buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Jumat, 30 Mei 2014

TANDA CINTA ALLAH



      Edisi  19 th V : 9 Mei 2014 M / 9 Rajab 1435 H
TANDA CINTA ALLAH
Penulis: ust. Mahfud (TPQ Miftahul Huda, Jenes )
Segala puji hanyalah bagi Allah swt, Sang Pencipta alam semesta dan yang memiliki kuasa untuk mengaturnya, yang memiliki sifat Rahman Rahim dalam kuasa-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw sebagai sebaik-baik suri tauladan yang telah menunjukkan jalan yang lurus bagi umatnya.
Setiap manusia mempunyai rasa cinta ingin mencintai dan ingin pula dicintai. Oleh karenanya, jika mendapat cinta dari sesama manusia adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Apalagi kalau mendapatkan cinta dari Allah swt, Tuhan yang menciptakan semua makhluk. Maka dari itu, kewajiban kita adalah berusaha untuk mendapatkan cinta Allah swt, agar kebahagiaan dunia dan akhirat dapat kita capai. Tanda-tanda dan sebab-sebab Allah mencintai hamba-Nya, diantaranya adalah sebagai berikut:
*   Pertama, firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 31: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Demikianlah apabila hamba mengikuti sunah-sunah Rasulullah saw, maka ia akan dicintai oleh Allah swt dan akan mendapat kasih sayang serta ampunan dari Allah swt. Perkataan dan perbuatan Rasulullah saw adalah cermin dan juga uswatun hasanah bagi umatnya. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlaq Rasulullah saw, maka beliau menjawab bahwa akhlaq Rasulullah saw adalah al-Qur’an (Riwayat Bukhari-Muslim). Dalam konsep ini, mengikuti sunah Rasulullah saw sama dengan mengamalkan al-Qur’an. Sedangkan al-Qur’an memuat segala ketentuan Allah.

Kedua. Orang senantiasa bersikap lemah lembut terhadap sesama muslim dan keras (dalam hal aqidah) terhadap orang kafir. Hal ini bisa berarti bangga dan sangat menjaga terhadap iman yang dimiliki, serta tidak merasa hina menjadi seorang mukmin. Dengan demikian pada akhirnya tidak merasa rendah, malu ataupun pesimis apabila memperjuangkan agama, walaupun tidak disukai orang-orang kafir dan munafik. Dalam kaitannya dengan hal ini, Allah swt berfirman melalui al-Qur’an surat al-Maidah ayat 54: “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela.”  
Ketiga. Orang yang tidak memusuhi wali Allah. Al-Qur’an surat Yunus ayat 62 menyebutkan: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Keempat. Orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dengan perkara yang diwajibkan oleh Allah swt dan perkara-perkara yang disunahkan oleh Allah swt. Sebuah hadits dapat dijadikan sebagai acuan: “Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: Barang siapa memusuhi kekasih-Ku maka Aku ijinkan baginya untuk memeranginya (musuh tersebut). Dan apa yang (dipersembahkan) hamba-Ku dengan mende-katkan diri dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan baginya. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunnah sampai Aku mencintainya. Kalau sudah Ku-cintai, maka Aku (memberi taufik) pada pendengarannya yang digunakan untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat, tangannya yang digunakan untuk memukul, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Kalau dia meminta kepada-Ku akan Ku-beri, kalau dia minta perlin-dungan kepada-Ku, pasti akan Aku lindungi. Dan Aku tidak mengakhirkan serta berhenti seperti berhenti keraguan dalam urusan, Aku yang melakukan nya kecuali ketika mencabut jiwa hamba-Ku orang mukmin, (Aku berhenti) agar mudah dan hatinya condong untuk rindu menggapai jalan orang-orang yang mendekatkan diri di golongan orang-orang tinggi (kedudukannya). Dan Aku tidak ingin menyakitinya (dengan mencabut nyawanya agar mendapatkan rakmat dan pengampunan dan menikmati kenikmatan surga). (HR. Bukhari).
Kelima. Orang yang dicintai oleh Allah swt akan diuji oleh Allah swt, sebagai mana hadits nabi Muhammad saw: “Sesungguhnya agungnya balasan dari besarnya cobaan. Dan sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla ketika mencintai
suatu kaum, maka kaum tersebut akan diujinya. Barangsiapa yang ridha, maka dia mendapatkan ridha-Nya. Barangsiapa yang murka, maka dia mendapatkan kemurkaan.” (HR. Tirmizi, 2396 dan Ibnu Majah, 4031). Hanya saja bagi orang awam, terkadang ujian dari Allah dianggap sebagai bala’ atau bencana. Padahal bisa jadi ujian yang berupa kesulitan dan cobaan yang diterima hamba merupakan indikasi siksa di akhiratnya akan diringankan oleh Allah swt, sebagaimana hadits nabi Muhammad saw: “Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, maka akan disegerakan hukuman di dunia, kalau menginginkan bagi hambaNya kejelekan, maka ditahan (siksanya) dikarenakan dosanya sampai terpenuhi nanti di hari kiamat.” (HR. Tirmizi, 2396).
Keenam. Orang yang dicintai oleh Allah swt senantiasa dicintai oleh makhluk-Nya, sebagaimana keterangan dalam hadits Qudsi: Kalau Allah mencintai seorang hamba, Jibril menyeru ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia. Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia. Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian ditaruh baginya penerimaan di bumi.” Dalam konsep ini, manusia secara kasat mata tidak mampu melihat penduduk langit mencintai seorang hamba. Tetapi dalam kehidupan dunia, sesungguhnya kecintaan tersebut dapat diketahui dari kecintaan masyarakat yang tanpa pamrih pada seorang hamba.
Berangkat dari sekelumit tulisan ini, serta sabda Rasulullah saw: “Di antara doa Nabi Daud as ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarkanku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah saw mengingat Nabi Daud as beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412), maka mari berdoa semoga kita termasuk hamba yang dicintai oleh Allah serta kita termasuk manusia yang juga dicintai manusia lain. Aamiin.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar