Edisi 17 th VIII : 5 Mei 2017 M / 8 Sya’ban 1438 H
KEIKHLASAN
Penulis:
Herul Sabana, SE (Mayak Tonatan)
Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah menciptakan manusia, kemudian
memberinya petunjuk melalui para Rasul-Nya. Dan melalui Rasul-Nya yang terakhir
yaitu Nabi Muhammad saw, Allah telah berfirman dalam kitab suci al-Qur’an surat
An-Nisaa' ayat 125 yang artinya: "Dan, siapakah yang lebih baik
agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang
dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?" Shalawat
salam semoga selalu terlimpahkan pada Nabi Muhammad saw sebagai manusia yang
paling sempurna mengaplikasikan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari, yang hal tersebut harus kita teladani agar mencapai kebahagiaan
hidup dunia akhirat.
Ayat ke 125 dari surat an-Nisaa’
tersebut di atas memperlihatkan pada kita, betapa tinggi derajat seseorang yang
ikhlas dalam agama. Dalam konsep ini, tidaklah mudah bagi setiap orang untuk
mencapai derajat ini. Semuanya membutuhkan waktu dan perjalanan yang panjang.
Kita mungkin bisa melihat adanya para da’i kecil yang menyeru dakwah dengan
mengutip berbagai ayat al-Qur’an maupun hadits. Dengan tidak menafikan kadar
keilmuwan mereka, tentunya untuk ukuran anak kecil, masih perlu perjalanan
panjang lagi untuk mencapai derajat sebagaimana yang disampaikan. Hal ini tentu
saja ada pengecualian anak-anak kecil yang memang tergolong hebat dalam
agamanya. Oleh karenanya, kita yang sudah berumur ini tentunya harus berusaha
lebih bagus dari mereka-mereka ini.
Sebentar lagi,
insyaAllah kita akan memasuki bulan
Ramadhan sebagai bulan penggodokan jiwa dan juga setelahnya insyaAllah
akan masuk bulan Syawal sebagai
bulan penyempurna kefitrahan. Selayaknya kita menjadi semakin lebih baik dalam
bulan-bulan tersebut. Dalam
bulan Ramadhan kita dilatih untuk mengikhlaskan diri mengabdi pada Allah dengan
berlapar dahaga di siang hari dan hanya sedikit memejamkan mata di malam hari.
Sedangkan dalam bulan Syawal kita dilatih untuk saling mengikhlaskan segala
kesalahan yang telah diperbuat orang lain serta dilatih untuk jujur mengakui
segala kesalahan yang telah kita perbuat. Dengan stimulus Ramadhan dan Syawal
tersebut, diharapkan kita mampu menjadi mukhlisin
yaitu orang yang senantiasa ikhlas dalam segala perbuatannya. Ketika melakukan
kebaikan, seorang yang ikhlas tidak akan mudah sombong dalam bentuk apapun, meskipun banyak pujian dan sanjungan ditujukan
padanya. Sebaliknya, jika ia melakukan sesuatu kemudian mengalami kegagalan
maka tiadalah ia berkeluh kesah hati gundah dan merasa marah saat orang lain
mencibir mencaci-maki. Hal ini dikarenakan memang niat yang ada dalam hati
orang yang ikhlas hanyalah mencari keridhaan Allah semata. Dalam konteks ini,
niat untuk berbuat ikhlas menjadi sangat penting guna mendukung suasana hati
setelah hasil dari pekerjaan nanti terlihat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw
dalam hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya: “Setiap
amal perbuatan tergantung niatnya, dan setiap orang mendapatkan apa yang
menjadi tujuan niatnya….”
Sebenarnya banyak sekali
fadhilah dari keikhlasan sebagai hasil penggodokan jiwa dan penyempurnaannya,
diantaranya ialah:
Ø
Keikhlasan akan membentuk
karakter sabar. Sebagaimana disebutkan di atas, orang yang ikhlas tidak
mengharap pujian dan tahan terhadap cibiran. Dengan begitu, ia akan bersabar
menghadapi segala macam bentuk reaksi dari orang lain. Pun jika ia kehilangan
sesuatu, maka ia akan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah dengan berserah diri
dan mengharap ridha-Nya. Karena itulah Rasulullah bersabda dalam hadits yang
artinya: “Tidak ada pemberian Allah yang paling utama dan berharga kecuali
kesabaran.” Hadits ini sangat relevan dengan al-Qur’an su-rat az-Zumar
ayat 10 yang artinya: “Sesungguhnya pada orang-orang yang sabar,
pasti diberikan pahala sesempurna mungkin yang tiada akan terhitung.”
Ø
Keikhlasan juga akan
membentuk karakter jiwa yang kuat, tidak lemah dan mudah menyerah. Dalam hal
ini, kita telah dilatih untuk senantiasa kuat bertahan melawan rasa lapar
dahaga selama Ramadhan. Kekuatan untuk bertahan ini akan sulit terwujud tanpa
ada keikhlasan. Sedangkan tujuan dari riyadhah selama Ramadhan hanyalah agar
semakin sempurna keimanan kita dalam bertakwa pada Allah agar kita sampai pada maqam muttaqin. Dengan begitu kita akan
menjadi
manusia
terhormat sebagaimana disampaikan Rasulullah dalam hadits riwayat Bukhari-Muslim
yang artinya:
“Telah ditanyakan pada Rasulullah: siapakah
manusia paling terhormat, lalu dijawab (oleh Rasulullah): Yang paling
bertakwa….”
Ø
Keikhlasan juga akan
semakin mendekatkan sepenuh jiwa raga kita pada Allah (muroqobah). Di atas telah disinggung bahwa orang yang ikhlas hanya
mempunyai niat tulus mengharap ridha Allah semata. Maka dengan niat ini, orang
yang ikhlas akan selalu merasa dekat dengan Allah, senantiasa merasa diawasi
dan merasa dijaga oleh Allah agar niatnya tidak melenceng dan agar hasil dari
apa yang dilakukannya tetap dalam rahmat Allah dan mendapat ridho-Nya
sebagaimana tersirat dalam al-Qur’an surat ath-Thalaq di akhir ayat ke 3 yang artinya: “ … Dan barang siapa berserah
diri kepada Allah, maka Allah-lah yang akan memeliharanya.”
Ø Sedangkan dalam konteks
hubungan dengan sesama manusia, keikhlasan akan membentuk empati, sifat welas asih pada sesama
manusia. Dalam bulan Syawal nanti, sebenarnya kita akan mudah mampu
mengaplikasikan definisi ikhlas dengan saling mema’afkan mengikhlaskan semua
yang telah terjadi dalam hubungan dengan sesama manusia sekaligus dengan tulus
ikhlas bersedekah makanan minuman atau yang lainnya. Jika hal ini berkelanjutan
dalam kehidupan keseharian kita berikutnya, maka yang terjadi adalah timbulnya
rasa empati yaitu ikut merasakan apa
yang dirasakan orang lain. Ketika ada tetangga yang pernah berbuat salah pada
kita, kemudian saat ini membutuhkan pertolongan maka dengan keikhlasan hati
mema’afkan kesalahannya dan kemudian ikut bersedekah baik tenaga maupun materi
untuk membantunya. Di sinilah peran niat yang lurus dan keikhlasan dalam
berbuat akan mewujudkan kedamaian dan saling mengasihi.
Demikianlah beberapa fadhilah
dari keikhlasan yang merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam mewujudkan
ketakwaan kita kepada Allah dan menjaga kemaslahatan hidup kita dalam
bermasyarakat. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa
ikhlas. Aamiin…
***