buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Rabu, 23 Maret 2016

MENGAGUMI AYAT ALLAH



       Edisi 11 th VII : 11 Maret 2016 M / 2 Jumadil Tsani 1437 H
MENGAGUMI AYAT ALLAH
Penulis: ust. Mahfud, S.Pd.I (TPQ Miftahul Huda, Jenes)
Maha suci Allah yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 88 yang artinya “Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad saw, sang penerima wahyu Ilahi melalui perantara malaikat Jibril.
Al-Qur’an merupakan satu-satunya mu’jizat yang bisa dirasakan oleh semua manusia sampai akhir jaman. Jika mu’jizat nabi Musa as atau mu’jizat nabi Nuh as hanya bisa dinikmati oleh kaumnya, maka mu’jizat nabi Muhammad saw yang satu ini akan dapat dinikmati oleh kaumnya semasa beliau masih hidup maupun sesudah wafatnya. Salah satu point penting dalam al-Qur’an adalah kita diperintahkan untuk bersyukur sekaligus berfikir dan mengagumi ayat-ayat Allah. Dalam hal ini, ayat-ayat Allah boleh kita artikan sebagai ayat-ayat al-Qur’an yang tertulis dan bisa kita baca, boleh juga kita artikan sebagai “ayat-ayat” sebagai tanda kekuasaan Allah. Satu misal perintah dalam surat ar-Rum ayat 21 yang artinya “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Lafadz “wa min ayatihi ...” dimaknai “ dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ...”.


Allah Sang Pencipta seluruh alam. Dengan segala keunikan keajaibannya menunjukkan betapa Allah Maha Kuasa. Betapa besarnya matahari dan seluruh planet yang ada dalam tata surya. Dengan mengetahui besarnya matahari dan planet-planet yang ada di semesta ini semakin menunjukkan betapa kecilnya manusia. Semakin canggih teknologi, justru semakin menunjukkan dan menyadarkan manusia bahwa Allah swt Maha Hebat dan Maha Kuasa. Demikian apabila manusia mampu bertafakkur dengan segala ciptaan Allah. Namun apabila manusia lupa dengan sang pencipta tentu adanya alam tidak berpengaruh sedikit pun baginya.
Fungsi diciptakanya alam semesta beserta yang ada di dalamnya tak lain atas 2 hal, yaitu:
Ø Intifa’ (mengambil manfaat). Ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang mengisaratkan agar manusia mengambil manfaat dari diciptakannya semesta alam, semisal surat an-Naba’ ayat 11-16 yang artinya adalah sebagai berikut:
“dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat.”
Dengan Allah menciptakan siang, maka itulah waktu manusia mencari penghidupan, mengais rejeki untuk menopang kehidupannya di dunia. Pada siang hari matahari bercahaya, yang dengan cahaya dan panasnya bisa dimanfaatkan tumbuhan, hewan dan manusia. Selain itu Allah juga menurunkan hujan yang berupa air, yang tentu saja sangat dibutuhkan semua makhluk hidup. Manusia sangat butuh terhadap air untuk minum, mandi dan mencuci. Dan masih banyak lagi manfaat diciptakannya Alam semesta bagi manusia. Segala yang Allah ciptakan memang bermanfaat untuk manusia. sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 29 yang artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukmu.”

Ø I’tibar (mengambil pelajaran). Ayat al-Qur’an yang pertama turun menyuruh agar manusia belajar. Lafadz “iqra’ bismirabbikalladzi khalaq” bermakna “bacalah seraya menyebut nama Tuhan Yang Menciptakan.”
Ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang bisa diambil pelajarannya, semisal surat al-Baqarah ayat 164 yang artinya:  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan berupa air, lalu dengan air itu, Dia hidupkan bumi, sesudah mati (kering)-nya.dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran) Allah bagi kaum yang memikirkan.”


Bertafakkur dengan segala ciptaan Allah mampu melahirkan kesadaran diri manusia menjadi insan yang mengakui segala kelemahan yang ada pada diri manusia. Ciptaan Allah berupa langit dan bumi, malam dan siang menunjukkan betapa makhluk itu sifatnya selalu berubah, selain itu sifat dari makhluk tidak selalu baik, terkadang juga buruk. Diciptakan demikian tak lain, agar senantiasa saling melengkapi. Diciptakannya syetan yang selalu mengajak manusia pada hal yang buruk, tak lain sebagai ujian bagi manusia. Dinamika dan liku-liku kehidupan tidak indah tanpa melalui perjalanan yang menyenangkan dan yang menyedihkan.
Dengan mengetahui bahwa manusia begitu lemah di hadapan Allah, akan menumbuhkan kesadaran rendah hati. Tidak jatuh pada kesombongan atas kelebihan yang sifatnya sementara. Kekayaan, kepandaian, ketampanan dan kecantikan yang dimiliki tidak membuatnya tinggi hati dan sombong, sebab ia sadar kelebihan yang dimiliki pasti akan sirna seiring habisnya waktu.
Selanjutnya dengan bertafakkur atas segala ciptaan Allah akan menumbuhkan manusia yang berakhlaq mulia dengan sesama makhluk. Allah menciptkan laut, di dalamnya terdapat jenis ikan yang sangat berguna bagi manusia. Allah menurunkan hujan, yang dengan hujan tersebut maka tumbuhlah tanaman di atas bumi dan sangat bermanfaat bagi manusia. Apabila manusia tidak mampu menjaga hewan, tumbuhan, tanah, air tentu manusia rugi sebab bukan manfaat yang diperoleh tapi malah bahaya yang akan menimpa manusia. Misal hujan yang gundul karena penebangan liar, akan membawa pada longsor dan banjir di musim penghujan. Oleh karena itu, kita telah diberi wasiat dalam al-Qur’an surat Hud ayat 61 yang artinya: “… Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita pada jalan yang lurus, pada jalan yang terang benderang, sehingga hati kita senantiasa mampu mengagumi sekaligus mencerna ayat-ayat yang telah diturunkan dalam al-Qur’an. Semoga kita bukan hanya membacanya, namun juga mampu mengamalkannya. Aamiin.
***







Tidak ada komentar:

Posting Komentar