Edisi 08 th VII : 19 Februari 2016 M / 10 Jumadil Ula 1437
H
ULAMA DAN FUQAHA
Penulis:
ust. Herul Sabana, S.E (Mayak Tonatan)
Maha suci Allah yang telah berfirman
dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11: “Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Shalawat dan salam semoga tercurahkan pada nabi Muhammad
saw, manusia paling mulia yang menjadi revolusioner sejati dalam kehidupan
manusia, yang mampu membawa perubahan dari jahiliyyah sampai ke islamiyah.
Peran ulama dan fuqaha dalam
kehidupan masyarakat islam sangatlah penting. Ulama yang merupakan orang-orang
pilihan yang mendapat keilmuan melebihi dari orang-orang awam, sehingga ulama
mampu mencerna sebuah masalah untuk kemudian menyampaikan hakikat dari masalah
tersebut pada orang awam. Ulama akan memberikan nasehat-nasehat dan fatwa pada
masyarakat awam agar tetap berada di jalur yang benar. Demikian pula fuqaha
yang merupakan para ahli fiqh yang senantiasa mengawal masyarakat awam agar
tidak melenceng dari pakem syari’at yang telah ditentukan. Dalam tataran ibadah
maupun muamalah, peran fuqaha tetaplah urgen. Sebuah ibadah haruslah dilandasi
ilmu fiqh, sebab jika tidak dilandasi ilmu fiqh maka boleh jadi ibadahnya akan
ngawur. Muamalah juga demikian, tanpa ilmu fiqh maka muamalah bisa carut-marut.
Setelah
wafatnya Rasulullah maka tugas syiar Islam beralih ke pundak para sahabat yang
diteruskan para tabiin dan seterusnya. Setelah masa salafush shaleh tersebut maka kelanjutan syiar Islam dijalankan
oleh para ulama di masa mereka masing-masing. Peran mereka sangat penting dalam
kesuksesan penyebaran agama Islam di daerah baru dan dalam rangka menjaga
stabilitas konsep syariat Islam. Karena itulah kemudian para Ulama disebut
sebagai pewaris ilmu Nabi.
Sedangkan para ahli fiqh berperan besar dalam
mengantarkan umat Islam yang tidak sempat berjumpa langsung dengan Rasulullah
agar dapat senantiasa menjalankan syariat sesuai dengan apa yang dikonsepkan
oleh Rasulullah melalui sunnah beliau. Dalam hal ini para ahli fiqh merumuskan
berbagai hukum Islam ke dalam 5 jenis hukum yaitu wajib, sunnah, mubah,
makruh dan haram. Karena itulah peran para ahli fiqh juga sangat besar bagi
umat Islam.
Mengingat
sedemikian besarnya peranan ulama dan ahli fiqh, maka Rasulullah telah memberi
peringatan kepada umat Islam: “Akan datang masa dari umat-ku, yang mereka
lari dari ulama dan ahli fiqh…” Dalam
hal ini, yang dimaksud dengan “lari” adalah tidak mengindahkan apa-apa yang
difatwakan oleh ulama serta tidak mengacuhkan apa-apa yang ditetapkan sebagai
batasan oleh ahli fiqh. Mereka hanya membuat hukum-hukum sendiri menuruti hawa
nafsu dan kepentingan pribadi maupun kelompok dengan menyitir dalil-dalil
agama. Jika apa yang telah diprediksikan oleh Rasulullah ini telah menjadi
kenyataan, maka akan datanglah tiga hal yang merupakan siksaan Allah bagi
mereka di dunia ini, yaitu:



Demikianlah betapa beratnya beban yang ditanggung jika kita meninggalkan
ulama dan ahli fiqh. Karena itulah, tepat kiranya jika berkumpul dengan orang
sholeh yaitu ulama dan ahli fiqh dapat menjadi obat hati agar senantiasa
dilingkupi kebahagiaan dan dihangati oleh cahaya keimanan.
Selain itu, untuk menanamkan keimanan dan
ketakwaan maka kita harus senantiasa melunakkan hati dengan memperbanyak
dzikrullah di setiap saat setiap waktu, bukan cuma saat kita ditimpa musibah
saja. Dengan begitu kita akan semakin dekat dengan Allah sehingga kita dapat
sesering mungkin mendapat anugerah rahmat-Nya. Ada sebuah Hadits riwayat
at-Tirmidzi: “Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah telah bersabda: Janganlah kalian
memperbanyak bicara selain dzikrullah, sebab hal tersebut akan menyebabkan
kerasnya hati, dan manusia yang paling jauh dari rahmat Allah adalah yang keras
hatinya.” Kemudian diperjelas dengan perintah dari Allah dalam surat
al-Ahzab ayat 41-42: “Hai orang-orang yang beriman,
berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan
bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.”
Akhirnya semoga kita diberi kekuatan oleh Allah
untuk senantiasa mempertebal iman dan takwa, semakin merapat dengan ulama dan
ahli fiqh, serta mampu berdzikir di setiap helaan nafas, dengan harapan kita
diberi rahmat sehingga terhindar dari kemunculan pemimpin fasik yang zalim atau
terhindar dari pencabutan keberkahan rezki dan juga terhindar dari su’ul khotimah. Semoga negri ini menjadi
baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur,
rezkinya barokah dan semua rakyatnya khusnul khotimah. Aamiin...
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar