Edisi 02 th IX : 10 Januari 2018 M / 24
Rabiuts Tsani 1439 H
LEMAH LEMBUT
Penulis:
Pandu Maewu Kaendran (Bangunsari)
Puji syukur pada Allah swt yang telah berfirman dalam al-Qur’an surat
‘Ali Imran ayat 159 yang artinya “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
pada nabi Muhammad s.a.w. yang telah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Kita baru saja membuka kalender
baru tahun 2018. Barangkali banyak di antara kita yang telah membuat resolusi
(istilah jaman now bagi generasi sekarang) untuk dilaksanakan selama
kurun waktu tahun kalender 2018. Sebenarnya apa sih resolusi itu? Résolusi
adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang
ditetapkan oleh rapat atau musyawarah atau sidang. Adapun resolusi yang
dimaksud oleh generasi jaman now lebih condong pada resolusi pribadi
yang tidak memerlukan rapat atau musyawarah dengan siapa pun. Namun yang musti
kita garis bawahi adalah selayaknya resolusi tersebut adalah sesuatu yang bisa
mengantar kita pada indikator-indikator yang mengarah pada progres
kebaikan. Misalnya indikator tentang semakin bagusnya karakter dan sikap kita
pada orang-orang di sekeliling maupun masyarakat pada umumnya.
Saat ini jamannya
internet, di mana semua orang bisa aktif dan menjadi tokoh di media sosial.
Selain itu, siapa pun juga bisa berkomentar terhadap tulisan, sikap, maupun
aktifitas seorang tokoh di media sosial internet. Hal yang terkadang tidak kita
sadari adalah bahwa kita ternyata bisa menjadi orang lain di media sosial
internet atau kita bisa memiliki karakter yang berbeda dengan kehidupan nyata.
Seorang ibu rumah tangga yang aslinya lemah lembut dan penuh kasih sayang pada
keluarga, bisa berubah menjadi pemarah dan berani menghujat seorang tokoh “yang
dianggapnya” antagonis. Seorang anak belasan tahun yang baru belajar agama
secara intensif seminggu sekali, bisa berubah menjadi hakim dan berani
menjustifikasi seorang ulama yang puluhan tahun bergelut dengan ilmu agama. Dan
masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.
Menyikapi hal-hal
tersebut, alangkah baiknya jika kita mencermati hadits berikut ini tentang
kelemah-lembutan dalam sikap kita:
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ
عَائِشَةَ عَنْ الْبَدَاوَةِ فَقَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْدُو إِلَى هَذِهِ التِّلَاعِ وَإِنَّهُ أَرَادَ
الْبَدَاوَةَ مَرَّةً فَأَرْسَلَ إِلَيَّ نَاقَةً مُحَرَّمَةً مِنْ إِبِلِ
الصَّدَقَةِ فَقَالَ لِي يَا عَائِشَةُ ارْفُقِي فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ
فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا زَانَهُ وَلَا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا شَانَهُ
قَالَ ابْنُ الصَّبَّاحِ فِي حَدِيثِهِ مُحَرَّمَةٌ يَعْنِي لَمْ تُرْكَبْ
Artinya:
Dari Miqdam
bin Syuraih, dari ayahnya berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah tentang
kehidupan ala badui? Ia menjawab: “Rasulullah s.a.w pemah pergi (dan tinggal) ke
daerah orang badui yang hidup di pancuran air. Beliau ingin sesekali merasakan
hidup ala badui. Maka dikirim kepadaku seekor unta betina yang belum pernah
ditunggangi hasil pemberian seseorang. Kemudian beliau bersabda: Wahai
Aisyah, bersikaplah lemah lembut, sesungguhnya sikap lemah lembut itu tidak
terletak pada sesuatu melainkan akan menambah kebagusan padanya (menghiasinya),
dan tidaklah terlepas dari sesuatu melainkan akan menambah keburukan (padanya)."
(HR Abu Dawud). Hadits ini mengajarkan pada kita bahwa apapun
yang kita lakukan, selayaknya dilakukan dengan lemah lembut. Ketika kita tidak sepakat
dengan seseorang, jika kita lakukan dengan tanpa kelemah-lembutan, maka akan
menambah keburukan pada sikap kita, dalam arti kita berubah menjadi orang yang
arogan. Sebaliknya, jika kita lakukan dengan lemah-lembut, maka akan menambah
kebaikan pada sikap kita, dalam arti kita berubah menjadi orang yang sopan.
Lalu
bagaimana jika kondisi kita sedang dalam emosi tinggi atau marah? Apakah kita
tetap harus lemah-lembut? Hal inilah yang sangat sulit untuk diimplementasikan.
Namun ada baiknya kita cermati hadits berikut ini:
عَنْ
سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ
دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ
Artinya:
Dari Sahl bin Mu’adz dari ayahnya, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barangsiapa dapat menahan amarah sementara ia
mampu meluapkannya, maka pada hari kiamat kelak Allah akan
memanggilnya di antara para makhluk hingga ia dipersilakan untuk memilih
bidadari sesuka hatinya" (HR Ibnu Majah). Hadits ini
menggunakan metode sebab-akibat, di mana sebab mampu menahan marah maka
berakibat Allah akan memanggilnya dan mempersilahkan memilih bidadari sesuka
hati. Point terpenting bukan pada “bidadari” namun pada bagaimana Allah
meng-istimewa-kan dengan cara memanggil di antara makhluk-makhluk
lainnya kemudian dipersilahkan untuk menikmati hasil kerja keras-nya di
dunia dalam menahan amarah dengan sikap lemah lembut. Hadits tersebut sangat
sinkron dengan hadits berikut yang menyatakan bahwa lemah-lembut berkaitan erat
dengan kebaikan. Sedangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebaikan
pastilah bemuara pada pahala yang semakin mendekatkan kita pada Allah.
.
عَنْ جَرِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُحْرَمُ الرِّفْقَ يُحْرَمُ
الْخَيْرَ كُلَّهُ
Artinya:
Dari Jarir, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang
diharamkan dari sifat lemah lembut berarti ia telah diharamkan dari berbagai
kebaikan '. " (HR Abu Dawud).
Terkait dengan sikap
lemah lembut ini, maka berbahagialah bagi orang yang diberi anugerah oleh Allah
berupa karakter lemah lembut sejak lahir. Pada realitanya memang tidak semua
orang mampu bersikap lembut dengan mudah. Banyak orang yang memerlukan kerja
keras untuk merubah karakternya agar lebih lemah lembut. Oleh karenanya marilah
kita sering berdoa agar diberi hidayah untuk berlemahlembut dan bukan justru
dijauhkan dari lemah lembut. Semoga Allah meridhai kita. Aamiin ...
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar