Edisi 35 th VII : 02 September 2016 M / 30 Dzul Qo’dah
1437 H
SYETAN MUSUH MANUSIA
Penulis:
ust. Mahfud, S.Pd.I (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
Segala puji hanyalah bagi Allah
swt yang telah berfirman dan memberikan gambaran dalam al-Qur’an surat Shaad
ayat 75-77 yang artinya “Wahai Iblis! Apa yang menghalangimu sujud kepada
yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri
ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” iblis berkata
“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan
Engkau ciptakan dia dari tanah.” (kemudian Allah berfirman) Maka keluarlah kamu
dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.” Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan pada nabi Muhammad saw yang telah
menyampaikan kepada kita berbagai ilmu tentang syariat dari Allah, ilmu yang
menata kehidupan dunia akhirat manusia agar selamat dan bahagia.
Allah menciptakan berbagai jenis
makhluk dengan karakter unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Makhluk
ciptaan Allah diantaranya manusia, malaikat, jin, syetan, iblis dan sejenisnya.
Syetan adalah sebutan untuk anak cucu iblis. Dalam sejarah penciptaan manusia, iblis
semula adalah penghuni syurga yang taat kepada Allah swt. Namun karena
kesombongannya, ia tidak lagi taat pada Allah swt tatkala diperintahkan untuk
sujud penghormatan kepada Nabi Adam as. Iblis merasa lebih mulia dan lebih baik
daripada nabi Adam as. Kedurhakaan ini menyebabkan iblis diusir oleh Allah swt
dari surge, sebagaimana tergambar dalam surat Shaad ayat 78 yang artinya “Sesungguhnya
kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”
Namun Iblis
memohon izin kepada Allah untuk menggoda anak cucu dari nabi Adam as, agar
nantinya bisa menjadi teman iblis kelak di neraka. Sebagaimana tergambar dalam
al-Qur’an surat Shaad ayat 82-83 yang artinya “Demi kekuasaan Engkau, aku
(iblis) akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang
ikhlas di antara mereka.” Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa iblis
memang sebenarnya adalah
musuh manusia.
Selain iblis, ada juga makhluk sejenisnya
yang menjadi musuh manusia yaitu syetan. Kita diwajibkan memerangi syetan,
sebab syetan adalah nyata-nyata musuh manusia yang menyesatkan. Darinya tidak
dapat diharapkan adanya kebaikan dan perdamaian. Manusia tidak boleh
lupa dengan syetan dan hendaknya menjadikan syetan sebagai musuh yang diwaspadai. Mari kita perhatikan
firman Allah swt dalam al-Qur’an
surat Yasin ayat 60 yang artinya: “Bukankah Aku
sudah memerintahkan kepadamu bani Adam, supaya tidak menyembah syetan,
sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.” Juga dalam surat Fathir ayat 6 yang
artinya “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syetan-syetan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” Dan masih masih banyak lagi ayat al-Qur’an yang menunjukkan bahwa
syetan adalah musuh manusia.
Manusia terkadang lengah dengan tipu daya syetan
yang tak henti-hentinya
memusuhi manusia dengan mengajak kepada keburukan. Hakikatnya manusia yang
beribadah kepada Allah swt serta mengajak untuk melakukan hal-hal yang menuju
pada keridhaan Allah swt adalah melakukan perlawanan terhadap syetan.
Sebaliknya syetan telah menyiapkan tipu daya dan berusaha keras bagaimana agar manusia tersesat, melenceng dari
jalan yang diridhai Allah
swt. Pada intinya cita-cita
syetan adalah kehancuran manusia.
Kita mengenal adanya istilah “teman syetan” yaitu orang
kafir merupakan teman syetan.
Ini hanya istilah saja dan hakikatnya syetan tetap memusuhi orang kafir
sekalipun. Dalam menjalankan misinya syetan mempunyai pembantu yang sangat
melekat pada manusia dan manusia tidak bisa melepasnya. Pembantu syaetan
tersebut adalah nafsu amarah manusia yakni nafsu yang banyak menuju pada
keburukan. Manusia sering kalah dengan syetan dikarenakan kalah dengan nafsunya
sendiri.
Kemudian
bagaimana usaha manusia agar mampu melawan dan mengalahkan syetan? Menurut
pendapat para Ulama, kita harus minta pertolongan kepada Allah swt. Syetan diibaratkan anjing
yang selalu menggoda kita, kalau kita terus menerus menghalau, kita akan
kelelahan dan kehabisan waktu, sehingga ia dapat menggigit dan melukai. Syetan
mengetahui gerak gerik manusia, sedangkan manusia tidak mengetahui. Ini seperti
halnya syetan bertinju dengan mata terbuka, sedangkan manusia bertinju dengan
mata tertutup. Sebenarnya mudah saja
bagi Allah untuk me-
nyelamatkan manusia dari godaan
syetan, sebab Allah Maha Kuasa. Adapun kalau Allah masih menghendaki seseorang
dikalahkan syetan, maka itu
sebenarnya ujian bagi manusia
agar lebih keras berusaha
lagi. Manusia tersebut harus mampu
mengalahkan tipu daya syetan, berjuang
melawan syetan sampai pada titik darah penghabisan. Dengan demikian manusia tersebut mendapatkan
pahala perjuangan dan sabar. Ini sebagaimana diisyaratkan firman Allah swt dalam
al-Qur’an surat Ali Imran ayat 142 yang artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad
diantaramu dan belum nyata orang yang sabar.”
Dalam konsep perjuangan
manusia menuju surga, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa syetan merupakan
cobaan bagi manusia. Oleh karenanya, semakin keras manusia berusaha mengalahkan
syetan dengan bermujahadah, maka di situlah pahala semakin banyak bagi manusia.
Bagaimana cara
memerangi syetan? Menurut pendapat para Ulama ada tiga cara memerangi syetan :
1. Harus
mengetahui segala tipu daya syetan, sehingga dia tidak akan berani mengganggu
kita. Keadaannya ibarat maling jika ia mengetahui bahwa tuan rumah mengetahui
keadaanya niscaya maling itu akan lari.
2. Remehkan
ajakan syetan, jangan memperhatikan atau menuruti ajakan syetan. Syetan itu
ibarat Anjing yang menggonggong. Jika dilayani, ia akan terus menerus
menggonggong, tetapi jika dibiarkan, ia akan diam dengan sendirinya.
3. Berdzikir
dengan lisan maupun hati.
Tiga cara ini hanyalah merupakan konsep besar yang masih pelu dirinci lagi,
semisal kita harus cermat mengetahui apa saja tipu daya syetan, juga bagaimana
teknik-teknik dalam meremehkan, serta bagaimana lafadz berdzikir dengan lisan
maupun hati.
Pada akhirnya, marilah
kita senantiasa berlindung pada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai manusia yang terpelihara dari tipu daya
syetan. Aamiin.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar