Edisi 11 th VII : 11 Maret 2016 M / 2 Jumadil Tsani 1437
H
MENGAGUMI AYAT ALLAH
Penulis:
ust. Mahfud, S.Pd.I (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
Maha suci Allah yang telah berfirman
dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 88 yang artinya “Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran
ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad saw, sang
penerima wahyu Ilahi melalui perantara malaikat Jibril.
Al-Qur’an merupakan satu-satunya
mu’jizat yang bisa dirasakan oleh semua manusia sampai akhir jaman.
Jika mu’jizat nabi Musa as atau mu’jizat nabi Nuh as hanya bisa dinikmati oleh
kaumnya, maka mu’jizat nabi Muhammad saw yang satu ini akan dapat dinikmati
oleh kaumnya semasa beliau masih hidup maupun sesudah wafatnya. Salah satu
point penting dalam al-Qur’an adalah kita diperintahkan untuk bersyukur
sekaligus berfikir dan mengagumi ayat-ayat Allah. Dalam hal ini, ayat-ayat
Allah boleh kita artikan sebagai ayat-ayat al-Qur’an yang tertulis dan bisa
kita baca, boleh juga kita artikan sebagai “ayat-ayat” sebagai tanda kekuasaan
Allah. Satu misal perintah dalam surat ar-Rum ayat 21 yang artinya “dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Lafadz “wa
min ayatihi ...” dimaknai “ dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ...”.
Allah Sang
Pencipta seluruh alam. Dengan segala keunikan keajaibannya menunjukkan betapa
Allah Maha Kuasa. Betapa besarnya matahari dan seluruh planet yang ada dalam
tata surya. Dengan mengetahui besarnya matahari dan planet-planet yang ada di
semesta ini semakin menunjukkan betapa kecilnya manusia. Semakin canggih
teknologi, justru semakin menunjukkan dan menyadarkan manusia bahwa Allah swt Maha
Hebat dan Maha Kuasa. Demikian apabila manusia mampu bertafakkur dengan
segala ciptaan Allah. Namun apabila manusia lupa dengan sang pencipta tentu
adanya alam tidak berpengaruh sedikit pun baginya.
Fungsi
diciptakanya alam semesta beserta yang ada di dalamnya tak lain atas 2 hal,
yaitu:
Ø Intifa’
(mengambil
manfaat). Ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang mengisaratkan agar manusia
mengambil manfaat dari diciptakannya semesta alam, semisal surat an-Naba’ ayat
11-16 yang artinya adalah sebagai berikut:
“dan Kami jadikan siang untuk mencari
penghidupan, dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan
Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air
yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan
tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat.”
Dengan Allah
menciptakan siang, maka itulah waktu manusia mencari penghidupan, mengais
rejeki untuk menopang kehidupannya di dunia. Pada siang hari matahari
bercahaya, yang dengan cahaya dan panasnya bisa dimanfaatkan tumbuhan, hewan
dan manusia. Selain itu Allah juga menurunkan hujan yang berupa air, yang tentu
saja sangat dibutuhkan semua makhluk hidup. Manusia sangat butuh terhadap air
untuk minum, mandi dan mencuci. Dan masih banyak lagi manfaat diciptakannya
Alam semesta bagi manusia. Segala yang Allah ciptakan memang bermanfaat untuk
manusia. sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 29 yang artinya: “Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukmu.”
Ø I’tibar
(mengambil
pelajaran). Ayat al-Qur’an yang pertama turun menyuruh agar manusia belajar.
Lafadz “iqra’ bismirabbikalladzi khalaq” bermakna “bacalah
seraya menyebut nama Tuhan Yang Menciptakan.”
Ada banyak
ayat-ayat al-Qur’an yang bisa diambil
pelajarannya, semisal surat al-Baqarah ayat 164 yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di
laut, membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan berupa
air, lalu dengan air itu, Dia hidupkan bumi, sesudah mati (kering)-nya.dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran) Allah bagi kaum yang memikirkan.”
Bertafakkur
dengan segala ciptaan Allah mampu melahirkan kesadaran diri manusia menjadi
insan yang mengakui segala kelemahan yang ada pada diri manusia. Ciptaan Allah
berupa langit dan bumi, malam dan siang menunjukkan betapa makhluk itu sifatnya
selalu berubah, selain itu sifat dari makhluk tidak selalu baik, terkadang juga
buruk. Diciptakan demikian tak lain, agar senantiasa saling melengkapi.
Diciptakannya syetan yang selalu mengajak manusia pada hal yang buruk, tak lain
sebagai ujian bagi manusia. Dinamika dan liku-liku kehidupan tidak indah tanpa
melalui perjalanan yang menyenangkan dan yang menyedihkan.
Dengan mengetahui
bahwa manusia begitu lemah di hadapan Allah, akan menumbuhkan kesadaran rendah
hati. Tidak jatuh pada kesombongan atas kelebihan yang sifatnya sementara.
Kekayaan, kepandaian, ketampanan dan kecantikan yang dimiliki tidak membuatnya
tinggi hati dan sombong, sebab ia sadar kelebihan yang dimiliki pasti akan
sirna seiring habisnya waktu.
Selanjutnya
dengan bertafakkur atas segala ciptaan Allah akan menumbuhkan manusia yang
berakhlaq mulia dengan sesama makhluk. Allah menciptkan laut, di dalamnya
terdapat jenis ikan yang sangat berguna bagi manusia. Allah menurunkan hujan,
yang dengan hujan tersebut maka tumbuhlah tanaman di atas bumi dan sangat
bermanfaat bagi manusia. Apabila manusia tidak mampu menjaga hewan, tumbuhan,
tanah, air tentu manusia rugi sebab bukan manfaat yang diperoleh tapi malah
bahaya yang akan menimpa manusia. Misal hujan yang gundul karena penebangan
liar, akan membawa pada longsor dan banjir di musim penghujan. Oleh karena itu,
kita telah diberi wasiat dalam al-Qur’an surat Hud ayat 61 yang artinya: “…
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Semoga Allah
senantiasa menunjukkan kita pada jalan yang lurus, pada jalan yang terang
benderang, sehingga hati kita senantiasa mampu mengagumi sekaligus mencerna
ayat-ayat yang telah diturunkan dalam al-Qur’an. Semoga kita bukan hanya
membacanya, namun juga mampu mengamalkannya. Aamiin.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar