Edisi 10 th VII : 4 Maret 2016 M / 24 Jumadil Ula 1437 H
PENDIDIKAN MANUSIA
Penulis:
ust. Marsudi, S.Pd.I (TPQ ad-Darajaat, Mayak)
Maha suci Allah yang telah
berfirman dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 12-14 yang artinya “Dan Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian
Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik.” Shalawat dan salam semoga tercurah pada
nabi Muhammad saw, yang pernah memberikan penjelasan terkait surat al-Mu’minun
ayat 12-14 tersebut dengan hadits yang artinya: “Sesungguhnya seseorang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya dalam
perut (rahim) ibunya selama 40 hari dalam keadaan nutfah, kemudian menjadi
‘alaqah selama periode yang sama, kemudian menjadi mudghah dalam periode yang
sama juga, kemudian malaikat diutus untuk meniupkan ruh kepadanya, dan malaikat
itu disuruh menentukan 4 hal yaitu tentang rizkinya, kematiannya, amal
perbuatannya, dan apakah ia celaka atau bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kita adalah manusia yang merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah. Kita
diciptakan dalam wujud ahsani taqwim, sebaik-baik bentuk. Pada prinsipnya, kita ini terdiri dari dua substansi, yaitu
berasal dari saripati tanah yang menjadi air mani dan juga ruh yang
diberikan Allah. Pada point inilah keunggulan manusia sebagai makhluk
yang memiliki kelengkapan jasmani dan rohani. Agar kedua kelengkapan ini
dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukanlah pembinaan dan bimbingan dalam
wujud pendidikan. Adapun menurut para ahli, yang dimaksud dengan pendidikan adalah sebuah proses untuk
mempengaruhi orang lain agar menjadi seperti yang dimaksud. Pendidikan juga
bisa diartikan bahwa pendidik harus berbuat sesuatu untuk memperkembangkan si peserta
didik secara keseluruhan ke arah kepribadian atau tingkah laku yang diharapkan.
Sejalan dengan pengertian tersebut maka Pendidikan Islam didefinisikan sebagai
suatu proses perubahan individu agar menjadi lebih baik menurut agama Islam.
Tujuan dalam Pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai
Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran
Islam secara bertahap.
Di kota kecil kita,
Ponorogo ini, kita akan dapat dengan mudah menemukan lembaga pendidikan secara
formal maupun nonformal, dari yang biayanya sangat murah sampai yang biayanya
mahal, mulai tingkat TK/RA sampai Perguruan Tinggi, mulai tingkat TPQ sampai Tahassus
pesantren, semuanya tersedia di Ponorogo. Kita disuguhi banyak pilihan. Dalam konteks ini,
seharusnya kita tidak kesulitan mengimplementasikan kandungan al-Qur’an dalam
surat al-‘Alaq ayat 1-5 yang artinya: “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” Harus dicermati bahwa Allah mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya itu secara umum menggunakan
methode dengan perantaran kalam. Maka bisa disimpulkan bahwa kita musti
belajar pada guru di lembaga pendidikan, terlepas formal maupun nonformal. Kita
bisa belajar di banyak tempat sesuai dengan pilihan kita. Kita bisa “membaca”
sesuai dengan kondisi keuangan maupun keinginan kita.
Siapapun
di antara kita yang terjun ke dalam dunia pendidikan, baik formal maupun
nonformal, sejatinya adalah menjadi pejuang yang insya Allah tidak jauh berbeda
dengan para mujahidin di medan perang Islam. Disebutkan dalam al-Qur’an surat at-Taubah
ayat 122 yang artinya “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin
itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” Jika kita
mencermati ayat ini, kita akan dapat memahami betapa pentingnya pendidikan bagi
orang Islam, sama pentingnya dengan gerakan dakwah penyebaran agama Islam. Kita
sebagai manusia akan dianggap “utuh” jika kita berpendidikan dan mampu
mengamalkan ilmu. Hal inilah yang membedakan kita dengan hewan yang meskipun
dididik namun tak akan mampu mengamalkan ilmunya.
Kemudian sebagaimana disebutkan
di atas bahwa tujuan dalam Pendidikan Islam adalah idealitas
(cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islami, maka kita juga layak untuk mengetahui secara
rinci tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Islam dilihat dari perspektif
religius adalah pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat
Islam.
Sedangkan tujuan Pendidikan Islam dilihat dari perspektif duniawi adalah tetap
mengacu pada kehidupan ukhrawi (akhirat). Pada hakikatnya kehidupan duniawi tetaplah
mengandung nilai ukhrawi karena dengan mengamalkan ilmu dan teknologi
maka manusia akan mampu berbuat lebih banyak amal kebaikan di dunia dibanding
dengan orang-orang yang tidak berilmu. Dari hal-hal tersebut, kemudian tujuan
Pendidikan Islam diklarifikasi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu tujuan
bersifat individual (Al-Ghardhu al-Fardiy) dan tujuan bersifat
sosial kemasyarakatan (Al-Ghardhu al-Ijtima’iy). Untuk mencapai tujuan secara
individu seperti yang diharapkan, proses pendidikan haruslah memperhatikan
potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif (’aqliyah,
intelektual), aspek afektif (khuluqiyah, akhlak tingkah laku), dan aspek
psikomotorik (jismiyah, kekuatan jasmani). Tujuan pendidikan yang bersifat sosial kemasyarakatan disebut juga Al-Ghardhu al-Ijtima’iy. Dalam aplikasinya, Al-Ghardhu al-Ijtima’iy relevan
dengan segala aspek hablum minan nas dan berorientasi pada terjalinnya ukhuwah
Islamiyah. Pada dasarnya pendidikan bagi setiap individu hanyalah sebagai
alat atau media untuk memperbaiki keadaan masyarakat dan melatih sekelompok
orang untuk mengemban tugas pemerintah serta menjalankan tugas kemasyarakatan.
Ketika kita mampu memahami
tentang Pendidikan Islam bagi manusia, maka kita akan paham kandungan surat Ali
Imran ayat 102 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.” Semoga secuil tulisan ini mampu menambah semangat kita dalam
berkecimpung di dunia pendidikan Islam, baik sebagai subyek maupun obyek, untuk
kemudian turut berjuang membangun masyarakat Ponorogo. Semoga Allah meridhoi
segala amal usaha kita. Aamiin.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar