Edisi 04 th VI : 23
Januari 2015 M / 2 Rabiuts Tsani 1436 H
QALBIN SALIM
Penulis: ust. Herul Sabana (TPQ
al-Mansyur, Mangkujayan)
Segala puji
hanyalah bagi Allah swt yang telah menciptakan manusia dengan dibekali hati untuk
menimbang langkah-langkah hidupnya. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat
al-Mujadilah ayat 22. “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada
Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau
anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa
puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw sebagai sebaik-baik suri
tauladan yang harus diikuti jika ingin selamat dunia akhirat.
Di dunia ini
selalu ada 2 hal yang bertolak belakang. Ada orang baik dan ada orang jahat,
ada yang beriman dan ada yang kafir, begitu seterusnya. Mungkin kita bertanya,
apa yang menjadi penyebabnya? Ada baiknya kita merenungi sebuah hadits
Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berikut ini:
“Ingatlah, di dalam tubuh (manusia) terdapat
segumpal daging. Apabila ia baik,
maka
baiklah tiap anggota tubuhnya. Dan jika ia buruk, maka buruklah tiap anggota
tubuhnya. Ingatlah, ia (segumpal daging) itu adalah hati.” Dari hadits ini bisa ditafsirkan, bahwa
baik buruknya seseorang ternyata faktor yang dominan bukanlah otak ataupun
kebodohan intelektualnya. Banyak bukti menunjukkan banyak orang cerdas dan
pandai namun gagal memanusiakan diri sendiri karena hatinya rusak dan tidak
bersih. Korupsi maupun kolusi tidak bisa dilakukan oleh orang bodoh, melainkan
hanya orang cerdas saja yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, untuk menjadi
manusia cerdas dengan hati yang baik
dan bersih, ada baiknya kita memahami al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 89: “Kecuali
orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (bi qalbin salim).”
Lalu apa yang harus kita lakukan agar bi qalbin salim?
Setidaknya ada 3 hal yang harus kita perhatikan:
Pertama. Menjaga kesehatan hati agar tidak berpenyakit hati semisal cinta
dunia dan takut mati. Jika hati sudah terkontaminasi penyakit ini, maka rakus
terhadap harta sulit diatasi sehingga segala cara digunakan untuk meraup harta
sebanyak-banyaknya. Bisa jadi dalam pikiran sudah tertanam pendapat bahwa harta
akan mampu menyelamatkan diri dari kematian maupun dari siksa akhirat dan
dengan harta tersebut bisa masuk surga dengan mudah. Padahal untuk masuk surga
dibutuhkan hati yang bersih yang akan menghasilkan jiwa yang tenang, sesuai
surat al-Fajr ayat 27-30: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati puas lagi diridlai. Maka masuklah ke dalam kelompok hambaKu. Dan
masuklah ke dalam surgaKu.”
Kedua. Agar qalbun salim maka hati juga diberi konsumsi khusus agar
tidak gersang dan mengeras. Konsumsi yaitu dzikrullah. Ada 3 macam cara
berdzikir yaitu dzikir hati dengan selalu mengingat Allah di mana pun dan dalam
kondisi apapun sehingga merasa selalu bersama Allah, hati akan terasa sejuk dan
damai. Ada juga dzikir lisan yaitu senantiasa menyebut nama Allah baik dengan
kalimat thayyibah atau membaca al-Qur’an atau berdo’a sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu. Dzikir berikutnya adalah dzikir dengan amal yaitu
mengerjakan segala kebaikan dengan tujuan mengingat Allah. Apapun model atau
cara berdzikir, semuanya karena perintah Allah seperti tersirat dalam surat
al-Ahzab ayat 41-42:
“Hai orang-orang
yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.”
Selain dzikrullah, konsumsi untuk hati
adalah bersyukur atas segala nikmat Allah, baik nikmat masih diberi nafas,
nikmat diberi kesehatan, nikmat lancar rezki dsb. Dengan bersyukur maka hati
akan terasa lapang sehingga suatu nikmat akan bertambah terasa nikmatnya.
Tetapi jika tidak bersyukur maka hati selalu menggerutu dan terasa sesak
sehingga apa yang semestinya terasa nikmat justru terasa pedih
Ketiga. Agar qalbun salim maka
harus ada langkah pengobatan jika hati sudah terjangkit penyakit. Manusia
memiliki kecenderungan untuk melakukan kemaksiatan, dan jika hal tersebut
dituruti maka itulah gambaran hati yang sakit. Jika dibiarkan maka akan semakin
kronis dan penyakit hati tersebut justru membuat bangga si pemilik hati dengan
hidup bergelimang maksiat. Padahal masyarakat hanya akan menganggapnya sampah
saja. Lalu apakah ada obat bagi
penyakit hati? Kita tentu pernah mendengar lagu “Tombo Ati” karya
Kyai Haji Bisri Mustofa yang sering dijadikan pujian di masjid atau mushola
menjelang shalat berjama’ah, kemudian dipopulerkan oleh Emha Ainun Najib dan
juga Opick dalam blantika musik Indonesia. “Tombo Ati” atau obat
penyakit hati adalah:
1.Membaca al-Qur’an beserta maknanya.
2.Mendirikan shalat malam.
3.Berkumpul dengan orang shaleh.
4.Perut harusnya dalam keadaan lapar (maksudnya
tidak mengumbar hawa nafsu dunia).
5.Melakukan dzikir malam yang banyak.
Itulah lima konsep obat
hati yang jika mampu melaksanakannya atau minimal melaksanakan salah satunya,
maka insyaAllah hati akan terasa tenang dan segala penyakit hati akan pudar
dengan sendirinya. “Tombo Ati” ini selain untuk mengobati hati
yang berpenyakit juga untuk mencegah agar hati yang sudah bersih tidak lagi
terkontaminasi penyakit. Maka sangatlah penting bagi manusia untuk memiliki
hati yang bersih dan sehat sehingga akan gemar melakukan kebajikan amal shaleh
dan meninggalkan segala kemungkaran. Dengan begitu maka keadaan jiwa akan tenang (sesuai konsep nafsu
al-muthmainnah) saat kembali kepada Allah untuk kemudian termasuk
orang-orang yang beruntung digolongkan menjadi hamba-hamba yang masuk surga.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dikaruniai hati yang bersih dan
sehat tersebut sehingga kehidupan dunia kita tenang damai dan akhiratnya
bahagia sejahtera dalam surga. Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar