buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Jumat, 24 Agustus 2018

BERBEDA SATU JUGA


       Edisi 26 th IX : 17 Agustus 2018 M / 05 Dzul Hijjah 1439 H
BERBEDA SATU JUA
Penulis: Marsudi, S.Pd.I
Maha suci Allah yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat an-Nashr ayat 1-3 yang artinya “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.". Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad saw, sang suri tauladan dalam bermasyarakat
            Kita masyarakat Ponorogo, pertengahan tahun 2018 ini ikut dalam gempita Pemilu serentak, baik Pilkada Jawa Timur maupun Pilkades. Semua sudah berlalu. Kita boleh saja memperjuangkan para jagoan kita dengan beragam cara, baik secara verbal, tulisan, maupun action. Namun semuanya sudah berlalu, sudah ada pemenang dalam pemilihan tersebut. Tapi tidak ada yang kalah, semua adalah pemenang. Kita adalah pemenangnya.
Mari kita cermati surat an-Nashr dalam al-Qur’an sebagaimana dikutip artinya di awal tulisan. Tapi perlu diingat, bahwa pemilu tidak ada hubungan “khusus” dengan surat an-Nashr. Namun, secara kontekstual karena ayat-ayat al-Qur’an itu bersifat universal dan global, maka kita bisa mendapatkan pelajaran dari surat an-Nashr untuk kita terapkan pasca pemilu ini. Dalam kisah Fat-hul Makkah yang digambarkan dalam surat an-Nashr, bahwasanya semua yang terlibat, baik orang-orang di belakang Nabi Muhammad saw maupun orang-orang di belakang Abu Sufyan adalah (dianggap juga) pemenang. Tidak ada yang dikalahkan, dan semua dilindungi oleh sang pemimpin.

Semua merasa aman. Lalu Allah menyuruh semua yang “merayakan kemenangan” tersebut dengan bertasbih, bukan pesta pora, bahkan disuruh mohon ampun pula. Barangkali terbersit pertanyaan, mengapa ketika menang kok justru disuruh mohon ampun? Pada point inilah betapa jelinya Islam memandang dengan sudut pandang muhasabah. Sesungguhnya dalam setiap kemenangan yang kita raih, bisa jadi ada beberapa dosa yang kita perbuat, bisa jadi mulut kita atau tulisan kita atau opini kita atau tindakan kita pernah meneriakkan dosa saat memperjuangkan kemenangan tersebut. Dan kita tidak menyadari saat itu. Boleh jadi saat merayakan kemenangan pun kita belum menyadarinya. Oleh karenanya al-Qur’an memberi peringatan dan tuntunan cara merayakan kemenangan dengan cara yang lebih elegan.
 Lalu beberapa bulan lagi kita akan memasuki tahun 2019, tahun politik dengan Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, dan juga Pemilu Desa. Semua tentu akan lebih menggelegar karena dipastikan lebih banyak kepentingan yang bertarung. Kita pasti akan berbeda pendapat dengan orang di sekitar. Bahkan bisa jadi kita berbeda pendapat dan pilihan dengan kawan kita, dengan saudara kita, dengan orangtua kita, bahkan mungkin dengan pasangan kita. Sesungguhnya kita memang boleh berbeda, namun harus diingat bahwa meski berbeda kita tetap satu jua. Mari kita cermati sebuah hadits berikut ini:

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مَيْسَرَةَ أَخْبَرَنِي قَالَ سَمِعْتُ النَّزَّالَ بْنَ سَبْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَجُلًا قَرَأَ آيَةً سَمِعْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِلَافَهَا فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ فَأَتَيْتُ بِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كِلَاكُمَا مُحْسِنٌ قَالَ شُعْبَةُ أَظُنُّهُ قَالَ لَا تَخْتَلِفُوا فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, 'Abdul Malik bin Maisarah telah menceritakan kepadaku yang berkata, aku mendengar An-Nazzaal bin Sabrah berkata, aku mendengar 'Abdullah berkata; aku mendengar seseorang membaca satu ayat yang berbeda dengan apa yang aku dengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka orang itu aku pegang lalu aku bawa menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau bersabda: "Cara kalian membaca keduanya benar". Syu'bah berkata: Aku menduga Beliau bersabda: "Janganlah kalian berselisih karena orang-orang sebelum kalian berselisih hingga akhirnya mereka binasa". (HR Bukhari)
Hadits tersebut memang tidak ada kaitan khusus dengan pemilu. Namun –sekali lagi- bahwa dalil dalam agama Islam itu, baik al-Qur’an maupun Hadits, bersifat universal dan selalu uptodate. Maka hadits tersebut jika diterapkan esensinya adalah ketika kita berbeda, janganlah kita merasa paling benar. Boleh jadi sesungguhnya kita benar, dan orang yang berbeda dengan kita juga benar. Hanya saja, saat ini yang lebih dibutuhkan adalah benarnya pilihan kita atau pilihan orang lain tersebut.

            Hal lain yang perlu diperhatikan saat kita berpesta demokrasi melalui Pemilu, adalah bagaimana kita mampu untuk menahan diri agar tidak menyebarkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, istilah sekarang hoax. Tantangan untuk menahan diri ini sangatlah sulit, mengingat sekarang ini kita dimanja dengan kemudahan media sosial informasi semacam WA, FB, Twitter dan lain sebagainya. Akses ke segala penjuru sumber informasi terbuka lebar. Dan kita  semakin kesulitan untuk memilah dan memilih, yang mana informasi yang valid dan yang mana yang hoax, apalagi jika terkait dengan jagoan kita dalam Pemilu. Oleh karena itu, mari kita cermati hadits berikut ini sebagai bahan pertimbangan saat kita akan meneruskan sebuah informasi melalui media sosial: 

حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ يَزِيدَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Hamzah telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Hazim dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah At Taimi dari Abu Hurairah dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur." (HR Bukhari)
            Tahun politik sudah mulai kita rasakan sensasinya. Mari kita perjuangkan calon pilihan kita. Namun jangan sampai lupa untuk memperjuangkan diri sendiri agar aman dari kebinasaan akibat perselisihan dan juga aman dari neraka akibat menyebarkan informasi yang hanya bersifat hoax untuk menjatuhkan pilihan orang lain. Alangkah indahnya jika pesta demokrasi ini kita laksanakan dengan penuh “kewarasan” dan rasa persatuan meski berbeda. Semoga Allah meridhai hajatan bangsa Indonesia ini. Aamiin,
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar