buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Rabu, 01 April 2015

ILMU



Edisi 8 th VI : 27 Januari 2015 M /  08 Jumadil Awwal 1436 H
ILMU
Penulis: ust. Herul Sabana (TPQ al-Mansyur, Mangkujayan)
Puji syukur kehadirat Allah swt, Tuhan pencipta alam semesta serta yang telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, karena dengan limpahan Rahmat-Nya lah manusia dapat memikul beban yang diamanatkan-Nya. Terkait dengan status sebagai khalifah, Allah telah memberikan motivasi pada manusia agar menjadi makhluk cerdas dengan berusaha mencari ilmu. Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:  ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan keharibaan Baginda Rasulullah saw, nabi yang telah menjadi panutan bagi umatnya, sehingga umatnya memiliki figure sentral dalam kehidupan ini. Dengan demikian umat nabi Muhammad saw, bukan berjalan tanpa arah di muka bumi ini, melainkan tetap terarah dalam koridor syariat.
Marilah senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt, dengan sekuat tenaga menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan tanpa kompromi menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Semoga dengan istiqomah dalam mempertahankan keimanan dan ketaqwaan, kita sebagai manusia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.

Manusia diciptakan di muka bumi ini yang utama adalah sebagai hamba Allah swt, sebagaimana bunyi ayat 56 dari surat adz-Dazriyat dalam al-Qur’an:. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Oleh karena itu manusia harus mengabdi kepada Allah swt kapanpun dan di manapun berada. Selain itu manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini. sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka (malaikat) berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang (khalifah) yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Manusia sebagai khalifah harus dapat mengatur apa saja yang ada di muka bumi ini. Menjaga kelestarian alam, memanfaatkan sumber daya alam sebaik-baiknya untuk kesejahteraan manusia, menjaga kedamaian serta saling menyayangi sesama makhluk Allah. Rasa kasih sayang dan turut menjaga ini tidak hanya antar sesama umat islam, tetapi juga antar sesama manusia yang lain meskipun agamanya berbeda. Tidak cukup sampai di situ, menyayangi hewan, pohon, tanah, dan air serta seluruh alam ini adalah perwujudan dari rasa tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi ini. Sebaliknya membuat permusuhan sesama manusia, membuat kerusakan hutan, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam tanpa memperhatikan keseimbangan alam di sekelilingnya, perburuan hewan yang dilindungi negara, mencari ikan dengan bom yang dapat merusak ekosistem laut, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut justru akan merusak kredibilitas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Karena itulah manusia harus mempertanggung jawabkan segala tindakannya terhadap alam. Pertanggungjawaban ini di hadapan Allah maupun di hadapan sesama manusia.
            Dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah, tentu menghendaki kesuksesan serta rasa kebahagiaan. Kesuksesan dan kebahagiaan itu dapat diperoleh dengan ilmu, baik ilmu dunia untuk mengelola alam serta ilmu akhirat sebagai acuan tujuan pengelolaan alam tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa manusia pada kesuksesan hidup di dunia. Begitu juga ilmu pengetahuan juga akan membawa manusia pada kesuksesan hidup di akhirat. Tentu semua ilmu tersebut haruslah dilandasi dengan keimanan yang kuat. Sebagaimana sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: “Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan dunia, maka harus memakai ilmu, barang siapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat harus memakai ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya, maka juga harus memakai ilmu.

Ilmu adalah hal yang sangat penting dalam menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa kesuksesan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi, tak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara, dapat men-jadi tolok ukur kemajuan negara tersebut. Karena islam merupakan agama yang menghendaki kemajuan maka Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan me-nganjurkan umatnya untuk mencari ilmu. Namun kemajuan yang diperoleh tidak  boleh menjadi lupa terhadap sang pencipta serta kodrat manusia sebagai hamba.
Kesuksesan manusia sebagai pengelola bumi akan berbanding lurus dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Majunya ilmu pengetahuan tersebut akan menjaga eksistensi manusia dalam memajukan peradabannya serta keluhuran derajatnya. Hal ini telah tersirat dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11: “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan sebanyak beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
            Dengan majunya ilmu pengetahuan, maka bumi ini benar-benar bisa dimanfaatkan manusia dengan maksimal. Kemajuan yang dibarengi jiwa islami akan membawa kebahagiaan bagi umat manusia. Karena islam tidak lepas dari akhlaq yang hakikinya akhlaq tersebut akan berguna bagi dirinya sendiri. Misal: ketika manusia diberi kemampuan untuk mengolah sumber daya alam, namun tidak dibarengi akhlaq, tidak mengindahkan adanya kerusakan di lingkungan sekitar tentu ini akan merugikan orang lain, dan nantinya kembalinya pada dirinya sendiri. Membuat kerusakan alam adalah larangan dalam agama islam.
Semoga kita benar-benar mampu menjadi khalifah di bumi sehingga dapat menunjukkan bahwa islam merupakan rahmatan lil ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar