Edisi
17 th V : 25 April 2014 M / 25 Jumadil Akhir 1435 H
PERLINDUNGAN ALLAH
Penulis: ust. Herul Sabana
(TPQ al-Mansyur,
Mangkujayan)
Segala puji dalam alam ini hanyalah bagi Allah yang telah menciptakan
segala sesuatu kemudian mengatur dan melindunginya. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan pada penuntun umat manusia sampai akhir jaman, yang menjadi
suri tauladan bagi kita yaitu Nabi Muhammad saw.
Setiap dari kita pasti sudah mengenal sifat Allah yang
Rahman dan Rahim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Selaras dengan itu,
selayaknya kita mengetahui bagaimana tips agar mendapatkan “kasih sayang” Allah
tersebut. Al-Qur’an melalui ayat-ayatnya telah banyak menggambarkan bagaimana
ciri-ciri orang yang mendapatkannya. Dan secara global hal tersebut tersirat
dalam surat Ali Imran ayat 31: “Katakanlah (Muhammad): jika kamu mencintai Allah,
ikutilah aku, pasti Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosamu. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Penyayang.”
Ketika kita mencintai seseorang, maka bisa dipastikan kita akan mengasihi
dan menyayanginya. Apa yang menjadi keperluannya, kita akan berusaha semaksimal
mungkin untuk memenuhinya. Kita tidak akan membiarkan orang yang kita cintai
tersebut sengsara ataupun menderita. Hal seperti itu pulalah yang dilakukan
Allah terhadap hamba yang dicintai-Nya. Kalau toh hamba tersebut di dunia
kelihatannya mengalami berbagai cobaan, sesungguhnya hal tersebut hanyalah
wujud kasih sayang Allah yang ingin menguji dan menaikkan derajat hamba yang
dicintai. Oleh karena itu, kita harus mampu membedakan orang yang dicintai
Allah yang mendapatkan ujian, dengan orang yang hanya mendapatkan azab dari
Allah saja.
Rasulullah saw
pernah menyampaikan bahwa ada tiga golongan orang yang mendapat kasih sayang,
perlindungan dan pendampingan dari Allah, yaitu
1. Orang yang
rajin pergi ke masjid untuk beribadah hanya dengan niat karena Allah semata.
Hal ini karena pada hakikatnya masjid adalah tempat suci untuk beribadah sehingga
biasa disebut sebagai rumah Allah. Memasuki masjid berarti menjadi tamu bagi
Allah. Jika di dalam masjid tersebut kita melaksanakan shalat, dzikir dan
berdo’a berarti kita sedang berbincang-bincang dengan Allah. Jika kita sering
bertamu ke rumah Allah, menghadap Allah dengan menyampaikan segala hajat kita,
maka tentunya Allah akan memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang-Nya pada
kita. Perlindungan serta pendampingan juga akan kita nikmati dari Sang Maha
Kuasa. Dan atas kemurahan Allah, ketika kita berangkat mengayunkan langkah
menuju masjid saja sudah akan dihitung sebagai ibadah yang berhak atas
kompensasi pahala yang luar biasa, sebagaimana termaktub dalam hadits: “Dari Abu Hu-rairah ra,
bahwasanya Nabi saw bersabda: Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu berangkat
menuju masjid untuk menegakkan shalat fardlu, maka setiap ayunan langkah kanan
kirinya akan melepaskan dosa dan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim). Masih banyak lagi
hadits yang mengungkapkan fadhilah berangkat menuju masjid, Diantaranya: “Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Nabi saw
bersabda: Ba-rangsiapa (istiqomah) pergi ke masjid di pagi atau petang maka
Allah akan menyiapkan hidangan di surga pada setiap pagi dan petangnya.” (HR
Bukhari dan Muslim). Padahal siapapun yang punya hak untuk menyantap hidangan
surga, pada hakikatnya dia adalah penghuni surga.
2. Yang kedua
adalah orang yang rajin silaturrahmi atau menyambung tali ukhuwah Islamiyah
ataupun persaudaraan hanya karena Allah semata, bukan karena urusan bisnis atau
jabatan atau hal-hal keduniawian lain. Banyak sekali dalil-dalil yang membahas
masalah silaturrahmi ini, diantaranya adalah al-Qur’an surat al-Hujurat ayat
10: “Kehidupan
orang muk-min itu bersaudara, oleh sebab itu damaikanlah antara dua saudaramu
itu.”
Kemudian juga hadits riwayat Bukhari: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lain.
Dia tidak mendholiminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti…”. Lalu ada lagi hadits dari sahabat Abdirrahrnan bin ‘Auf ra berkata; Aku
telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Allah swt
telah berfirman: Aku adalah Allah Yang Maha pengasih, Aku telah
menciptakan
persaudaraan, kemudian Aku beri nama dengan sebagian nama Ku. Barangsiapa
menyambung tali persaudaraan berarti dia telah menyambung tali
keridhaan-Ku Dan barangsiapa memutus tali persaudaraan, berarti dia telah
memutus tali keridhaan-Ku." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
3. Yang ketiga
adalah orang yang berhaji ataupun berumrah dengan niat karena Allah saja.
Seperti kita ketahui bahwa untuk berhaji atau umrah memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Sungguh diperlukan keikhlasan yang tinggi untuk melaksanakannya. Dan
Allah memberikan balasan pahala ibadah haji atau umrah dengan pahala yang tak
terkira sehingga hajinya menjadi haji mabrur. Kebahagiaanlah bagi orang-orang
yang mampu mencapai haji mabrur. Terkait
titel sebagai orang kaya atau-pun orang miskin, namun saat beribadah haji
semuanya sama saja. Ketika berada di padang arafah, semuanya hanya mengenakan
pakaian ihram yang tidak berbeda jauh. Hal ini melambangkan bahwa setelah hari
kiamat dan manusia dibangkitkan kembali, maka keadaannya sama semua. Tidak ada
lagi gelar keduniaan, tidak ada lagi perbedaan kasta ataupun pangkat.
Selayaknya kita memikirkan hal tersebut agar kita semakin berhati-hati menjaga
ketakwaan da-am rangka menghadapi hari kiamat yang tidak diketahui kapan
terjadinya, sebagaimana tersirat dalam Qur’an surat Thaha ayat 15: “Sesungguhnya hari kiamat itu (pasti) akan datang.
Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa
yang ia kerjakan.”
Demikianlah diantara golongan-golongan orang
yang mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari Allah. Sesungguhnya jika
seorang hamba sudah mampu mencapai maqam/tingkatan ini, maka tidak ada
lagi kekhawatiran apapun baginya. Sebab dia akan merasa yakin bahwa Allah
selalu mendampingi perjalanan hidupnya, yang berarti Allah akan senantiasa
menentukan hal-hal terbaik baginya. Dalam konteks inilah kemudian terimplementasi
menjadi konsep ikhtiyar yang berlanjut ke tawakkal dan berujung qonaah.
Kesemuanya itu harus didasari dengan iman dan takwa yang selalu ditingkatkan
demi terwujudnya insan kamil.
Semoga kita mendapat ridha dari Allah swt untuk menjadi salah satu
diantara sedikit hamba-Nya yang terpilih mendapatkan kasih sayang dan
perlindungan-Nya. Aamiin…
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar