Edisi 41 th VI : 07 Nopember 2015 M / 24 Muharram 1437 H
SURAT AL-IKHLASH
Penulis:
ust. Marsudi (TPQ ad-Darajaat, Mayak)
Segala puji hanyalah bagi Allah
swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Ikhlas: “Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." Kemudian shalawat
dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw, sang pembawa risalah
agama Islam sebagai satu-satunya agama saat ini yang diridhai oleh Allah
sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 19: “Sesungguhnya
agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam …”.
Hari-hari kita penuh berkah.
Dalam keseharian, umat Islam selalu dianjurkan untuk fastabihul khairat
berlomba-lomba dalam amal shalih, sedekah, membaca al-Qur’an maupun shalat
sunnah. Sejak usia dini, kita juga sudah diajarkan untuk fastabihul khairat
oleh guru-guru kita. Kita diajari pentingnya bersosialisasi dan ber-hablum
minan nas secara baik agar terwujud masyarakat yang damai. Kita diajari
hafalan surat-surat al-Qur’an dalam juz 30. Kita juga diajari aneka shalat. Dan
barangkali, sebagian besar di antara kita, hanya sebagian saja, dalam pelajaran
shalat kita sering membaca surat al-Ikhlas pada rakaat keduanya. Barangkali ada
terbersit sebuah pertanyaan, mengapa surat al-Ikhlas begitu sering dibaca,
bahkan berulangkali dalam setiap rakaat kedua? Apa sebenarnya keistimewaan
surat al-Ikhlas sehingga terasa begitu dominan dalam hampir setiap rakaat
kedua?
Ada sebuah hadits dari
Aisyah yang menyatakan tentang keutamaan surat al-Ikhlas: "Sesungguhnya
Nabi saw mengutus seseorang kepada sekelompok pasukan, dan ketika orang itu
mengimami yang lainnya di dalam shalatnya, ia membaca, dan mengakhiri
(bacaannya) dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, maka tatkala mereka kembali pulang,
mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah saw, lalu beliau pun bersabda:
“Tanyalah ia, mengapa ia berbuat demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia
pun menjawab: “Karena surat ini (mengandung) sifat ar-Rahman, dan aku mencintai
untuk membaca surat ini,” lalu Nabi saw bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya
Allah pun mencintainya” (HR Bukhari dan Muslim). Dari hadits ini jelas
tersirat bahwa barangsiapa mencintai surat al-Ikhlas dan sering membacanya
dalam shalat, maka Allah pun akan mencintainya. Dan apabila seorang manusia
sudah dicintai oleh Allah, maka tiada penghalang untuk memperoleh kebaikan dan
kebahagiaan.
Ada
lagi hadits lain yang berasal dari Anas bin Malik ra: "Seseorang
(sahabat) dari golongan Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat
lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia membuka bacaan (di dalam shalatnya), ia
membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) yang ia (selalu) membacanya. Ia
membuka bacaan surat di dalam shalatnya dengan قُلْ
هُوَ اللهُ أَحَدٌ, sampai ia
selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dengan membaca surat lainnya
bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap raka’at (shalat)nya.
(Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya, mereka berkata: “Sesungguhnya
engkau membuka bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak
menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat
lainnya. Maka (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau
engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”. Ia
berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami
kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun jika kalian tidak suka, aku
tinggalkan kalian,” dan mereka telah menganggapnya orang yang paling utama di
antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang mengimami (shalat)
mereka adalah orang selainnya. Sehingga tatkala Nabi saw mendatangi mereka,
maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia (Nabi) bersabda:
“Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu yang telah
diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu membaca surat
ini di setiap raka’at (shalat)?” Dia menjawab,"Sesungguhnya aku mencintai
surat ini,” lalu Rasulullah bersabda: “Cintamu kepadanya memasukkanmu ke dalam
surga” (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ahmad). Luar biasa sekali. Jika pada
hadits yang di atas, kecintaan pada surat al-Ikhlas yang dibaca dalam setiap
shalat akan berbalas dengan kecintaan Allah, maka kali ini lebih jelas lagi,
yaitu surga.
Selain itu, ada lagi hadits lain dari Abu
Sa’id al-Khudri ra
أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ
"Sesungguhnya seseorang
mendengar orang lain membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ dengan mengulang-ulangnya, maka tatkala
pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah dan menceritakan hal itu kepadanya, dan
seolah-olah orang itu menganggap remeh surat itu, maka bersabdalah Rasulullah saw:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat itu sebanding
dengan sepertiga al-Qur`an” (HR Bukhari, Abu Dawud dan an-Nasa’i).
Betapa hebatnya surat al-Ikhlas sehingga membacanya bisa sebanding dengan
membaca sepertiga al-Qur’an. Hal ini tentu karena kandungan yang dahsyat dalam
surat al-Ikhlas. Dan memang kita bisa melihat bahwa inti ilmu tauhid ada dalam
surat ini. Sedangkan tauhid merupakan pondasi keimanan seseorang.
Terlepas dari betapa dahsyatnya surat
al-Ikhlas, tentu kita tidak boleh mengesampingkan surat-surat al-Qur’an yang
lainnya. Harus kita pahami bahwasanya setiap surat maupun ayat dalam al-Qur’an
memiliki hikmah sendiri-sendiri sehingga antara satu dengan lainnya memiliki
karakteristik istimewa. Sesungguhnya memang tidak ada satupun yang sia-sia
dalam al-Qur’an. Bahkan seperti kita telah ketahui bersama, orang yang hanya
mampu mendengarkan bacaan al-Qur’an pun, dan dia menghormati serta mencintai
al-Qur’an yang dibaca tersebut, maka insyaAllah baginya pahala.
Semoga Allah membukakan hati kita untuk
senantiasa mencintai setiap detail dari al-Qur’an, dan semoga rasa cinta kita
tersebut akan menjadi sarana bagi kita untuk lebih mencintai Allah yang telah
menurunkan al-Qur’an sehingga kita mendapatkan balasan cinta dari-Nya. Aamiin…
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar