buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Rabu, 02 Maret 2016

PENDIDIKAN MANUSIA



       Edisi 10 th VII : 4 Maret 2016 M / 24 Jumadil Ula 1437 H
PENDIDIKAN MANUSIA
Penulis: ust. Marsudi, S.Pd.I (TPQ ad-Darajaat, Mayak)
Maha suci Allah yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 12-14 yang artinya “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” Shalawat dan salam semoga tercurah pada nabi Muhammad saw, yang pernah memberikan penjelasan terkait surat al-Mu’minun ayat 12-14 tersebut dengan hadits yang artinya: “Sesungguhnya seseorang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut (rahim) ibunya selama 40 hari dalam keadaan nutfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama periode yang sama, kemudian menjadi mudghah dalam periode yang sama juga, kemudian malaikat diutus untuk meniupkan ruh kepadanya, dan malaikat itu disuruh menentukan 4 hal yaitu tentang rizkinya, kematiannya, amal perbuatannya, dan apakah ia celaka atau bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kita adalah manusia yang merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah. Kita diciptakan dalam wujud ahsani taqwim, sebaik-baik bentuk. Pada prinsipnya, kita ini terdiri dari dua substansi, yaitu berasal dari saripati tanah yang menjadi air mani dan juga ruh yang diberikan Allah. Pada point inilah keunggulan manusia sebagai makhluk

yang memiliki kelengkapan jasmani dan rohani. Agar kedua kelengkapan ini dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukanlah pembinaan dan bimbingan dalam wujud pendidikan. Adapun menurut para ahli, yang dimaksud dengan pendidikan adalah sebuah proses untuk mempengaruhi orang lain agar menjadi seperti yang dimaksud. Pendidikan juga bisa diartikan bahwa pendidik harus berbuat sesuatu untuk memperkembangkan si peserta didik secara keseluruhan ke arah kepribadian atau tingkah laku yang diharapkan. Sejalan dengan pengertian tersebut maka Pendidikan Islam didefinisikan sebagai suatu proses perubahan individu agar menjadi lebih baik menurut agama Islam. Tujuan dalam Pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.
            Di kota kecil kita, Ponorogo ini, kita akan dapat dengan mudah menemukan lembaga pendidikan secara formal maupun nonformal, dari yang biayanya sangat murah sampai yang biayanya mahal, mulai tingkat TK/RA sampai Perguruan Tinggi, mulai tingkat TPQ sampai Tahassus pesantren, semuanya tersedia di Ponorogo. Kita disuguhi banyak pilihan. Dalam konteks ini, seharusnya kita tidak kesulitan mengimplementasikan kandungan al-Qur’an dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5 yang artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Harus dicermati bahwa Allah mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya itu secara umum menggunakan methode dengan perantaran kalam. Maka bisa disimpulkan bahwa kita musti belajar pada guru di lembaga pendidikan, terlepas formal maupun nonformal. Kita bisa belajar di banyak tempat sesuai dengan pilihan kita. Kita bisa “membaca” sesuai dengan kondisi keuangan maupun keinginan kita.
            Siapapun di antara kita yang terjun ke dalam dunia pendidikan, baik formal maupun nonformal, sejatinya adalah menjadi pejuang yang insya Allah tidak jauh berbeda dengan para mujahidin di medan perang Islam. Disebutkan dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 122 yang artinya “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” Jika kita mencermati ayat ini, kita akan dapat memahami betapa pentingnya pendidikan bagi orang Islam, sama pentingnya dengan gerakan dakwah penyebaran agama Islam. Kita sebagai manusia akan dianggap “utuh” jika kita berpendidikan dan mampu mengamalkan ilmu. Hal inilah yang membedakan kita dengan hewan yang meskipun dididik namun tak akan mampu mengamalkan ilmunya.

Kemudian sebagaimana disebutkan di atas bahwa tujuan dalam Pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islami, maka kita juga layak untuk mengetahui secara rinci tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Islam dilihat dari perspektif religius adalah pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam. Sedangkan tujuan Pendidikan Islam dilihat dari perspektif duniawi adalah tetap mengacu pada kehidupan ukhrawi (akhirat). Pada hakikatnya kehidupan duniawi tetaplah mengandung nilai ukhrawi karena dengan mengamalkan ilmu dan teknologi maka manusia akan mampu berbuat lebih banyak amal kebaikan di dunia dibanding dengan orang-orang yang tidak berilmu. Dari hal-hal tersebut, kemudian tujuan Pendidikan Islam diklarifikasi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu tujuan bersifat individual (Al-Ghardhu al-Fardiy) dan tujuan bersifat sosial kemasyarakatan (Al-Ghardhu al-Ijtima’iy). Untuk mencapai tujuan secara individu seperti yang diharapkan, proses pendidikan haruslah memperhatikan potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif (’aqliyah, intelektual), aspek afektif (khuluqiyah, akhlak tingkah laku), dan aspek psikomotorik (jismiyah, kekuatan jasmani). Tujuan pendidikan yang bersifat sosial kemasyarakatan disebut juga Al-Ghardhu al-Ijtima’iy. Dalam aplikasinya, Al-Ghardhu al-Ijtima’iy relevan dengan segala aspek hablum minan nas dan berorientasi pada terjalinnya ukhuwah Islamiyah. Pada dasarnya pendidikan bagi setiap individu hanyalah sebagai alat atau media untuk memperbaiki keadaan masyarakat dan melatih sekelompok orang untuk mengemban tugas pemerintah serta menjalankan tugas kemasyarakatan.
Ketika kita mampu memahami tentang Pendidikan Islam bagi manusia, maka kita akan paham kandungan surat Ali Imran ayat 102 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” Semoga secuil tulisan ini mampu menambah semangat kita dalam berkecimpung di dunia pendidikan Islam, baik sebagai subyek maupun obyek, untuk kemudian turut berjuang membangun masyarakat Ponorogo. Semoga Allah meridhoi segala amal usaha kita. Aamiin.
***







Tidak ada komentar:

Posting Komentar