Edisi 15 th VI : 24 April 2015 M / 5 Rajab 1436 H
GENERASI
SESUDAH KITA
Penulis: Ust.
Hadi P.S. (TPQ Tarbiyyatul Qur’an, Perumda)
Puji syukur kepada
Allah swt atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada hamba-Nya
dengan begitu banyak karunia, dan tak lupa karunia terbesar yakni iman dan
islam. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw,
yang telah menjadi suri tauladan serta petunjuk bagi umatnya. Semoga hamba yang
meneladani beliau selalu mendapat bimbingan dari Allah swt dalam menjalani
kehidupan di dunia ini.
Kehidupan di dunia ini selalu berjalan tiada
henti. Daun-daun tua akan kering dan berguguran, sementara daun-daun muda akan
muncul tumbuh bersemi. Begitu juga kita. Suatu saat kita akan pergi
meninggalkan dunia ini dan tak akan kembali, sementara di belakang kita, anak-anak kita sebagai generasi muda akan meneruskan jejak langkah
menjadi khalifah di bumi menggantikan kita. Lalu apa yang akan kita wariskan
pada generasi penerus tersebut? Allah swt berfirman dalam al-Qur’an surat
an-Nisa' ayat 9 yang artinya: "Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu
hendaknya mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar". Ayat ini berkaitan erat dengan ayat sebelumnya
yakni: "Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan
ibu bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu bapa dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan".
(QS An Nisa' ayat 7).
Menanggapi ayat
tersebut para mufasir sepakat bahwa ayat ini menunjukkan anjuran dari Allah swt
agar umat Islam senantiasa peduli terhadap anak-anaknya. Anak-anak yang
merupakan generasi penerus bagi orang tua haruslah dikuatkan dengan pemahaman
akidah yang lurus, ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta persiapan
perekonominya. Karena itulah apabila orang tua menjelang wafat selayaknya dibatasi dalam
menggunakan harta, tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam penggunaan harta
tersebut meski miliknya sendiri secara penuh. Dengan demikian orang tua masih
akan mampu meninggalkan harta warisan yang dapat digunakan sebagai modal untuk
menjalani kehidupan anak-anak yang ditinggalkannya.
Ayat di atas sesungguhnya cukup menjadi peringatan bagi orang tua
yang kini menjadi politisi, ekonom, pejabat, penegak hukum, tokoh masyarakat
atau hanya sebagai orang tua saja, agar berupaya untuk mewariskan nilai-nilai
yang baik, moral yang baik, agama yang baik serta budaya yang baik, bukan justru mewariskan
nilai-nilai yang buruk, moral yang buruk, agama yang buruk serta budaya yang
buruk. Dengan demikian sesungguhnya orang tua mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembentukan generasi yang akan datang. Warisan apapun yang akan
diberikan oleh orang tua untuk generasi mendatang maka akan turut mewarnai
gambaran dari generasi yang akan datang tersebut. Secara umum, masyarakat
menganggap bahwa yang dimaksud warisan dan wasiat hanyalah menyangkut harta benda
saja. Hal ini wajar karena memang harta merupakan suatu hal yang diperlukan
dalam kelang-sungan hidup. Akan tetapi pada hakikatnya harta bukanlah segala-galanya.
Harta bukanlah fokus utama tetapi harta hanya sebagai sarana.
Ada penyakit kronis yang diidap oleh umat sejak jaman dulu sampai
jaman modern sekarang ini yakni Hedonisme dan Materialisme. Kedua
penyakit ini sangat berbahaya bagi manusia. Hedonisme dan
Materialisme mengukur segala sesuatu dengan kesenangan dan materi, memuja kemewahan dunia,
memanjakan dan menuruti segala kesenangan duniawi dengan melupakan akhirat. Orang yang memiliki
harta berlimpah akan banyak bersenang-senang seolah tanpa batas. Mereka lupa
tentang norma, moral, agama serta budaya yang membatasinya. Saat ini budaya
buruk dari barat yang diadopsi oleh generasi muda tanpa difilter lebih dahulu,
tentunya akan berdampak buruk pula pada pola pikir, etika serta kualitas
generasi muda itu sendiri.
Melihat begitu bahayanya pengaruh Hedonisme
dan Materialisme bagi ge-nerasi muda, maka tugas orang tua, pejabat,
tokoh masyarakat, politisi, ekonom, penegak hukum serta elemen masyarakat
lainnya adalah mengarahkan serta mewaris-
kan kepada
generasi muda tentang nilai-nilai yang baik serta menjauhkannya dari
nilai-nilai yang buruk. Berbagai
upaya tentu harus dilakukan, terutama memberikan pengetahuan yang cukup bagi
generasi muda tersebut. Dalam konteks ini, peran Taman Pendidikan al-Qur’an
(TPQ) sebagai salah satu lembaga non-formal sangatlah urgen dalam
memperkenalkan semangat Qur’ani pada mereka. Proses pembelajaran yang
“seolah-olah” hanya sekedar baca-tulis, sesungguhnya justru akan menjadi
pondasi dasar bagi pengetahuan lain yang lebih luas yang akan mereka terima
selepas dari TPQ.
Setiap generasi diciptakan pada zaman yang
berbeda, oleh karena itu harus dibekali pengetahuan agama yang kuat serta ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan jaman generasi tersebut. Metode
pendidikan pun bisa jadi berbeda antara generasi kita dengan generasi sesudah
kita. Tapi walau bagaimanapun, kita tetap tak boleh lengah terhadap
perkembangan generasi anak-anak kita. Ada baiknya kita perhatikan hadits
Rasulullah saw: “Hendaknya kalian memperhatikan tingkah laku perbuatan anak kalian,
dan perbaikilah akhlaknya.” Kemudian Rasulullah
saw juga bersabda dalam haditsnya: “Apabila telah mati anak turun Adam
(yaitu manusia) maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu
shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdo’a untuknya” (HR Muslim). Berangkat dari hadits ini,
kita harus menyadari bahwa jika kita mampu membentuk generasi yang berkualitas
unggul sekaligus shalihin, maka kita juga akan mendapatkan hikmah yang luar
biasa dari do’a-do’a mereka untuk kita. Oleh karenanya penanaman akhlaqul
karimah sangatlah penting.
Semoga generasi muda yang merupakan pemimpin di masa yang akan
datang benar-benar menjadi orang-orang yang kuat, kuat agamanya, kuat
ekonominya, kuat budayanya serta tinggi akhlaknya. Umat islam yang unggul dalam
kuantitas, apabila tidak diimbangi dengan kualitas laksana buih di lautan, na'udzubillah
min dzalik. Kejayaan islam di masa mendatang berada di tangan generasi muda
saat ini. Semoga Allah meridhoi
mereka ... aamiin.
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar