buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Minggu, 22 Maret 2015

QALBIN SALIM



Edisi 04 th VI : 23 Januari 2015 M / 2 Rabiuts Tsani 1436 H
QALBIN SALIM
Penulis: ust. Herul Sabana (TPQ al-Mansyur, Mangkujayan)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt yang telah menciptakan manusia dengan dibekali hati untuk menimbang langkah-langkah hidupnya. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 22. “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw sebagai sebaik-baik suri tauladan yang harus diikuti jika ingin selamat dunia akhirat.
Di dunia ini selalu ada 2 hal yang bertolak belakang. Ada orang baik dan ada orang jahat, ada yang beriman dan ada yang kafir, begitu seterusnya. Mungkin kita bertanya, apa yang menjadi penyebabnya? Ada baiknya kita merenungi sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berikut ini:
“Ingatlah, di dalam tubuh (manusia) terdapat segumpal daging. Apabila ia baik,

maka baiklah tiap anggota tubuhnya. Dan jika ia buruk, maka buruklah tiap anggota tubuhnya. Ingatlah, ia (segumpal daging) itu adalah hati.” Dari hadits ini bisa ditafsirkan, bahwa baik buruknya seseorang ternyata faktor yang dominan bukanlah otak ataupun kebodohan intelektualnya. Banyak bukti menunjukkan banyak orang cerdas dan pandai namun gagal memanusiakan diri sendiri karena hatinya rusak dan tidak bersih. Korupsi maupun kolusi tidak bisa dilakukan oleh orang bodoh, melainkan hanya orang cerdas saja yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, untuk menjadi manusia cerdas dengan hati yang baik dan bersih, ada baiknya kita memahami al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 89: “Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (bi qalbin salim).”
Lalu apa yang harus kita lakukan agar bi qalbin salim? Setidaknya ada 3 hal yang harus kita perhatikan:
Pertama. Menjaga kesehatan hati agar tidak berpenyakit hati semisal cinta dunia dan takut mati. Jika hati sudah terkontaminasi penyakit ini, maka rakus terhadap harta sulit diatasi sehingga segala cara digunakan untuk meraup harta sebanyak-banyaknya. Bisa jadi dalam pikiran sudah tertanam pendapat bahwa harta akan mampu menyelamatkan diri dari kematian maupun dari siksa akhirat dan dengan harta tersebut bisa masuk surga dengan mudah. Padahal untuk masuk surga dibutuhkan hati yang bersih yang akan menghasilkan jiwa yang tenang, sesuai surat al-Fajr ayat 27-30: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi diridlai. Maka masuklah ke dalam kelompok hambaKu. Dan masuklah ke dalam surgaKu.”
Kedua. Agar qalbun salim maka hati juga diberi konsumsi khusus agar tidak gersang dan mengeras. Konsumsi yaitu dzikrullah. Ada 3 macam cara berdzikir yaitu dzikir hati dengan selalu mengingat Allah di mana pun dan dalam kondisi apapun sehingga merasa selalu bersama Allah, hati akan terasa sejuk dan damai. Ada juga dzikir lisan yaitu senantiasa menyebut nama Allah baik dengan kalimat thayyibah atau membaca al-Qur’an atau berdo’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Dzikir berikutnya adalah dzikir dengan amal yaitu mengerjakan segala kebaikan dengan tujuan mengingat Allah. Apapun model atau cara berdzikir, semuanya karena perintah Allah seperti tersirat dalam surat al-Ahzab ayat 41-42:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.”
Selain dzikrullah, konsumsi untuk hati adalah bersyukur atas segala nikmat Allah, baik nikmat masih diberi nafas, nikmat diberi kesehatan, nikmat lancar rezki dsb. Dengan bersyukur maka hati akan terasa lapang sehingga suatu nikmat akan bertambah terasa nikmatnya. Tetapi jika tidak bersyukur maka hati selalu menggerutu dan terasa sesak sehingga apa yang semestinya terasa nikmat justru terasa pedih

Ketiga. Agar qalbun salim maka harus ada langkah pengobatan jika hati sudah terjangkit penyakit. Manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan kemaksiatan, dan jika hal tersebut dituruti maka itulah gambaran hati yang sakit. Jika dibiarkan maka akan semakin kronis dan penyakit hati tersebut justru membuat bangga si pemilik hati dengan hidup bergelimang maksiat. Padahal masyarakat hanya akan menganggapnya sampah saja. Lalu apakah ada obat bagi penyakit hati? Kita tentu pernah mendengar lagu “Tombo Ati” karya Kyai Haji Bisri Mustofa yang sering dijadikan pujian di masjid atau mushola menjelang shalat berjama’ah, kemudian dipopulerkan oleh Emha Ainun Najib dan juga Opick dalam blantika musik Indonesia. “Tombo Ati” atau obat penyakit hati adalah:
1.Membaca al-Qur’an beserta maknanya.
2.Mendirikan shalat malam.
3.Berkumpul dengan orang shaleh.
4.Perut harusnya dalam keadaan lapar (maksudnya tidak mengumbar hawa nafsu dunia).
5.Melakukan dzikir malam yang banyak.
          Itulah lima konsep obat hati yang jika mampu melaksanakannya atau minimal melaksanakan salah satunya, maka insyaAllah hati akan terasa tenang dan segala penyakit hati akan pudar dengan sendirinya. “Tombo Ati” ini selain untuk mengobati hati yang berpenyakit juga untuk mencegah agar hati yang sudah bersih tidak lagi terkontaminasi penyakit. Maka sangatlah penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih dan sehat sehingga akan gemar melakukan kebajikan amal shaleh dan meninggalkan segala kemungkaran. Dengan begitu maka keadaan  jiwa akan tenang (sesuai konsep nafsu al-muthmainnah) saat kembali kepada Allah untuk kemudian termasuk orang-orang yang beruntung digolongkan menjadi hamba-hamba yang masuk surga. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dikaruniai hati yang bersih dan sehat tersebut sehingga kehidupan dunia kita tenang damai dan akhiratnya bahagia sejahtera dalam surga. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar