buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Senin, 20 Februari 2017

TAMBAH ILMU



       Edisi 01 th VIII : 06 Januari 2017 M / 07 Rabiuts Tsani 1438 H
TAMBAH ILMU
Penulis: ust. Marsudi, S.Pd.I (TPQ al-Mukmin, Bangunsari)
Segala puji hanyalah bagi Allah swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 78 yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad saw, sang maha guru bagi segenap manusia yang menginginkan kebaikan serta kebahagiaan dunia akhirat.
Baru saja kita mengganti kalender dengan kalender baru 2017, dan banyak diantara kita sudah membuat ketetapan semangat baru untuk berubah lebih baik dari tahun 2016. Sebagaimana ajaran dalam Islam sesuai hadits Rasulullah saw bahwasanya barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dia termasuk orang beruntung, sedangkan barangsiapa yang hari ini sama seperti kemarin maka termasuk orang yang rugi, adapun barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari kemarin maka termasuk orang yang celaka. Jika kita cermati, sejatinya hitungan yang digunakan oleh Rasulullah saw adalah “hari” bukan “tahun”. Oleh karenanya, kita tidak perlu menunggu pergantian tahun untuk berubah lebih baik. Namun meskipun begitu, tidak ada salahnya jika kita membuat resolusi untuk tahun yang mulai kita masuki ini, misalnya untuk tahun 2017 ini kita akan menambah wawasan pengetahuan kita, atau kita akan menjadi semakin tambah ilmu, atau kita akan berbagi ilmu pada masyarakat, dan lain sebagainya.

            Apapun resolusi kita di tahun 2017 ini, tentunya kita berharap lebih baik dari sebelumnya. Kita tentunya akan berusaha berbuat baik dan lebih baik lagi. Seberapa pun perbuatan baik kita, sesungguhnya tetap akan dinilai dan mendapat balasan dari Allah swt. Bukankah kelak di akhirat, kebaikan kita yang hanya seberat “dzahrah” pun akan mendapat pahala untuk diikutkan dalam timbangan amal? Oleh karenanya, janganlah berkecil hati jika kita ini dalam keadaan miskin harta sehingga kurang mampu bersedekah untuk mendapatkan pahala sedekah, toh pada hakikatnya kita masih bisa mendapatkan banyak pahala dari jalan lain semisal jalan berbuat baik.
Adapun salah satu jalan untuk berubah hidup lebih baik adalah dengan ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mencermati keadaan sekeliling kita, bahwasanya jika seorang pedagang ingin bertambah sukses usahanya maka dia harus terus menambah ilmu pengetahuan dagangnya, jika seorang sopir ingin lebih sukses usahanya maka dia harus menambah ilmu pengetahuan transportasinya, jika seorang petani ingin bertambah sukses usahanya maka diapun harus menambah ilmu pertaniannya. Semua orang harus terus menambah ilmunya, karena dunia ini terus berlari dengan peradabannya. Jika kita tertinggal, maka kita harus mengejar, sebab jika kita merasa puas dengan kondisi kita saat ini dan enggan menambah keilmuan kita, maka sejatinya kita akan semakin jauh tertinggal.
Kemudian kita juga harus menyadari bahwasanya bukan hanya keilmuan duniawi saja yang harus bertambah, melainkan ada yang lebih penting yaitu keilmuan pemahaman agama kita beserta implementasinya. Apalah guna pandai ilmu dunia namun bodoh dalam ilmu agama? Meskipun ilmu dunia itu merupakan hal yang penting, namun jika tidak diimbangi dengan ilmu agama, maka bisa jadi justru akan mengotori jiwa kita. Apalagi jika sudah memasuki ranah ilmu politik dan ilmu ekonomi, jika tanpa diiringi ilmu agama maka akan membuat manusia kotor jiwanya dan kemudian menjadi monster mengerikan. Oleh karena itu, mari kita cermati pesan dalam al-Qur’an surat asy-Syams ayat 7-10 yang artinya “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Mengingat betapa pentingnya jiwa yang suci dalam menjalani kehidupan, maka sudah selayaknya kita terus menambah daya upaya untuk menjalani penyucian jiwa tersebut. Proses belajar untuk mensucikan jiwa ini akan terus berlangsung seumur hidup sehingga tujuan proses ini dapat tercapai. Adapun tujuan tersebut sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 102 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”

            Oleh karena betapa pentingnya ilmu agama untuk menjadi dasar bagi ilmu dunia, maka kita telah diperingatkan dalam al-Qur’an surat At-Taubah ayat 122 yang artinya “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Dalam ayat ini kita dapat melihat betapa memperdalam pengetahuan agama mendapat porsi penting dan sejajar dengan jihad berperang di jalan Allah. Mari kita cermati juga sebuah hadits yang artinya: Dan barangsiapa menempuh suatu jalan demi mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR Muslim).
Jika kita sudah berubah lebih baik dalam bidang ilmu, maka kemajuan ilmu pengetahuan tersebut akan menjaga eksistensi kita dalam memajukan peradaban serta keluhuran derajat kita sendiri. Hal ini telah tersirat dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan sebanyak beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Berbekal keyakinan ketinggian derajat orang yang berilmu, maka marilah kita berusaha terus untuk menjadi lebih baik dalam pemahaman sebuah ilmu dan semakin giat mencari tambahan ilmu lagi. Sesungguhnya jika Allah sudah mengangkat derajat kita maka tak ada manusia lain yang mampu menjatuhkannya.
            Semoga Allah meridhai itikad baik kita untuk berubah menjadi lebih baik di masa-masa yang akan datang. Semoga kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masyarakat tempat kita bersosialisasi. Semoga kita menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Aamiin …
***





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar