Edisi 24 th VII : 10 Juni 2016 M / 5
Ramadlan 1437 H
KASIH
SAYANG
Penulis:
ust. Mahfud, S.Pd.I (TPQ Miftahul Huda, jenes)
Puji syukur pada Allah swt yang
bersifat Rahman dan Rahim. Allah yang senantiasa menyayangi hamba-Nya, terlebih terhadap hamba
yang saling menyayangi terhadap sesamanya. Allah telah berfirman dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 148: “Karena
itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di
akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Kemudian shalawat salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw, makhluk
paling mulia di muka bumi ini yang pernah diciptakan oleh Allah swt, yang telah
memberikan teladan kepada umatnya bagaimana seorang pemimpin mampu menyayangi
yang dipimpin sehingga terjadi hubungan harmonis dengan sesama manusia.
Setiap hari Jum’at, khatib shalat
Jum’at senantiasa mengingatkan jamaah agar bertaqarrub kepada Allah swt dengan
meningkatkan ketaqwaan, yakni dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dengan demikian, semoga kita sebagai
jamaah, dapat menjadi hamba yang disayangi dan dicintai oleh Allah swt
sebagaimana tersirat dalam surat Yunus ayat 62-63 yang artinya: “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah
(orang–orang yang dicintai/disayangi oleh Allah) tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang–orang yang
beriman dan mereka selalu bertakwa.”
Allah swt
adalah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap seluruh hambanya. “ar-Rahman” artinya mengasihi dan
menyayangi makhluknya, baik itu orang islam maupun orang kafir, baik orang yang
taat maupun orang yang durhaka, baik di dunia maupun di akhirat. Adapun sifat “ar-Rahim” bersifat lebih khusus yakni
kasih sayang Allah swt hanya bagi orang yang mukmin kelak di akhirat.
Umat
Islam dianjurkan saling menyayangi terhadap sesama manusia. Kedamaian, keadilan
dan ketentraman akan tercipta manakala apa yang akan dilakukan oleh seseorang
didasari atas kasih sayang terhadap sesama manusia. Adanya tawuran, bentrokan
dan berbagai macam bentuk kekerasan itu tak lain karena minimnya rasa kasih
sayang. Minimnya anak yang mempunyai kasih sayang itu tak lain karena kurangnya
kasih sayang orang tua terhadap anak tersebut. Orang tua terlalu sibuk mencari
uang sehingga ia lupa memberikan kasih sayang terhadap anaknya. Akhirnya
membentuk karakter anak yang tidak memiliki sifat kasih sayang, karena
kurangnya kasih sayang dan pengawasan dari orang tua, anak cenderung masuk
dalam komunitas baru yang tak jarang komunitas tersebut adalah genk-genk yang
suka tawuran, balapan liar, hura-hura atau pergaulan bebas. Demikian besar
akibat dari orang tua yang kurang memberikan kasih sayang terhadap anaknya.
Anak
yang keras terkadang karena dibentuk oleh orang tua yang keras. Orang tua yang
suka memukul, seperti mengajari anak menjadi suka memukul. Orang tua yang suka
membentak juga membentuk karakter anak yang suka membentak pula. Orang tua yang
keras, selain membentuk karakter yang keras ternyata juga membentuk karakter
anak yang penakut, sebab ia melakukan sesuatu atas dasar ketakutan. Anak yang
selalu diliputi rasa takut, akan terhambat kecerdasan dan mentalnya. Oleh
karena itu sebagai orang tua hendaknya menjadi orang tua yang mengasihi dan
menyayangi terhadap anak-anaknya. Keluarga-keluarga yang dibangun dengan kasih
sayang akan membentuk masyarakat yang diliputi dengan kasih sayang. Masyarakat yang diliputi dengan kasih sayang
akan membentuk bangsa yang saling menyayangi antar sesama.
Kasih
sayang akan menciptakan keadilan, suatu contoh seorang pejabat tidak akan
korupsi, seorang Bos tidak akan memeras tenaga karyawannya, manakala ia
berpikir betapa korupsi itu sangat mendzalimi dan menganiaya rakyat. Pejabat
yang mengasihi dan menyayangi rakyatnya tidak akan melakukan hal-hal yang
merugikan bangsanya sendiri. Kalau sifat kasih sayang ini dimiliki seluruh
lapisan masyarakat apapun itu posisinya tentu kedamaian akan tercipta di dunia
ini. Kemudian ketentraman pun akan terwujud manakala kasih sayang benar-benar
dijunjung tinggi. Orang tidak mudah mengalirkan darah orang lain, orang tidak
mudah menjatuhkan bom dan mengangkat senjata. Kekerasan dan pembunuhan tidak
akan dilakukan oleh orang yang hatinya dipenuhi dengan kasih sayang.
Rasulullah saw
bersabda: “Orang yang mempunyai kasih sayang akan dikasihi Allah yang bersifat
Rahman, sayangilah makhluk yang di bumi, maka akan disayangi oleh Dzat yang ada
di langit”. Dalam hal ini, menyayangi makhluk tidak hanya terbatas
menyayangi manusia saja, tetapi juga berlaku untuk hewan bahkan tumbuhan. Kalau
ada contoh bentuk kasih sayang terhadap binatang diganjar dengan pahala yang
besar oleh Allah swt, tentu menyayangi sesama manusia pahalanya jauh lebih
besar. Sebagaimana dikutip Imam Nawawi dalam kitab nashaihul ibad, Imam
Ghazali bermimpi beliau diberi kemuliaan di sisi Allah, Imam Ghazali ditanya
apa penyebab beliau bisa pada posisi yang sedemikian tinggi, beliau menjawab
karena amal-amal beliau. Allah berfirman bukan karena itu, amal itu tidak aku
terima, sedangkan amalmu yang aku terima adalah pada suatu hari kamu menulis
buku namun ada seekor lalat yang minum pada tintamu, kemudian kamu berhenti
karena kasihan sampai selesainya lalat itu minum. Oleh karena itulah Allah
mempersilahkan Imam Ghazali masuk ke surga.
Demikianlah
contoh suatu amal yang didasari dengan keikhlasan walaupun amal itu “hanya”
menyayangi binatang, ternyata diganjar dengan balasan yang besar oleh Allah
swt. Dalam sebuah hadits juga diceritakan bagaimana seorang wanita yang Ahli
maksiat atau PSK bisa diampuni dosanya dan dimasukkan ke dalam syurga oleh Allah
swt karena sayangnya terhadap anjing yang kehausan. Anjing yang kehausan diberi
minum oleh wanita tersebut. Demikianlah bagaimana Allah swt meluaskan
ampunannya kepada hambanya yang ikhlas menyayangi sesama makhluk yang ada di
bumi. Sebaliknya ada sebuah hadits lain menyebutkan seorang wanita masuk neraka
karena menyiksa kucing. Kucing dimasukkan dalam kurungan akhirnya mati
kelaparan. Kalau membunuh kucing saja mampu mengantar seseorang ke neraka bagaimana
kalau membunuh manusia?
Semoga Allah
menjadikan kita sebagai orang yang senantiasa berkasih sayang dan kita
dikumpulkan dengan orang-orang yang penuh kasih sayang. Aamiin.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar