Edisi 21 th VII : 20 Mei 2016 M / 13 Sya’ban 1437 H
SALAM
Penulis:
ust. Marsudi, S.Pd.I (TPQ al-Mukmin, Bangunsari)
Puji syukur pada Allah swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat
an-Nisa’ ayat 86 yang artinya: “Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan
yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungankan segala sesuatu.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
pada nabi Muhammad saw yang telah memberikan tauladan tentang bagaimana cara
yang efektif efisien serta diridhai Allah dalam bersosialisasi dengan sesama
manusia, sehingga terwujud masyarakat yang damai dan mendamaikan.
Dalam syari’at Islam, kita mengenal hablum
minAllah dan hablum minan-nas. Dalam hablum minAllah lebih
bersifat individual personal, dalam artian hanya kita sendiri yang mengetahui
eksistensinya. Adapun dalam hablum minan-nas lebih bersifat sosial,
dalam artian eksistensinya akan terlihat secara fisik di mata masyarakat. Salah
satu kunci penting bagi kita untuk berinteraksi dalam konsep hablum
minan-nas adalah langkah pertamanya. Ada idiom yang mengatakan: kesan
pertama begitu menggoda, selanjutnya ... terserah anda. Nah, dalam syari’at
Islam, langkah pertama dalam konsep ini adalah ucapan salam. Sebegitu
pentingnya ucapan salam, sehingga mengucapkannya pun kita sudah mendapat
pahala, sedang menjawab salam merupakan kewajiban. Ada begitu banyak dalil yang
memperkuat point penting sebuah ucapan salam.
Dalam sebuah hadits disebutkan: "Kalian
tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman
sehingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian mau aku tunjukkan sesuatu
yang apabila kalian kerjakan akan menjadikan kalian saling mencintai? Yaitu
sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim). Dari hadits ini, kita bisa melihat betapa
pentingnya sebuah salam. Dari sebuah ucapan seringan “salam” ternyata berdampak
bagus terhadap tumbuhnya rasa saling menyayangi pada sesama. Hal ini akan
berdampak bagus dalam kajian sosiologi. Hubungan antar sesama indvidu akan
terjalin dengan harmonis, senyum akan senantiasa tersaji. Wajah cerah akan
menghias di segala lapisan masyarakat. Dengan begitu, kebahagiaan sosial tentu
lebih mudah diwujudkan.
Ucapan salam selayaknya disampaikan pada semua
kalangan. Ucapan salam boleh kita sampaikan kepada lawan jenis, sekalipun bukan
muhrim. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, sebagaimana
diceritakan oleh Asma’ binti Yazid yang berkata: "Rasulullah saw
pernah berjalan melewati kami dan melihat sekelompok wanita sedang duduk-duduk,
maka beliau mengucapkan salam kepada kami." (HR. Abu
Dawud). Begitu juga terhadap
anak-anak, kita sangat dianjurkan untuk menyapa mereka dengan salam. Janganlah
kita merasa gengsi, sebab anak-anak pun
juga berhak mendapat penghormatan. Anas bin Malik ra menceritakan dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullah saw bertemu dengan beberapa anak, lalu beliau memberi salam
kepada mereka.
Kemudian, dalam kajian salam, siapakah yang
wajib mengucapkan salam terlebih
dulu? Rasulullah saw.
bersabda: "Orang yang naik kendaraan memberikan salam kepada orang
yang berjalan kaki, sedangkan orang yang berjalan memberikan salam kepada orang
yang duduk, dan yang sedikit jumlahnya memberikan salam kepada yang lebih
banyak." (Muttafaqun ’Alaih). Orang yang mengucapkan salam lebih
dulu termasuk orang yang baik keislamannya. Dalam hadits lain yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan perihal salam
ini disebutkan: "Sesungguhnya sebaik-baik manusia menurut Allah
adalah orang yang memulai mengucapkan
salam." (HR. Abu Dawud). Orang yang memberi salam lebih dulu
dikatakan lebih baik, karena bisa dipastikan hatinya tidak punya prasangka
apa-apa kepada orang yang diberi
salam. Dan salam yang dia ucapkan tentunya bertujuan untuk menjalin
hubungan yang lebih baik. Oleh
karenanya, apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw terkait etika salam, siapa
yang terlebih dahulu mengucapkan salam tersebut tidaklah bersifat mutlak. Kita
yang sedang duduk, boleh saja mengucapkan salam pada orang yang sedang
berjalan. Atau kita yang berjumlah banyak, tetap saja boleh mengucapkan salam
pada kumpulan orang yang lebih sedikit. Pada dasarnya, siapa yang mengucapkan
salam terlebih dahulu, tentunya dia lebih baik. Hal ini diperkuat dengan hadits
dari Ibnu ‘Umar yang menyampaikan
sabda Rasulullah saw:
"Apabila dua orang muslim bertemu lantas salah satunya memberi salam
kepada yang lain, maka yang mendahului mengucapkan salam lebih dicintai Allah swt dan wajahnya lebih
berseri-seri dari temannya itu. Apabila keduanya berjabat tangan, maka Allah
akan menurunkan seratus rahmat kepada keduanya, (dengan ketentuan) bagi yang
memulainya mendapat 90 rahmat dan yang diajak berjabat tangan mendapat 10
rahmat." (HR. Tirmidzi)
Adapun dalam hal redaksi ucapan salam, semakin
lengkap kalimat salam yang kita ucapkan, semakin besar pahalanya. Hadits berikut mengisahkan: “Ada
seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw dengan mengucap "Assalamu ’alaikum." Setelah menjawabnya,
beliau bersabda: "Sepuluh." Kemudian datang lagi orang lainnya dengan
mengucap salam "Assalamu ’alaikum
wa rahmatullaah." Sesudah menjawabnya, Rasulullah saw bersabda: "Dua puluh."
Selang beberapa waktu kemudian, datang orang yang lain lagi seraya mengucapkan
salam "Assalamu ’alaikum
wa rahmatullaahi
wa barakatuh." Setelah menjawabnya,
Rosulullah saw bersabda: “Tiga
puluh." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Hadits ini menegaskan kepada
kita, bahwa setiap perbuatan baik seperti mengucapkan salam, selalu ada
pahalanya. Besar kecilnya pahala yang kita peroleh, tergantung dari seberapa
sempurna kita mengerjakannya. Jadi semakin lengkap salam yang kita ucapkan,
semakin besar pahala yang kita peroleh.
Dari tulisan kecil ini, semoga kita semakin
tergugah untuk memasyarakatkan ucapan salam. Setidaknya, mari kita berdayakan
anggota keluarga kita sendiri. Setiap kita masuk rumah atau bertemu dengan
anggota keluarga, kita bisa mendahului mengucapkan salam. Rasulullah saw
bersabda kepada Anas bin Malik: ’’Wahai anakku, jika kamu masuk ke rumah
keluargamu, maka ucapkanlah salam, niscaya akan menjadi berkah bagi kamu dan
keluargamu." (HR. Tirmidzi). Semoga kita mampu mengaplikasikan hadits ini, dan semoga juga Allah swt
meringankan mulut kita untuk mengucapkan salam. Aamiin ...
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar