buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Sabtu, 18 Juli 2015

MENCINTAI AHLUL BAIT



   Edisi 21 th VI : 5 Juni 2015 M /  18 Sya’ban 1436 H
MENCINTAI AHLUL BAIT
Penulis: Ust. Mahfud (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
 Puji syukur pada Allah swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 33 yang artinya: “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, hingga meluber pada segenap umat beliau.
Ada sebuah hadits dari Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Apa alasan sekelompok orang jika salah satu dari Ahli baitku duduk di samping mereka, lalu mereka memotong pembicaraan mereka? Demi dzat yang mana diriku di bawah kekuasaan-Nya, tidaklah keimanan akan masuk dalam hati seseorang sehingga dia mencintai ahli bait karena Allah dan mereka kerabat dekatku” (HR Ibnu Majah: 140). Cinta pada Ahli bait merupakan implementasi cinta kepada Rasulullah saw, sedangkan cinta pada Rasulullah sama dengan cinta pada Allah swt. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Sesungguhnya nabi Muhammad saw bersabda: “Cintalah kamu pada Allah karena nikmat yang telah diberikan kepadamu, Cintalah kamu padaku karena cinta Allah, cintalah kamu pada Ahli baitku karena cinta padaku.” (HR Turmudzi).

Abu Bakar ashl-Shiddiq berkata: Demi dzat yang dimana aku di bawah kekuasaanNya, sesungguhnya kerabat dekatnya Rasulullah saw itu aku lebih senang menyambung mereka daripada kerabatku sendiri.” (HR Bukhari: 3508). Oleh karena itu tidak ada yang menyakiti Ahli bait Rasulullah saw, kecuali orang yang bergelimang kesalahan. Demikian tinggi nilainya mencintai Ahli Bait sehingga sepadan dengan mencintai Rasulullah saw.
Banyak dalil dari Al-Qur’an dan hadits tentang larangan menyakiti Ahli Bait. Menyakiti Ahli bait (baik itu perkataan maupun perbuatan) secara tidak tidak langsung sama dengan menyakiti (hati) Rasulullah saw, dan orang yang menyakiti Rasulullah saw berarti ia telah menyakiti Allah swt. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya, sebab ada ancaman dari Allah swt. Firman Allah swt: “ Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan melaknatinya di dunia dan akhirat dan disediakan baginya siksa yang menghinakan” (QS Al Ahzab: 57). Selain itu ada dalil yang sangat jelas larangan menyakiti Rasulullah saw. “Dan tidak boleh kamu menyakiti hati Rasulullah saw (QS Al-Ahzab 53). Jangan sampai kita menjadi umat Islam yang tidak mencintai Ahli Bait Rasulullah saw, sehingga masuk dalam ancaman hadits beliau. Nabi Muhammad bersabda: “Wahai Bani Mutholib , sesungguhnya aku memohon pada Allah swt untuk kalian tiga perkara, aku memohon kepada Allah swt supaya dia menetapkan orang yang tegak diantara kamu, dan dia mengajar orang-orang bodoh dia diantara kamu, dan menunjukkan orang tersesat diantara kamu dan aku memohon supaya Allah menjadikan kalian menjadi orang yang dermawan, orang yang pemberani dan belas kasiha, maka bila seorang laki-laki berdiri beribadah diantara rukun (di ka’bah) dan makam Ibrahim, dia mengerjakan shalat dan berpuasa, kemudian dia mati, dalam keadaan tidak menyukai Ahli bait Muhammad maka dia masuk neraka” (HR al-Thabrani dalam al Kair: 176:11).
            Ada hal yang sangat prinsip dalam agama kita mengapa kita mencintai Ahli Bait. Ternyata Ahli bait adalah orang yang suci dan mulia. Orang yang berakal dan bermata hati tidak akan mengingkari bahwa orang tua dan anak cucu Rasulullah saw adalah lebih mulia-mulianya orang tua dan anak cucu. Namun demikian kedudukannya dalam hukum syari’at tetap sama. Dalil dari al-Qur’an yang menunjukkan kemuliaan dan kesucian Ahli Bait adalah sebagai berikut:. “Sesungguhnya Allah swt bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahli bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (QS Al-Ahzab: 33). Asbabul Nuzul ayat ini adalah ketika Rasulullah saw telah membuatkan pakaian untuk Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, Beliau bersabda: “Ya Allah swt mereka adalah ahli baitku, dan orang istimewaku, maka bersihkan mereka dari kotoran, dan sucikanlah mereka sebersih-bersihnya”.

Dalam riwayat lain Nabi saw melempar pakaian pada mereka dan beliau meletakkan tangan beliau di atas mereka, seraya bersabda “Ya Allah sesungguhnya mereka adalah keluarga Muhammad, maka jadikanlah shalawatMu dan berkahMu pada keluarga Muhammad, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Terpuji lagi Maha Mulia” (HR Ahmad: 232:6).
            Imam Syafi’i ra melantukan sebuah syair:
يَا اَهْلِ بَيْتِ رَسُوْلِ اللهِ حُبُّكُمْ # فَرْضٌ مِنَ اللهِ فىِ اْلقُرْأَنِ اَنْزَلَهُ
كَفَاكُمْ مِنْ عَظِيْمِ اْلقَدْرِ أَنَّكُمْ # مَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْكُمْ لاَصَلاَةَ لَهُ

Wahai Ahli bait Rasulillah saw cinta kepada kalian adalah kewajiban ... Dari Allah yang dia turunkan dalam al-Qur’an”
“Sudah cukup untuk menunjukkan kebesaran derajat kalian bahwa ... Orang yang tidak bershalawat pada kalian maka shalat kalian tidak sempurna”

            Sebagian ulama’ ahli Tahqiq berpendapat bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh berfikir dalam setiap kejadian dan kesaksian, maka dia akan menemukan bahwasanya yang dinamakan ahli bait adalah mereka yang melaksanakan tugas agama, dan mengajak pada syari’at Nabi sayyidil Mursalin, yang bertaqwa pada Tuhan mereka, dan yang mengikuti jejak kakek mereka, mereka meletakkan telapak kaki di atas telapak kaki. Ulama mereka adalah pemimpin umat dan laksana matahari yang mampu menghilangkan kegelapan.
            Kesimpulannya hendaknya kita mencintai ahli bait Rasulullah sebab mereka orang yang mulia, serta mengikuti mereka sebab diantara mereka ada ulama yang menunjukkan pada keimanan dan ketaqwaan sebagaimana Rasulullah saw menunjukkan umat manusia pada terangnya petunjuk menjauh dari gelapnya kesesatan.
***








Tidak ada komentar:

Posting Komentar