buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Rabu, 29 Juni 2016

KASIH SAYANG



       Edisi 24 th VII : 10 Juni 2016 M / 5 Ramadlan 1437 H
KASIH SAYANG
Penulis: ust. Mahfud, S.Pd.I (TPQ Miftahul Huda, jenes)
Puji syukur pada Allah swt yang bersifat Rahman dan Rahim. Allah yang senantiasa menyayangi hamba-Nya, terlebih terhadap hamba yang saling menyayangi terhadap sesamanya. Allah telah berfirman dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 148: “Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” Kemudian shalawat salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw, makhluk paling mulia di muka bumi ini yang pernah diciptakan oleh Allah swt, yang telah memberikan teladan kepada umatnya bagaimana seorang pemimpin mampu menyayangi yang dipimpin sehingga terjadi hubungan harmonis dengan sesama manusia.
 Setiap hari Jum’at, khatib shalat Jum’at senantiasa mengingatkan jamaah agar bertaqarrub kepada Allah swt dengan meningkatkan ketaqwaan, yakni dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dengan demikian, semoga kita sebagai jamaah, dapat menjadi hamba yang disayangi dan dicintai oleh Allah swt sebagaimana tersirat dalam surat Yunus ayat 62-63 yang artinya: Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah (orang–orang yang dicintai/disayangi oleh Allah) tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang–orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”

Allah swt adalah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap seluruh hambanya. “ar-Rahman” artinya mengasihi dan menyayangi makhluknya, baik itu orang islam maupun orang kafir, baik orang yang taat maupun orang yang durhaka, baik di dunia maupun di akhirat. Adapun sifat “ar-Rahim” bersifat lebih khusus yakni kasih sayang Allah swt hanya bagi orang yang mukmin kelak di akhirat.
            Umat Islam dianjurkan saling menyayangi terhadap sesama manusia. Kedamaian, keadilan dan ketentraman akan tercipta manakala apa yang akan dilakukan oleh seseorang didasari atas kasih sayang terhadap sesama manusia. Adanya tawuran, bentrokan dan berbagai macam bentuk kekerasan itu tak lain karena minimnya rasa kasih sayang. Minimnya anak yang mempunyai kasih sayang itu tak lain karena kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak tersebut. Orang tua terlalu sibuk mencari uang sehingga ia lupa memberikan kasih sayang terhadap anaknya. Akhirnya membentuk karakter anak yang tidak memiliki sifat kasih sayang, karena kurangnya kasih sayang dan pengawasan dari orang tua, anak cenderung masuk dalam komunitas baru yang tak jarang komunitas tersebut adalah genk-genk yang suka tawuran, balapan liar, hura-hura atau pergaulan bebas. Demikian besar akibat dari orang tua yang kurang memberikan kasih sayang terhadap anaknya.
            Anak yang keras terkadang karena dibentuk oleh orang tua yang keras. Orang tua yang suka memukul, seperti mengajari anak menjadi suka memukul. Orang tua yang suka membentak juga membentuk karakter anak yang suka membentak pula. Orang tua yang keras, selain membentuk karakter yang keras ternyata juga membentuk karakter anak yang penakut, sebab ia melakukan sesuatu atas dasar ketakutan. Anak yang selalu diliputi rasa takut, akan terhambat kecerdasan dan mentalnya. Oleh karena itu sebagai orang tua hendaknya menjadi orang tua yang mengasihi dan menyayangi terhadap anak-anaknya. Keluarga-keluarga yang dibangun dengan kasih sayang akan membentuk masyarakat yang diliputi dengan kasih sayang.  Masyarakat yang diliputi dengan kasih sayang akan membentuk bangsa yang saling menyayangi antar sesama.
            Kasih sayang akan menciptakan keadilan, suatu contoh seorang pejabat tidak akan korupsi, seorang Bos tidak akan memeras tenaga karyawannya, manakala ia berpikir betapa korupsi itu sangat mendzalimi dan menganiaya rakyat. Pejabat yang mengasihi dan menyayangi rakyatnya tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan bangsanya sendiri. Kalau sifat kasih sayang ini dimiliki seluruh lapisan masyarakat apapun itu posisinya tentu kedamaian akan tercipta di dunia ini. Kemudian ketentraman pun akan terwujud manakala kasih sayang benar-benar dijunjung tinggi. Orang tidak mudah mengalirkan darah orang lain, orang tidak mudah menjatuhkan bom dan mengangkat senjata. Kekerasan dan pembunuhan tidak akan dilakukan oleh orang yang hatinya dipenuhi dengan kasih sayang.

Rasulullah saw bersabda: “Orang yang mempunyai kasih sayang akan dikasihi Allah yang bersifat Rahman, sayangilah makhluk yang di bumi, maka akan disayangi oleh Dzat yang ada di langit”. Dalam hal ini, menyayangi makhluk tidak hanya terbatas menyayangi manusia saja, tetapi juga berlaku untuk hewan bahkan tumbuhan. Kalau ada contoh bentuk kasih sayang terhadap binatang diganjar dengan pahala yang besar oleh Allah swt, tentu menyayangi sesama manusia pahalanya jauh lebih besar. Sebagaimana dikutip Imam Nawawi dalam kitab nashaihul ibad, Imam Ghazali bermimpi beliau diberi kemuliaan di sisi Allah, Imam Ghazali ditanya apa penyebab beliau bisa pada posisi yang sedemikian tinggi, beliau menjawab karena amal-amal beliau. Allah berfirman bukan karena itu, amal itu tidak aku terima, sedangkan amalmu yang aku terima adalah pada suatu hari kamu menulis buku namun ada seekor lalat yang minum pada tintamu, kemudian kamu berhenti karena kasihan sampai selesainya lalat itu minum. Oleh karena itulah Allah mempersilahkan Imam Ghazali masuk ke surga.  
Demikianlah contoh suatu amal yang didasari dengan keikhlasan walaupun amal itu “hanya” menyayangi binatang, ternyata diganjar dengan balasan yang besar oleh Allah swt. Dalam sebuah hadits juga diceritakan bagaimana seorang wanita yang Ahli maksiat atau PSK bisa diampuni dosanya dan dimasukkan ke dalam syurga oleh Allah swt karena sayangnya terhadap anjing yang kehausan. Anjing yang kehausan diberi minum oleh wanita tersebut. Demikianlah bagaimana Allah swt meluaskan ampunannya kepada hambanya yang ikhlas menyayangi sesama makhluk yang ada di bumi. Sebaliknya ada sebuah hadits lain menyebutkan seorang wanita masuk neraka karena menyiksa kucing. Kucing dimasukkan dalam kurungan akhirnya mati kelaparan. Kalau membunuh kucing saja mampu mengantar seseorang ke neraka bagaimana kalau membunuh manusia?
Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang yang senantiasa berkasih sayang dan kita dikumpulkan dengan orang-orang yang penuh kasih sayang. Aamiin.
***





Tidak ada komentar:

Posting Komentar