buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Jumat, 04 September 2015

MENITI KEBAIKAN



   Edisi 29 th VI : 31 Juli 2015 M / 15 Syawal 1436 H
MENITI KEBAIKAN
Penulis: Ust. Herul Sabana, S.E (TPQ al-Mansyur, Mangkujayan)
 Puji Syukur Alhamdulillah kepada Allah swt atas segala nikmat dan karunia yang yang telah diberikan kepada hamba-Nya dan tak lupa karunia terbesar yakni Iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah menjadi suri tauladan serta pembimbing bagi umatnya dalam meniti jalan kebaikan dan kebenaran.
Marilah saling mengingatkan kepada sesama umat Islam agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Iman dan taqwa harus dijaga dengan istiqomah karena sesungguhnya iman dan taqwa inilah yang dapat membawa manusia pada kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Aplikasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt yakni dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan selama hidup sampai ajal menjemput, sebagaimana firman dalam surat Ali Imran ayat 102: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” Ayat ini mengindikasikan bahwa iman merupakan hal sangat penting untuk dijaga sampai mati. Namun keimanan tidak akan sempurna apabila tidak diaplikasikan dengan ketaqwaan dengan realisasi ibadah kepada Allah swt. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah adalah hal mutlak yang harus dimiliki

oleh setiap hamba. Sebab keimanan dan ketaqwaan kepada Allah akan menuntun setiap langkah-langkah hamba-Nya pada suatu jalan yang diridhai yang tentunya akan membawa pada kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dengan kesungguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, manusia akan senantiasa meniti jalan kebaikan menuju tujuan hidup.
            Pertolongan Allah akan selalu menyertai hamba yang selalu bertaqwa kepada-Nya. Kemudahan dan solusi terbaik dari Allah swt atas segala kesulitan dan permasalahan dalam problema kehidupan akan ditemukan oleh hamba yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat ath-Thalaq akhiran ayat 2 dan awalan ayat 3: “…barang sia-pa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah menjadikan baginya jalan keluar. Dan Allah akan memberikan ia rizki dari jalan yang tiada pernah ia duga…”. Maka hamba yang beriman kepada Allah bertambah keyakinannya bahwa Allah akan mempermudah pemasalahan yang dihadapi apabila dia mau meniti jalan kebaikan berlandaskan iman dan taqwa.
            Orang beriman dan bertaqwa kepada Allah dengan selalu meniti jalan kebaikan akan selalu mendekatkan diri kepada-Nya dalam aplikasi yang nyata, diantaranya mendirikan sholat 5 waktu. Sholat 5 waktu inilah amal yang paling utama dan amal yang pertama kali dihisab oleh Allah swt kelak di yaumul hisab. Seorang hamba hendaknya tidak meremehkan amalan sholat 5 waktu karena hal tersebut sebagai tolok ukur hamba dalam hubungan vertikal (hablum min Allah). Tidak cukup mendirikan sholat 5 waktu saja, tapi hendaknya hamba menyempurnakan dengan melakukannya secara berjama’ah. Banyak sekali fadhilah sholat berjama’ah. Diantaranya pahala dari shalat berjamaah dilipatgandakan sampai 27 derajat sebagaimana hadits riwayat Bukhari dan Muslim: “Shalat jamaah itu lebih afdhal dari shalat sendiri dengan 27 derajat.”
Selain itu ada 5 keutamaan dari shalat berjamaah sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits yang tercantum dalam kitab Duratun Nashihin bab 8 hadits ke-2: “Barangsiapa shalat lima waktu berjamaah secara konsisten, maka baginya lima perkara yaitu Pertama, tidak mengalami kefakiran dalam kehidupan dunia, Kedua, Allah mengamankannya dari siksa kubur, Ketiga, menerima catatan amalnya dengan tangan kanan, Keempat, dapat melintasi sirathal mustaqim bagai kilat karena cepatnya, Kelima, Allah memasukannya ke dalam surga tanpa hisab dan ‘adzab.” Fadhilah atau keutamaan shalat 5 waktu dengan berjamaah yang telah disebutkan di atas semoga mampu mendorong umat Islam untuk istiqamah. Shalat 5 waktu dengan berjamaah juga merupakan simbol hidupnya agama Islam, sebab shalat merupakan tiang agama dan tentunya akan lebih kokoh apabila dilakukan dengan berjamaah.

Rasulullah saw sudah bersabda dalam hadits: “Shalat merupakan tiang agama. Barang siapa yang menegakkannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan agama.” (HR Bayhaqi). Selain itu shalat berjamaah dapat juga menjadi simbol persatuan umat Islam dibawah pimpinan satu imam dengan gerakan dan arah yang sama. Hal ini juga melambangkan patuh taatnya kaum muslimin kepada ulama yang shaleh yang akan mengajak kepada ketaqwaan dan keimanan dengan cara meniti jalan kebaikan. Dalam konsep ini, filosofi yang terkandung adalah kita membutuhkan penuntun untuk berjalan di atas kebenaran. Kita tidak boleh semau kita sendiri dalam melaksanakan ajaran agama. Kita harus mengikuti apa yang sudah diajarkan oleh Rasulullah saw. Karena saat ini beliau sudah tiada di dunia, maka penerus beliau sebagai guru jatuh pada para ulama. Oleh sebab itulah kita kemudian mengikuti ulama.
Dalam meniti jalan kebaikan, orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt selalu melangkahkan kakinya pada hal yang positif misalnya dengan berkumpul dengan ulama yang shaleh. Berkumpul dengan para ulama ini sangat dianjurkan oleh agama Islam. Banyak sekali keutamaan dan barokah apabila umat Islam mau berkumpul dengan para ulama. Para ulama adalah pewaris para nabi, yakni para ulama’-lah yang mewarisi ilmunya para nabi. Kehidupan hamba akan dapat keluar dari kegelapan apabila senantiasa berkumpul dengan para ulama’ seraya mengikuti segala petunjuk dan nasehat-nasehatnya. Dalam kehidupan dunia, ulama itu ibarat lampu yang akan menerangi umat dengan pancaran cahaya ilmu yang diwarisi dari guru-guru mereka dengan sanad yang mencapai pada Rasulullah saw. Selain itu salah satu hal yang dapat mengobati “hati (jiwa) yang sakit” adalah dengan berkumpul dengan ulama’ yang shaleh. Berbahagialah hamba yang selalu berkumpul dengan para ulama dan selalu mendapat bimbingan dari beliau dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Berkumpul dengan para ulama, insya Allah dapat menjaga manusia dari berbagai fitnah akhir zaman yang semakin hari semakin dahsyat.
Semoga Allah meridhai segala amal usaha kita, dan memberikan hidayah pada kita dalam meniti jalan kebaikan dan kebenaran. Aamiin…
***




           


           











Tidak ada komentar:

Posting Komentar