buletin ini terbit secara rutin tiap hari Jum'at di masjid agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo

Jumat, 15 Juni 2018

DI JALANAN PUN ADA IBADAH


   Edisi 11 th IX : 30 Maret 2018 M / 12 Rajab 1439 H
DI JALANAN PUN ADA IBADAH
Penulis: Marsudi, S.Pd.I (TPQ al-Mukmin Bangunsari)
Segala puji hanyalah bagi Allah Sang Pencipta semesta raya yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 102 yang artinya: “Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam (yang sempurna)”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi Muhammad s.a.w. yang telah memberikan berbagai motivasi dan suri tauladan pada segenap umat manusia agar mendapat keberkahan hidup dalam setiap gerak tubuhnya.
 Sesungguhnya keberkahan hidup memang bisa didapat kapan saja dan di mana saja jika kita memang menghendaki dan mencarinya. Dalam keseharian aktifitas, tentunya kita akan berjalan dari satu tempat ke tempat lain. Rasanya kecil kemungkinan bahwa rizki akan mendatangi kita hanya dengan duduk di rumah dan tak ke mana pun untuk melakukan aktifitas. Dalam hal ini, senyampang beraktifitas sehari-hari, ternyata ada banyak hal yang bisa kita lakukan bernilai ibadah selama kita melakukan perjalanan mencari rizki yang ditebarkan Allah di muka bumi ini. Salah satu contoh yang mungkin kita anggap sepele namun ternyata luar biasa adalah seperti tergambar dalam hadits berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ عَلَى الطَّرِيقِ غُصْنُ شَجَرَةٍ يُؤْذِي النَّاسَ فَأَمَاطَهَا رَجُلٌ فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ


Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., beliau bersabda, "Pada suatu jalan terdapat ranting pohon yang mengganggu orang-orang, maka seorang lelaki menyingkirkannya, dan iapun akan dimasukkan ke dalam surga. " (Muttafaq Alaih).
            Hadits tersebut menggambarkan adanya “hanya” sebuah ranting pohon yang mengganggu lalu lintas, lalu disingkirkan oleh seseorang. Amalan “sepele” ini ternyata membawa orang tersebut ke surga. Bukankah ini luar biasa? Hadits tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan banyak hadits penguatnya. Mari kita cermati dua hadits berikut ini yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَنْتَفِعُ بِهِ قَالَ اعْزِلْ الْأَذَى عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata, "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat kuambil manfaatnya.' Beliau menjawab, singkirkan penyakit (sesuatu yang membahayakan) dari jalan (yang biasa dilalui) kaum muslimin." (HR Muslim).

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ أُمَّتِي بِأَعْمَالِهَا حَسَنِهَا وَسَيِّئِهَا فَرَأَيْتُ فِي مَحَاسِنِ أَعْمَالِهَا الْأَذَى يُنَحَّى عَنْ الطَّرِيقِ وَرَأَيْتُ فِي سَيِّئِ أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ فِي الْمَسْجِدِ لَا تُدْفَنُ
Artinya: Dari Abu Dzar, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda, "Ditampakkan kepadaku umatku dengan amal perbuatannya, amal baik dan buruknya. Lalu kulihat di dalam amal-amal baiknya terdapat penyakit (sesuatu yang membahayakan) yang ia singkirkan dari jalan, dan kulihat amal-amal buruknya adalah berdahak di dalam masjid yang tidak ditimbun (ditutupi)nya kembali. "  (HR Muslim).
Dua hadits tersebut jelas merupakan penguat dari hadits pertama. Banyak hadits lain yang berkaitan dengan hal ini. Dan kita bisa mengambil kesimpulan, ternyata ladang ibadah itu disiapkan di manapun kita berada. Ternyata saat kita di jalan dan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat pun, kita juga bisa mengeruk pahala luar biasa. Memang interaksi sosial yang dalam Islam disebut hablum minan nas merupakan hal yang tidak bisa kita kesampingkan dalam hidup. Apapun yang terjadi, kita harus tetap melakukan hablum minan nas tersebut.
Islam tentunya mengajarkan banyak hal terkait dengan hubungan sosial masyarakat. Salah satunya adalah bagaimana selayaknya jika kita berjumpa dengan sahabat maupun kawan biasa saat kita berada di jalan atau di suatu tempat. Mari kita cermati hadits berikut ini:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِي بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ لَا قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لَا وَلَكِنْ تَصَافَحُوا


Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, "Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah sebagian dari kami harus menunduk kepada sebagian lainnya?" Beliau menjawab. "Tidak." Kami bertanya lagi, "Apakah sebagian kami harus memeluk sebagian lainnya?" Beliau menjawab, "Tidak. Tetapi berjabat tanganlah kalian." (HR Ibnu Majah).
Dalam hadits ini Rasulullah menyuruh untuk berjabat tangan dan tidak mengharuskan berpelukan. Namun jika memang lama tidak bertemu, tentu saja boleh berpelukan asal tidak berlebihan. Namun yang utama adalah berjabat tangan. Kenapa berjabat tangan? Ada banyak fadhilahnya, diantaranya diungkapkan dalam hadits berikut ini:

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا
Artinya: Dari Al-Barra' bin 'Azib berkata, "Rasulullah s.a.w. bersabda, 'Tidaklah dua orang muslim saling bertemu, lalu keduanya berjabatan tangan, kecuali diampunilah dosa keduanya sebelum mereka berdua berpisah." (HR Ibnu Majah)
            Hadits tersebut menyebutkan fadhilah yang luar biasa berupa diampuninya dosa kedua orang yang berjabat tangan tersebut. Padahal sebagaimana kita ketahui bahwa kita bisa dengan mudah membuat dosa jika kita sedang bersama orang lain. Tanpa kita sadari kita terlanjur menggunjing, kita terlanjur bercanda yang keterlaluan, kita terlanjur mengucapkan kata yang ternyata menyinggung perasaan, dan lain sebagainya. Alangkah beruntungnya kita jika ternyata bahwa kita terampuni dosa-dosa yang kita sengaja maupun tidak hanya dengan melalui jabat tangan dengan kawan atau sahabat saat bertemu di jalan.
            Begitulah indahnya Islam. Hal-hal yang terkadang dianggap sepele pun ternyata ada fadhillah yang luar biasa di baliknya. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah pada kita untuk tetap memegang teguh Islam yang indah ini. Aamiin.
***








Tidak ada komentar:

Posting Komentar