Edisi 19 th VI : 22 Mei 2015
M / 4 Sya’ban 1436 H
REALISASI
IMAN
Penulis:
Ust. Herul Syabana (TPQ
al-Mansyur, Mangkujayan)
Puji syukur kepada Allah swt atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah
menunjukkan jalan yang mulia kepada
umatnya sebagai khalifah di muka bumi, dengan uswatun hasanah yang bercirikan
keimanan dan ketakwaan.
Ciri-ciri orang
yang bertakwa kepada Allah swt ada 3, sebagaimana yang dikatakan oleh habib
Abdullah bin Alwy al-Hadad, yaitu:
Pertama, Taat kepada Allah swt serta tidak durhaka kepada
Allah swt.
Semua perkataan dan perbuatan orang bertakwa senantiasa berdasarkan pada
al-Qur’an dan Hadits. Aturan yang ditetapkan dalam al-Qur’an dan Hadits harus
diyakini akan selalu membawa kemashlahatan terhadap manusia. Hal ini
karena pada hakikatnya aturan serta norma tersebut merupakan petunjuk dari
Allah swt. Apabila ada orang Islam masih saja menyakiti atau merugikan
sesamanya, berarti ia masih belum beriman dan bertakwa kepada Allah swt secara
benar. Tidak peduli pejabat atau rakyat, tokoh agama atau orang biasa, jika
perkataan dan perbuatannya bertentangan dengan norma atau aturan yang
ditetapkan dalam al-Qur’an dan Hadits, berarti ia belum mampu mengaplikasikan
konsep keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, ciri-ciri orang yang bertakwa ialah senantiasa
ingat kepada Allah swt dan tidak melupakan Allah swt. Sebagaiman firman Allah swt dalam
al-Qurán surat al-Ahzab ayat 41-42: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan
bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”. Dalam ayat ini
disebutkan waktu pagi dan petang dengan maksud kapan saja hendaklah
manusia senantiasa mengingat Allah swt. Maka orang yang beriman dan bertakwa,
kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apapun akan selalu ingat kepada Allah
swt. Konsep ini adalah hal yang sangat penting dalam ajaran agama Islam karena
dengan mengingat Allah swt akan menumbuhkan kesadaran bahwa segala gerak-gerik
manusia selalu ada yang mengawasi yakni Allah swt. Dengan demikian manusia akan
berhati-hati apabila akan melakukan sesuatu sehingga tidak berani melakukan
tindakan kedurhakaan pada Allah swt.
Ketiga, ciri–ciri orang yang beriman dan betaqwa
kepada Allah swt ialah senantiasa bersyukur kepada Allah swt dan
tidak kufur nikmat. Hendaknya
manusia ingat bahwa ia dilahirkan ke dunia tidak membawa apa–apa, sedangkan apa
yang dimilikinya sekarang ini tidak lain hanyalah pemberian dari Allah swt.
Namun, kebanyakan manusia justru lupa dari mana harta benda atau kenikmatan
yang dimilikinya sehingga ia lupa untuk bersyukur kepada Allah swt. Kemudian
apabila manusia mendapat kesulitan atau kesusahan, barulah ia mengingat Allah
swt dan menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memberi nikmat kepada manusia.
Maka sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa hendaknya mengingat Allah swt
tidak hanya pada waktu kesusahan dan kesempitan saja, akan tetapi senantiasa
mengingat Allah swt dan bersyukur kepada-Nya dalam kondisi bahagia maupun
sengsara, senang maupun susah, serta lapang maupun sempit.
Selanjutnya
terkait dengan realisasi iman dan takwa, hendaknya manusia menyadari bahwa
segala perkataan maupun perbuatannya dalam kehidupan dunia ini akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Di pengadilan akhirat manusia tidak
akan bisa menghindar atas segala perkataan maupun perbuatannya semasa hidup di
dunia sebagaimana tersirat dalam al-Qurán surat Yasin ayat 65: “Pada
hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka lakukan.”
Selain dengan meyakini bahwa segala perkataan dan perbuatan manusia akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat, hendaknya manusia mengingat sabda Rasulullah
saw: “Hiduplah yang mulia atau matilah (dalam keadaan syahid).” Sabda
Rasulullah saw ini mengajarkan umat manusia agar hidup mulia. Jika keimanan dan
ketakwaan sudah direalisasikan dalam keseharian hidup, maka akan secara otomatis
secara otomatis seseorang bertingkah
laku mulia. Segala yang dilakukannya mencerminkan kepribadian makhluk yang tahu
diri, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun hubungan dengan
Allah. Ketakwaan kepada Allah swt akan menempatkan manusia pada posisi yang
mulia baik di hadapan manusia, maupun di hadapan Allah swt. Orang–orang yang
bertakwa akan bermanfaat bagi manusia lain karena dia senantiasa berbuat baik
dan tidak pernah merugikan. Dengan demikian orang-orang di sekitarnya akan
menaruh rasa segan dan hormat. Adapun di hadapan Allah, bagi manusia yang
bertakwa maka surga dijanjikan untuknya. Limpahan kasih sayang Allah juga akan
senantiasa menyelimuti hidupnya. Demikianlah jika orientasi hidup adalah
mendapatkan ridho dari Allah, maka kemuliaan telah menanti. Kebahagiaan juga sudah siap digenggam. Ketentraman lahir
batin senantiasa menyelimuti.
Orang yang
hidupnya mulia karena senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, akan
menemukan kematian yang syahid. Sehingga akhirnya akan mendapatkan kehidupan
yang bahagia di akhirat. Orang–orang yang senantiasa berbuat baik di masa
hidupnya, selalu berdzikir mengingat Allah dan taat pada ajaran agama, serta
senantiasa mengaplikasikan keimanan dan ketakwaannya dalam kehidupan,
maka tidaklah sulit baginya untuk mengucapkan kalimat tauhid Laa ilaaha
illallah pada waktu sakaratul maut. Padahal Nabi bersabda: “Barang
siapa yang akhir ucapannya (pada sakaratul maut) adalah
Laa ilaaha illallah, maka ia akan masuk surga.” Di sinilah konsep
hidup mulia di dunia (fid dun-ya hasanah) berakhir yaitu khusnul
khotimah untuk kemudian memasuki babak baru yakni mulia di akhirat (fil
akhirati hasanah) serta terhindar dari kehinaan abadi ( waqina ‘adza ban nar).
Semoga kita termasuk orang yang mampu merealisasikan
keimanan dan ketaqwaan dalam wujud yang nyata berupa hubungan yang baik antara
sesama manusia maupun dengan Allah, sehingga mendapat label manusia yang mulia
di kehidupan manapun. Aamiin…
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar