Edisi 21 th VI : 5 Juni 2015
M / 18 Sya’ban 1436 H
MENCINTAI
AHLUL BAIT
Penulis:
Ust. Mahfud (TPQ Miftahul Huda,
Jenes)
Puji syukur pada Allah swt yang telah
berfirman dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 33 yang artinya: “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah
kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait
dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad saw beserta keluarga,
sahabat, hingga meluber pada segenap umat beliau.
Ada sebuah hadits dari
Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Apa alasan sekelompok orang
jika salah satu dari Ahli baitku duduk di samping mereka, lalu
mereka memotong pembicaraan mereka? Demi dzat yang mana diriku di bawah
kekuasaan-Nya, tidaklah keimanan akan masuk dalam hati seseorang sehingga dia
mencintai ahli bait karena Allah dan mereka kerabat dekatku” (HR
Ibnu Majah: 140). Cinta pada Ahli bait merupakan
implementasi cinta kepada Rasulullah saw, sedangkan cinta pada Rasulullah sama
dengan cinta pada Allah swt. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas,
Sesungguhnya nabi Muhammad saw bersabda: “Cintalah kamu pada Allah karena
nikmat yang telah diberikan kepadamu, Cintalah kamu padaku karena cinta Allah,
cintalah kamu pada Ahli baitku karena cinta padaku.” (HR Turmudzi).
Abu Bakar ashl-Shiddiq berkata: “Demi
dzat yang dimana aku di bawah kekuasaanNya, sesungguhnya kerabat dekatnya
Rasulullah saw itu aku lebih senang menyambung mereka daripada kerabatku
sendiri.”
(HR Bukhari: 3508). Oleh
karena itu tidak ada yang menyakiti Ahli bait Rasulullah saw, kecuali
orang yang bergelimang
kesalahan. Demikian tinggi nilainya mencintai Ahli Bait sehingga sepadan
dengan mencintai Rasulullah saw.
Banyak dalil
dari Al-Qur’an dan hadits tentang larangan menyakiti Ahli Bait.
Menyakiti Ahli bait (baik itu perkataan maupun perbuatan) secara tidak
tidak langsung sama dengan menyakiti (hati) Rasulullah saw, dan orang yang
menyakiti Rasulullah saw berarti ia telah menyakiti Allah swt. Semoga kita
tidak termasuk di dalamnya, sebab ada ancaman dari Allah swt. Firman Allah swt:
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, maka Allah
akan melaknatinya di dunia dan akhirat dan disediakan baginya siksa yang
menghinakan” (QS Al Ahzab: 57). Selain itu ada dalil yang sangat jelas
larangan menyakiti Rasulullah saw. “Dan tidak boleh kamu menyakiti hati
Rasulullah saw (QS Al-Ahzab 53). Jangan sampai kita menjadi umat Islam
yang tidak mencintai Ahli Bait Rasulullah saw, sehingga masuk dalam
ancaman hadits beliau. Nabi Muhammad bersabda: “Wahai Bani Mutholib ,
sesungguhnya aku memohon pada Allah swt untuk kalian tiga perkara, aku memohon
kepada Allah swt supaya dia menetapkan orang yang tegak diantara kamu, dan dia
mengajar orang-orang bodoh dia diantara kamu, dan menunjukkan orang tersesat
diantara kamu dan aku memohon supaya Allah menjadikan kalian menjadi orang yang
dermawan, orang yang pemberani dan belas kasiha, maka bila seorang laki-laki
berdiri beribadah diantara rukun (di ka’bah) dan makam Ibrahim, dia mengerjakan
shalat dan berpuasa, kemudian dia mati, dalam keadaan tidak menyukai Ahli bait
Muhammad maka dia masuk neraka” (HR al-Thabrani dalam al Kair: 176:11).
Ada hal yang sangat prinsip dalam agama kita mengapa kita mencintai Ahli
Bait. Ternyata Ahli bait adalah orang yang suci dan mulia. Orang
yang berakal dan bermata hati tidak akan mengingkari bahwa orang tua dan anak
cucu Rasulullah saw adalah lebih mulia-mulianya orang tua dan anak cucu. Namun
demikian kedudukannya dalam hukum
syari’at tetap sama. Dalil dari al-Qur’an yang menunjukkan kemuliaan dan
kesucian Ahli Bait adalah sebagai berikut:. “Sesungguhnya Allah swt bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai Ahli bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (QS Al-Ahzab:
33). Asbabul Nuzul
ayat ini adalah ketika Rasulullah saw telah membuatkan pakaian untuk Ali,
Fatimah, Hasan dan Husain, Beliau bersabda: “Ya Allah swt mereka adalah
ahli baitku, dan orang istimewaku, maka bersihkan mereka dari kotoran, dan
sucikanlah mereka sebersih-bersihnya”.
Dalam riwayat lain Nabi saw
melempar pakaian pada mereka dan beliau meletakkan tangan beliau di atas
mereka, seraya bersabda “Ya Allah sesungguhnya mereka adalah keluarga
Muhammad, maka jadikanlah shalawatMu dan berkahMu pada keluarga Muhammad,
sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Terpuji lagi Maha Mulia” (HR Ahmad:
232:6).
Imam Syafi’i ra melantukan sebuah syair:
يَا اَهْلِ بَيْتِ رَسُوْلِ اللهِ حُبُّكُمْ # فَرْضٌ
مِنَ اللهِ فىِ اْلقُرْأَنِ اَنْزَلَهُ
كَفَاكُمْ مِنْ عَظِيْمِ اْلقَدْرِ أَنَّكُمْ # مَنْ
لَمْ يُصَلِّ عَلَيْكُمْ لاَصَلاَةَ لَهُ
“Wahai Ahli bait Rasulillah saw cinta kepada
kalian adalah kewajiban ... Dari
Allah yang dia turunkan dalam al-Qur’an”
“Sudah cukup untuk menunjukkan kebesaran derajat
kalian bahwa ... Orang yang tidak bershalawat pada kalian maka shalat kalian
tidak sempurna”
Sebagian ulama’ ahli Tahqiq
berpendapat bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh berfikir dalam setiap
kejadian dan kesaksian, maka dia akan menemukan bahwasanya yang dinamakan ahli
bait adalah mereka yang melaksanakan tugas agama, dan mengajak pada
syari’at Nabi sayyidil Mursalin, yang bertaqwa pada Tuhan mereka, dan yang
mengikuti jejak kakek mereka, mereka meletakkan telapak kaki di atas telapak
kaki. Ulama mereka adalah pemimpin umat dan laksana matahari yang mampu
menghilangkan kegelapan.
Kesimpulannya
hendaknya kita mencintai ahli
bait Rasulullah sebab mereka orang yang mulia, serta mengikuti mereka sebab
diantara mereka ada ulama yang menunjukkan pada keimanan dan ketaqwaan
sebagaimana Rasulullah saw menunjukkan umat manusia pada terangnya petunjuk
menjauh dari gelapnya kesesatan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar