buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Selasa, 13 September 2016

SYETAN MUSUH MANUSIA



       Edisi 35 th VII : 02 September 2016 M / 30 Dzul Qo’dah 1437 H
SYETAN MUSUH MANUSIA
Penulis: ust. Mahfud, S.Pd.I (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt yang telah berfirman dan memberikan gambaran dalam al-Qur’an surat Shaad ayat 75-77 yang artinya “Wahai Iblis! Apa yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” iblis berkata “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah.” (kemudian Allah berfirman) Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.” Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada nabi Muhammad saw yang telah menyampaikan kepada kita berbagai ilmu tentang syariat dari Allah, ilmu yang menata kehidupan dunia akhirat manusia agar selamat dan bahagia.
Allah menciptakan berbagai jenis makhluk dengan karakter unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Makhluk ciptaan Allah diantaranya manusia, malaikat, jin, syetan, iblis dan sejenisnya. Syetan adalah sebutan untuk anak cucu iblis. Dalam sejarah penciptaan manusia, iblis semula adalah penghuni syurga yang taat kepada Allah swt. Namun karena kesombongannya, ia tidak lagi taat pada Allah swt tatkala diperintahkan untuk sujud penghormatan kepada Nabi Adam as. Iblis merasa lebih mulia dan lebih baik daripada nabi Adam as. Kedurhakaan ini menyebabkan iblis diusir oleh Allah swt dari surge, sebagaimana tergambar dalam surat Shaad ayat 78 yang artinya Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”

Namun Iblis memohon izin kepada Allah untuk menggoda anak cucu dari nabi Adam as, agar nantinya bisa menjadi teman iblis kelak di neraka. Sebagaimana tergambar dalam al-Qur’an surat Shaad ayat 82-83 yang artinya “Demi kekuasaan Engkau, aku (iblis) akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa iblis memang sebenarnya adalah musuh manusia.
            Selain iblis, ada juga makhluk sejenisnya yang menjadi musuh manusia yaitu syetan. Kita diwajibkan memerangi syetan, sebab syetan adalah nyata-nyata musuh manusia yang menyesatkan. Darinya tidak dapat diharapkan adanya kebaikan dan perdamaian. Manusia tidak boleh lupa dengan syetan dan hendaknya menjadikan syetan sebagai musuh yang diwaspadai. Mari kita perhatikan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Yasin ayat 60 yang artinya: Bukankah Aku sudah memerintahkan kepadamu bani Adam, supaya tidak menyembah syetan, sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.” Juga dalam surat Fathir ayat 6 yang artinya  “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” Dan masih masih banyak lagi ayat al-Qur’an yang menunjukkan bahwa syetan adalah musuh manusia.
            Manusia terkadang lengah dengan tipu daya syetan yang tak henti-hentinya memusuhi manusia dengan mengajak kepada keburukan. Hakikatnya manusia yang beribadah kepada Allah swt serta mengajak untuk melakukan hal-hal yang menuju pada keridhaan Allah swt adalah melakukan perlawanan terhadap syetan. Sebaliknya syetan telah menyiapkan tipu daya dan berusaha keras bagaimana agar manusia tersesat, melenceng dari jalan yang diridhai Allah swt. Pada intinya cita-cita syetan adalah kehancuran manusia.
            Kita mengenal adanya istilah teman syetan yaitu orang kafir merupakan teman syetan. Ini hanya istilah saja dan hakikatnya syetan tetap memusuhi orang kafir sekalipun. Dalam menjalankan misinya syetan mempunyai pembantu yang sangat melekat pada manusia dan manusia tidak bisa melepasnya. Pembantu syaetan tersebut  adalah nafsu amarah manusia yakni nafsu yang banyak menuju pada keburukan. Manusia sering kalah dengan syetan dikarenakan kalah dengan nafsunya sendiri.
            Kemudian bagaimana usaha manusia agar mampu melawan dan mengalahkan syetan? Menurut pendapat para Ulama, kita harus minta pertolongan kepada Allah swt. Syetan diibaratkan anjing yang selalu menggoda kita, kalau kita terus menerus menghalau, kita akan kelelahan dan kehabisan waktu, sehingga ia dapat menggigit dan melukai. Syetan mengetahui gerak gerik manusia, sedangkan manusia tidak mengetahui. Ini seperti halnya syetan bertinju dengan mata terbuka, sedangkan manusia bertinju dengan mata tertutup. Sebenarnya mudah saja bagi Allah untuk me-

nyelamatkan manusia dari godaan syetan, sebab Allah Maha Kuasa. Adapun kalau Allah masih menghendaki seseorang dikalahkan syetan, maka itu sebenarnya ujian bagi manusia agar lebih keras berusaha lagi. Manusia tersebut harus mampu mengalahkan tipu daya syetan, berjuang melawan syetan sampai pada titik darah penghabisan. Dengan demikian manusia tersebut mendapatkan pahala perjuangan dan sabar. Ini sebagaimana diisyaratkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 142 yang artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang yang sabar.”
            Dalam konsep perjuangan manusia menuju surga, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa syetan merupakan cobaan bagi manusia. Oleh karenanya, semakin keras manusia berusaha mengalahkan syetan dengan bermujahadah, maka di situlah pahala semakin banyak bagi manusia.
Bagaimana cara memerangi syetan? Menurut pendapat para Ulama ada tiga cara memerangi syetan :
1.      Harus mengetahui segala tipu daya syetan, sehingga dia tidak akan berani mengganggu kita. Keadaannya ibarat maling jika ia mengetahui bahwa tuan rumah mengetahui keadaanya niscaya maling itu akan lari.
2.      Remehkan ajakan syetan, jangan memperhatikan atau menuruti ajakan syetan. Syetan itu ibarat Anjing yang menggonggong. Jika dilayani, ia akan terus menerus menggonggong, tetapi jika dibiarkan, ia akan diam dengan sendirinya.
3.      Berdzikir dengan lisan maupun hati.
Tiga cara ini hanyalah merupakan konsep besar yang masih pelu dirinci lagi, semisal kita harus cermat mengetahui apa saja tipu daya syetan, juga bagaimana teknik-teknik dalam meremehkan, serta bagaimana lafadz berdzikir dengan lisan maupun hati.
            Pada akhirnya, marilah kita senantiasa berlindung pada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk. Semoga Allah menjadikan kita sebagai manusia yang terpelihara dari tipu daya syetan. Aamiin.
***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar