buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Minggu, 26 April 2015

GENERASI SESUDAH KITA



Edisi 15 th VI : 24 April 2015 M /  5 Rajab 1436 H
GENERASI SESUDAH KITA
Penulis: Ust. Hadi P.S. (TPQ Tarbiyyatul Qur’an, Perumda)
 Puji syukur kepada Allah swt atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada hamba-Nya dengan begitu banyak karunia, dan tak lupa karunia terbesar yakni iman dan islam. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah menjadi suri tauladan serta petunjuk bagi umatnya. Semoga hamba yang meneladani beliau selalu mendapat bimbingan dari Allah swt dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Kehidupan di dunia ini selalu berjalan tiada henti. Daun-daun tua akan kering dan berguguran, sementara daun-daun muda akan muncul tumbuh bersemi. Begitu juga kita. Suatu saat kita akan pergi meninggalkan dunia ini dan tak akan kembali, sementara di belakang kita, anak-anak kita sebagai generasi muda akan meneruskan jejak langkah menjadi khalifah di bumi menggantikan kita. Lalu apa yang akan kita wariskan pada generasi penerus tersebut? Allah swt berfirman dalam al-Qur’an surat an-Nisa' ayat 9 yang artinya: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaknya mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". Ayat ini berkaitan erat dengan ayat sebelumnya yakni: "Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari

harta peninggalan ibu bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan". (QS  An Nisa' ayat  7).
 Menanggapi ayat tersebut para mufasir sepakat bahwa ayat ini menunjukkan anjuran dari Allah swt agar umat Islam senantiasa peduli terhadap anak-anaknya. Anak-anak yang merupakan generasi penerus bagi orang tua haruslah dikuatkan dengan pemahaman akidah yang lurus, ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta persiapan perekonominya. Karena itulah apabila orang tua menjelang wafat selayaknya dibatasi dalam menggunakan harta, tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam penggunaan harta tersebut meski miliknya sendiri secara penuh. Dengan demikian orang tua masih akan mampu meninggalkan harta warisan yang dapat digunakan sebagai modal untuk menjalani kehidupan anak-anak yang ditinggalkannya.
Ayat di atas sesungguhnya cukup menjadi peringatan bagi orang tua yang kini menjadi politisi, ekonom, pejabat, penegak hukum, tokoh masyarakat atau hanya sebagai orang tua saja, agar berupaya untuk mewariskan nilai-nilai yang baik, moral yang baik, agama yang baik serta budaya yang baik, bukan justru mewariskan nilai-nilai yang buruk, moral yang buruk, agama yang buruk serta budaya yang buruk. Dengan demikian sesungguhnya orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan generasi yang akan datang. Warisan apapun yang akan diberikan oleh orang tua untuk generasi mendatang maka akan turut mewarnai gambaran dari generasi yang akan datang tersebut. Secara umum, masyarakat menganggap bahwa yang dimaksud warisan dan wasiat hanyalah menyangkut harta benda saja. Hal ini wajar karena memang harta merupakan suatu hal yang diperlukan dalam kelang-sungan hidup. Akan tetapi pada hakikatnya harta bukanlah segala-galanya. Harta bukanlah fokus utama tetapi harta hanya sebagai sarana.
Ada penyakit kronis yang diidap oleh umat sejak jaman dulu sampai jaman modern sekarang ini yakni Hedonisme dan Materialisme. Kedua penyakit ini sangat berbahaya bagi manusia. Hedonisme dan Materialisme mengukur segala sesuatu dengan kesenangan dan materi, memuja kemewahan dunia, memanjakan dan menuruti segala kesenangan duniawi dengan melupakan akhirat. Orang yang memiliki harta berlimpah akan banyak bersenang-senang seolah tanpa batas. Mereka lupa tentang norma, moral, agama serta budaya yang membatasinya. Saat ini budaya buruk dari barat yang diadopsi oleh generasi muda tanpa difilter lebih dahulu, tentunya akan berdampak buruk pula pada pola pikir, etika serta kualitas generasi muda itu sendiri.
            Melihat begitu bahayanya pengaruh Hedonisme dan Materialisme bagi ge-nerasi muda, maka tugas orang tua, pejabat, tokoh masyarakat, politisi, ekonom, penegak hukum serta elemen masyarakat lainnya adalah mengarahkan serta mewaris-

kan kepada generasi muda tentang nilai-nilai yang baik serta menjauhkannya dari nilai-nilai yang buruk. Berbagai upaya tentu harus dilakukan, terutama memberikan pengetahuan yang cukup bagi generasi muda tersebut. Dalam konteks ini, peran Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) sebagai salah satu lembaga non-formal sangatlah urgen dalam memperkenalkan semangat Qur’ani pada mereka. Proses pembelajaran yang “seolah-olah” hanya sekedar baca-tulis, sesungguhnya justru akan menjadi pondasi dasar bagi pengetahuan lain yang lebih luas yang akan mereka terima selepas dari TPQ.
Setiap generasi diciptakan pada zaman yang berbeda, oleh karena itu harus dibekali pengetahuan agama yang kuat serta ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan jaman generasi tersebut. Metode pendidikan pun bisa jadi berbeda antara generasi kita dengan generasi sesudah kita. Tapi walau bagaimanapun, kita tetap tak boleh lengah terhadap perkembangan generasi anak-anak kita. Ada baiknya kita perhatikan hadits Rasulullah saw: “Hendaknya kalian memperhatikan tingkah laku perbuatan anak kalian, dan perbaikilah akhlaknya.” Kemudian Rasulullah saw juga bersabda dalam haditsnya: “Apabila telah mati anak turun Adam (yaitu manusia) maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdo’a untuknya (HR Muslim). Berangkat dari hadits ini, kita harus menyadari bahwa jika kita mampu membentuk generasi yang berkualitas unggul sekaligus shalihin, maka kita juga akan mendapatkan hikmah yang luar biasa dari do’a-do’a mereka untuk kita. Oleh karenanya penanaman akhlaqul karimah sangatlah penting.
Semoga generasi muda yang merupakan pemimpin di masa yang akan datang benar-benar menjadi orang-orang yang kuat, kuat agamanya, kuat ekonominya, kuat budayanya serta tinggi akhlaknya. Umat islam yang unggul dalam kuantitas, apabila tidak diimbangi dengan kualitas laksana buih di lautan, na'udzubillah min dzalik. Kejayaan islam di masa mendatang berada di tangan generasi muda saat ini. Semoga Allah meridhoi mereka ... aamiin.
*********




           


           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar