Edisi 01 th VIII : 06 Januari 2017 M / 07 Rabiuts Tsani
1438 H
TAMBAH ILMU
Penulis:
ust. Marsudi, S.Pd.I (TPQ al-Mukmin, Bangunsari)
Segala puji hanyalah bagi Allah
swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 78 yang artinya “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad
saw, sang maha guru bagi segenap manusia yang menginginkan kebaikan serta
kebahagiaan dunia akhirat.
Baru saja kita mengganti kalender
dengan kalender baru 2017, dan banyak diantara kita sudah membuat ketetapan
semangat baru untuk berubah lebih baik dari tahun 2016. Sebagaimana ajaran
dalam Islam sesuai hadits Rasulullah saw bahwasanya barang siapa yang hari ini
lebih baik dari kemarin maka dia termasuk orang beruntung, sedangkan
barangsiapa yang hari ini sama seperti kemarin maka termasuk orang yang rugi,
adapun barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari kemarin maka termasuk orang
yang celaka. Jika kita cermati, sejatinya hitungan yang digunakan oleh
Rasulullah saw adalah “hari” bukan “tahun”. Oleh karenanya, kita tidak perlu
menunggu pergantian tahun untuk berubah lebih baik. Namun meskipun begitu,
tidak ada salahnya jika kita membuat resolusi untuk tahun yang mulai kita
masuki ini, misalnya untuk tahun 2017 ini kita akan menambah wawasan
pengetahuan kita, atau kita akan menjadi semakin tambah ilmu, atau kita akan
berbagi ilmu pada masyarakat, dan lain sebagainya.
Apapun
resolusi kita di tahun 2017 ini, tentunya kita berharap lebih baik dari
sebelumnya. Kita tentunya akan berusaha berbuat baik dan lebih baik lagi.
Seberapa pun perbuatan baik kita, sesungguhnya tetap akan dinilai dan mendapat
balasan dari Allah swt. Bukankah kelak di akhirat, kebaikan kita yang hanya
seberat “dzahrah” pun akan mendapat pahala untuk diikutkan dalam
timbangan amal? Oleh karenanya, janganlah berkecil hati jika kita ini dalam
keadaan miskin harta sehingga kurang mampu bersedekah untuk mendapatkan pahala
sedekah, toh pada hakikatnya kita masih bisa mendapatkan banyak pahala dari
jalan lain semisal jalan berbuat baik.
Adapun salah
satu jalan untuk berubah hidup lebih baik adalah dengan ilmu. Dalam hal ini,
kita bisa mencermati keadaan sekeliling kita, bahwasanya jika seorang pedagang
ingin bertambah sukses usahanya maka dia harus terus menambah ilmu pengetahuan
dagangnya, jika seorang sopir ingin lebih sukses usahanya maka dia harus
menambah ilmu pengetahuan transportasinya, jika seorang petani ingin bertambah
sukses usahanya maka diapun harus menambah ilmu pertaniannya. Semua orang harus
terus menambah ilmunya, karena dunia ini terus berlari dengan peradabannya.
Jika kita tertinggal, maka kita harus mengejar, sebab jika kita merasa puas
dengan kondisi kita saat ini dan enggan menambah keilmuan kita, maka sejatinya
kita akan semakin jauh tertinggal.
Kemudian kita
juga harus menyadari bahwasanya bukan hanya keilmuan duniawi saja yang harus
bertambah, melainkan ada yang lebih penting yaitu keilmuan pemahaman agama kita
beserta implementasinya. Apalah guna pandai ilmu dunia namun bodoh dalam ilmu
agama? Meskipun ilmu dunia itu merupakan hal yang penting, namun jika tidak
diimbangi dengan ilmu agama, maka bisa jadi justru akan mengotori jiwa kita.
Apalagi jika sudah memasuki ranah ilmu politik dan ilmu ekonomi, jika tanpa
diiringi ilmu agama maka akan membuat manusia kotor jiwanya dan kemudian
menjadi monster mengerikan. Oleh karena itu, mari kita cermati pesan dalam
al-Qur’an surat asy-Syams ayat 7-10 yang artinya “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.”
Mengingat betapa pentingnya jiwa yang suci dalam
menjalani kehidupan, maka sudah selayaknya kita terus menambah daya upaya untuk
menjalani penyucian jiwa tersebut. Proses belajar untuk mensucikan jiwa
ini akan terus berlangsung seumur hidup sehingga tujuan proses ini dapat
tercapai. Adapun tujuan tersebut sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran
ayat 102 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”
Oleh
karena betapa pentingnya ilmu agama untuk menjadi dasar bagi ilmu dunia, maka
kita telah diperingatkan dalam al-Qur’an surat At-Taubah ayat 122 yang artinya “Tidak
sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.” Dalam ayat ini kita dapat melihat betapa memperdalam
pengetahuan agama mendapat porsi penting dan sejajar dengan jihad berperang di
jalan Allah. Mari kita cermati juga sebuah hadits yang artinya: “Dan barangsiapa
menempuh suatu jalan demi mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR Muslim).
Jika kita sudah berubah lebih baik dalam bidang ilmu, maka kemajuan ilmu pengetahuan tersebut akan menjaga
eksistensi kita
dalam memajukan peradaban serta keluhuran derajat kita sendiri.
Hal ini telah tersirat dalam al-Qur’an surat
al-Mujadilah ayat 11 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman
apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan sebanyak beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Berbekal keyakinan ketinggian derajat orang
yang berilmu, maka marilah kita berusaha terus untuk menjadi lebih baik dalam
pemahaman sebuah ilmu dan semakin giat mencari tambahan ilmu lagi. Sesungguhnya jika Allah sudah mengangkat
derajat kita maka tak ada manusia lain yang mampu menjatuhkannya.
Semoga
Allah meridhai itikad baik kita untuk berubah menjadi lebih baik di masa-masa
yang akan datang. Semoga kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik di
masyarakat tempat kita bersosialisasi. Semoga kita menjadi manusia yang berguna
bagi orang lain. Aamiin …
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar