akan terbentuklah
jasmani yang sehat guna mendukung berbagai kegiatan ubudiyah maupun muamalah.
Ada banyak dalil baik berupa ayat al-Qur’an
maupun hadits yang dapat dijadikan indikasi adanya perhatian Islam terhadap
berbagai aktivitas olah raga atau olah tubuh. Contohnya seperti ketika
Rasulullah saw mengalahkan Rukanah, seorang ahli gulat, sehingga ia bersedia
masuk Islam. Dalam hal ini, tentunya Rasulullah saw sudah terbiasa berlatih
gulat dan mengetahui teknik-teknik gulat. Perbandingan postur tubuh Rasulullah
saw dengan Rukanah tidaklah begitu berimbang. Apalagi Rukanah sudah terkenal
sebagai ahli gulat yang mampu mengalahkan jago gulat dari seantero Arab. Maka
kisah ini member motivasi bagi umat Islam agar senantiasa mengolah tubuh
sekaligus belajar bela diri. Di lain riwayat disebutkan pula bahwa beliau memiliki
sembilan buah pedang, baju baja, tameng, dan pisau. Untuk mengenakan semua itu
tentu membutuhkan kondisi tubuh yang bagus dan terjaga kebugarannya. Demikian
juga hadits yang mengisahkan Rasulullah saw saat mengajak Aisyah lomba lari, dan
lain sebagainya.
Adapun dalam al-Qur’an disebutkan di surat
al-Qashas ayat 26: “Salah seorang dari kedua wanita (putri nabi Syu’aib
as itu berkata: "Wahai bapakku, ambillah ia (nabi Musa as) sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu
ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."
Dalam ayat ini, meski menceritakan tentang nabi Musa as, namun tetap urgen bagi
kita. Betapa orang yang terlihat kuat dan sehat akan lebih mudah mendapat
pekerjaan dari pada orang yang terlihat lemah dan sakit-sakitan. Sejalan dengan
konsep dalam ayat tersebut di atas, Rasulullah saw telah bersabda: “Mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada muk-min yang lemah. Dan
pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap
perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah,
dan janganlah engkau bersikap lemah.” (HR. Muslim). Selain itu,
beliau juga bersabda dalam salah satu hadits:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلا إِنَّ
الْقُوَّةَ الرَّمْىُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْىُ
“Dan bersiaplah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah, kekuatan itu adalah dengan melempar,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya tiga kali.” (HR. Muslim). Berkenaan dengan hadits
yang ini, keadaaan pada masa itu memang merupakan masa perang yang setiap saat
musuh akan dating menyerang. Oleh karena itu, Rasulullah saw senantiasa
menganjurkan umat Islam agar siap setiap saat dengan cara senantiasa berolah
raga menjaga kondisi agar tetap fit, serta melatih ketangkasan berperang. Pada
masa itu, ketangkasan berperang meliputi, memanah, memainkan pedang serta
tombak.
Selain menempa kondisi fisik, Rasulullah saw juga
menempa kondisi psikis kaum muslimin agar tetap memiliki semangat membara.
Salah satu sabda beliau adalah:
مَنْ عَلِمَ الرَّمْىَ ثُمَّ تَرَكَهُ فَلَيْسَ مِنَّا أَوْ قَدْ عَصَى
“Barangsiapa yang menguasai memanah kemudian
meninggalkannya, maka ia bukan golongan kami, atau beliau bersabda, maka ia
telah berbuat maksiat.“
(HR. Muslim). Memang pada generasi awal Islam, semua tokoh menunjukkan betapa
pentingnya membentuk jasmani yang kuat, yang dalam konsep ini sama halnya
dengan memupuk keimanan kita dengan menuntut ilmu agama dan beramal shaleh. Khalifah
Umar bin Al-Khaththab ra mengeluarkan sebuah perintah:
عَلِّمُوْا أَبْنَائَكُم السِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَرُكُوْبَ
الخَيْلِ
“Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan
menunggang kuda.” Dari
konsep perintah ini, pada akhirnya terbukti bahwa Khalifah Umar bin Khattab
mampu membentuk pasukan tangguh yang akhirnya membuka pintu bagi para pendakwah
agama islam untuk syiar ke luar negri Arab. Bahkan wilayah kekuasaan
kekhalifahan islam menjadi yang terbesar pada masa itu.
Dari
sekelumit uraian di atas, tentunya akan semakin menyadarkan kita bahwa Islam adalah
agama yang sempurna lagi menyeluruh, yang meliputi semua aspek kehidupan
manusia. Sebagaimana firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 3: “Pada
hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu” Islam
mengharap pemeluknya agar menjadi kuat dan sehat baik secara rohani maupun
jasmani. Semoga kita termasuk dalam kategori umat yang kuat dan dicintai Allah.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar